Depresso

166 0 1
                                    

Langit telah teduh, menelanjangi pikiran dengan iringan Payung Teduh. Celaka bagi mereka yang menemui rindu bersama perpisahan. Bersekutu dengan waktu. Berusaha menghadirkan dua kasih sayang. Ben tidak terlalu mahir bersembunyi, dari kenyataan bahwa dia telah di khianati kasih sayang untuk kesekian kali nya. Tangan nya mulai bergetar. Hati nya berdistraksi hebat dengan kecemasan kehilangan cangkir Espresso. Ben kalut di bunuh Depresso. Takdir telah merencanakan Kardiovaskular kepada Ben. Satu teguk kopi sama seperti racun yang menyegerakan Ben untuk bertemu dengan Tuhan.

Di sisi lain Paman Roby sedang membicarakan penyakit yang sedang Ben derita. Ada harapan di balik raut muka Paman roby, pada penyakit yang sedang di derita Ben.

"Gimana perkembangan anak saya Dok ?"

"Setelah di lakukaan pemeriksaan lebih lanjut. Ben hanya mengalami gejala Kardiovaskular saja. Untuk selanjutnya harap di jaga lebih baik lagi kondisi jantung nya"

Paman Roby sedikit kaget dengan apa yang di katakan Dokter. Ben tidak bercerita apa-apa mengenai penyakit yang sedang dia alami.

"Terima kasih Dok. Jadi Ben bisa istirahat di rumah ?"

"Ben sekarang boleh istirahat di rumah. Dengan syarat pemberian Obat yang harus rutin di minum setiap hari."

Mendung hilang, tanpaawan yang bergerak pulang. Paman Roby sangat senang tapi di sisi lain, inimenguatkan asa untuk membawa Ben menuju perancis, menghindari pekerjaan nyamenjadi Barista.    

Filosofi Kopi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang