Jody dan Dee menuju Charles de Gaulle Airport tempat dimana Pesawat Ben akan tiba. Tidak ada persiapan khusus untuk menyambut Ben. Hanya saja ada kecemasan dari raut wajah Dee, perasaan siapa yang harus dia jaga ? Jody Lelaki yang akan menikahi nya, atau Ben Lelaki yang membuat nya jatuh cinta kembali. Dilema perdebatan memilih siapa, yang akan berdampak pada seluruh kisah cinta Dee. Sekali lagi penetrasi menemui iritasi, menyudutkan logika untuk semua perasaan, mimpi buruk menjadi semakin nyata. Cendrawasih akhirnya datang menemui permaisuri, menuntut janji memenuhi hati.
"Jody, aku ke air dulu sebentar yah."
"Yaudah aku tunggu Ben dulu, nanti langsung ke cafetaria yah"
Ben melihat Jody dari kejauhan, pertemuan pertama setelah beberapa tahun mereka tidak bersua.
"Jod ! Ini gua Ben. Gua Ben masih inget kan lo ?"
Jody tidak sadar siapa di depan nya, lelaki lusuh seperti Jack Sparow yang mengaku sebagai Ben.
"Ah serius, masa lo engga kenal gua sih Jod ?
"Lo siapa ? Ben ? Bukti nya ?"
"Masa gua harus liatin bekas kesiram air panas dulu sama lo"
"Hahaha Ben, gimana kabar lo ? Lama banget kita enggak ketemu"
"Males gua ketemu sama lo. Udah jadi orang Paris lupa sama kawan lama"
"Bukan gitu Ben, gua kaget liat lo kaya gini. Gimana Filosofi kopi ?"
"Sory Jod, lo enggak perlu tau Filosofi Kopi kaya apa sekarang. Lo cuma perlu tau, gua disini buat itu."
"Iya deh gua minta maaf udah ninggalin gitu aja, udahlah mending kita minum Kopi dulu, sekalian gua mau kenalin lo sama calon Istri gua."
"Bagus banget lo Jod. Udah tinggalin Filosofi Kopi lo mau tinggalin Ayah juga ?"
"lo jet lag apa gimana sih Ben ? Ini di Bandara, lo mau brantem sama gua disini ? mending kita ngobrol di cafetaria, dari pada disini banyak orang, enggak malu apa lo ?"
Jody mengajak Ben menuju cafetaria di Bandara, untuk membuat tenang Ben. Jody paham bila ingin berbicara dengan Ben harus dengan Kopi. Untuk sebagian orang Kopi tidak hanya penahan tidur, Kopi juga menjadi awal peradaban manusia di mulai.
"Lo mau pesen Kopi apa Ben ? Gua tau Kopi paling enak di Perancis."
"Gua enggak minum Kopi lagi Jod, udah 1 bulan gua berhenti minum Kopi"
"Lo dateng kesini, marahin gua karena gua enggak loyal sama Filosofi Kopi. Lo liat diri lo sendiri, respect aja enggak sama Kopi"
"Lo inget satu hal Jod, gua sakit gini karena siapa ? Kopi. Gua tinggalin kuliah gini karena apa ? Kopi. Bukan gua yang mau kaya gini, gua pengen banget kaya lo. Sukses, mapan jadi idola cewe. Bisa minum Kopi yang lo mau"
"Jadi lo mau jadi Barista, terus lo enggak tau rasa kopi yang lo buat ?"
"Menurut lo kaya gimana ?"
"Lo gila Ben. Enggak ada orang yang bakal mau minum Kopi lo"
"Lo liat Barista disana. Dia nyicipin Kopi yang dia buat engga ?"
"Jadi lo pikir, lo bakal bisa buat Kopi, tanpa tau rasa Kopi yang lo buat ? whats a freak gua enggak setuju sama ide lo Ben. Emang tujuan lo ke Paris buat apa ? Buat kuliah Ben, Bokap pasti bakal kecewa sama lo, kalau tau lo kesini cuma jadi Barista."
Hujan telah terjadi diantara perbincangan Ben dan jody. Petir kembali datang dengan seluruh amarah yang akan dia tunujukan. Dee datang menemui Ben dan Jody
"Halo"
"Dee, kenalin ini Ben. Saudara aku dari Indonesia. Yang sering aku ceritain ke kamu, dia Barista terbaik di Indonesia loh"
Tidak ada alasan untuk Ben menolak tatapan Dee, Ben terdiam sejenak, melihat Dee menelanjangi nya dengan tatapan seolah tidak terjadi apa-apa.
"Hai aku Dee, Pacar Jody"
"Gua Ben"
Ben tersenyum menanti selanjutnya. Tapi dia hanya ingin sudah, Ben ingin istirahat sejenak. Menunggu siap dari semua ini.
alse,"o����Iդ
KAMU SEDANG MEMBACA
Filosofi Kopi 2
AdventureBen ketika berumur 17 tahun selalu dihadapkan oleh pilihan sulit dalam hidupnya. kemunculan Dee sebagai wanita Pernacis membuat keadaan semakin tidak membaik. Petuah demi petuah dia terima dari geti nya sebuah kehidupan. Di satu sisi, Jody mengalami...