Setelah perdebatan ini akhirnya Ben bisa beristirahat, mencoba menenangkan diri tanpa secangkir Kopi.
"Ben, lo bisa tidur disini. Tapi lo harus ikutin aturan disini, ini Paris bukan Indonesia. Setiap individu punya tanggung jawab. Jarang toleransi, semua orang punya kesibukan. Lo harus biasa sama situasi kaya gini."
"Iya Mr.Jody, gua bakal nurut ko"
"Lusa lo udah kuliah Ben, gua enggak bisa nanggung makan lo setiap hari disini. Lo harus kerja Part time supaya bisa makan"
"Gua enggak mau. Gua mau liburan disini. Lo mau apa Jod ?"
"Kali ini aja Ben, lo bisa enggak buat onar ? Lagian lo bakal dapet Uang darimana ?"
"Cuan..Cuan di mata lo uang segalanya ? Lo pikir Uang bisa buat gua bahagia ? enggak Jody enggak."
"Lo enggak usah munafik Ben. Lo kesini karena Bokap gua, Bokap lo mana ? Emang peduli sama lo ?"
"Jangan pernah bawa nama Bokap gua !"
Ben terlalu percaya dengan mimpi nya. Melahirkan Obsesi yang tidak bisa di terima logika seperti Jody. Purnama datang di langit Perancis, semua tertidur bersama dengan harapan yang akan lebih baik di hari esok. Jody masih sibuk dengan tugas yang harus segera di selesaikan. Ben memandangi secarik surat yang di berikan oleh Aga.
"Jadi gini kerjaan lo setiap hari Jod ?"
"Ya iyalah, Gua harus beresin ini biar besok Presentasi gua enggak ngaco sama client"
"Tau enggak lo Jod, lo kaya apa ?"
"Apaan ?"
"Lo udah kaya Mesin Kopi"
"Tapi merek nya Bialetti yang keren Ben."
Suasana menjadi cair. Persahabatan mereka sangat Profesional, Ideologi berbeda bukan alasan menjadi musuh. Saling menghargai dan mendukung satu sama lain, untuk menjadi yang terbaik dalam bidang nya.
Ben masih bingung dengan secarik kertas yang berisikan alamat paman Aga.
"Jod, gua mau tanya sama lo dong"
"Nanya apaan Ben ?"
"Lo tau alamat ini enggak ?"
Ben menujukan secarik kertas kepada Jody.
"Ini sih Coffe Shop langganan gua. Gua tau nih alamat nya"
"Besok anter gua yah. Gua ada urusan penting sama Barista nya"
"Emang Barista ini siapa ? Mending lo buat janji dulu, ini Perancis. Semua orang punya kesibukan mereka masing-masing"
"Udahlah Jod, lo tinggal nganter aja repot amat. Lagian dia itu Paman si Aga."
"Gua bakal anter lo kesana, tapi lo mau ngapain kesana ? Mending lo kuliah, pulang kuliah gua anterin kesana deh"
"Yaudah, atur aja sama lo Jod. Tapi awas aja kalau lo engga nganterin gua"
Matahari berputar kembali pada poros nya. Ketika pertanyaan kembali di jawab oleh waktu, ada yang berhasil menang, ada yang berhasil kalah. Tidak ada yang benar-benar tetap sebelum dan sesudah terjadi. Ini adalah hari pertama Ben Kuliah, Ben cukup bingung dengan suasana Kampus. Sangat berbeda dengan pertama kuliah, ini kekalahan Ben yang tidak bisa di pungkiri, setelah kemenangan nya menjadi Barista akan dia raih.
"Jod, ini ko kampus gede banget ?"
"Iyalah, seluruh orang dari semua Negara ada disini. Gua tunjukin kelas lo sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Filosofi Kopi 2
AdventureBen ketika berumur 17 tahun selalu dihadapkan oleh pilihan sulit dalam hidupnya. kemunculan Dee sebagai wanita Pernacis membuat keadaan semakin tidak membaik. Petuah demi petuah dia terima dari geti nya sebuah kehidupan. Di satu sisi, Jody mengalami...