I

41.4K 754 10
                                    

David menyesap kopi hitam nya, ia memutuskan untuk beristirahat sejenak setelah rapat dengan salah satu kolega bisnis dari negara adikuasa yang cukup alot, meskipun diakhiri dengan persetujuan kerja sama.

"Xander. " Suara baritonnya menjawab panggilan telpon dari seseorang.

" Saya sudah menemukan beberapa bukti, sir. "

" Good job, kirim data nya ke email ku Norman. "

" Baik, tuan. "

David bersandar pada kursi kebesarannya, ia mengusap pelipis nya dan senyuman jahat terukir di bibir indah miliknya.

" Its over. "

Ucapnya selagi ia memeriksa data yang baru saja Norman kirim. Abraham Surya, kelahiran lima puluh tujuh tahun yang lalu, seorang pria tua yang memilih menunda untuk menikmati masa tuanya dengan mencoba mempertahankan perusahaannya yang hampor bangkrut dengan melakukan peminjaman dana ke perusahaan milik David beberapa tahun yang lalu, sayangnya ia gagal mengembalikan hutangnya yang bernilai cukup besar dan perusahaannya hampir bangkrut.

Istrinya bernama Veni Surya, dan anak perempuan semata wayangnya, Naila Fredella. David membuka salah satu dokumen yang berisi foto foto yang berhasil anak buahnya kumpulkan, ia membuka satu persatu foto yang kebanyakan menunjukkan aktivitas Abraham dan Veni yang di ambil tanpa ada persetujuan, namun ada foto seorang perempuan yang langsung menyita perhatian seorang Xander.

"Norman, atur pertemuanku dengan Abraham besok. "

" Baik Tuan. "

David memutuskan panggilan telpon nya sepihak, tak ada ucapan terimakasih ataupun salam. David berdiri dari duduknya dan mengenakan jas miliknya, ia mengambil handphone nya dan berjalan meninggalkan ruangannya.

" Rita, batalkan semua jadwalku sampai jam makan siang. "

" Tapi tuan anda punya pertemuan dengan.. "

David membalikkan tubuhnya menghadap Rita dengan tatapan tajam, menandakan ia tidak mau mendengar dan tak mau di bantah.

" Baik Tuan. " Kata Rita lemah dan bercampur sedikit jengkel meskipun tidak ia tunjukkan, karena ia harus mengatur ulang jadwal bos nya, astaga.

Ia melangkahkan kakinya ke arah lift khusus, ia menelepon Norman ketika ia berada di dalam lift, ia memerintahkan untuk menyiapkan mobil.

Saat sudah berada di lobby ia berpapasan dengan karyawannya yang hanya ia tanggapi dengan anggukan kecil. Norman menunduk hormat dan membukakan pintu penumpang, ketika ia sudah berada di tangga terakhir lobby kantor. David langsung menutup pintu mobil ketika Norman membukakan untuk dirinya.

"Kau jaga di sini. " Perintah David datar.

"Tapi tuan.. " David merubah tatapan matanya menjadi tajam.

" Maafkan saya Tuan. "

David tidak menanggapi omongan Norman, Ia langsung masuk dan menginjak pedal gas mobilnya meninggalkan lobby kantor.

Hari ini David mempunyai jadwal pertemuan dengan Abraham, kali ini ia akan memastikan akan mendapatkan apa yang ia inginkan.

" Selamat datang Mr. Abraham. " Sapa basa basi David saat sekertaris nya Rita mengantar Abraham masuk ke ruangannya.

" Terima kasih Mr. David. "

" well, saya gak akan basa basi lagi. Saya mengundang Anda untuk membicarakan masalah utang utang yang anda miliki dengan perusahaan saya. " Raut wajah Abraham berubah menjadi tengang dan memucat.

" Anda sudah tahu bahwa hutang anda pada perusahaan saya dan sudah jatuh tempo beberapa bulan lalu. " lanjut David Ia berdiri dari kursi kebesarannya dan berjalan mendekat ke Abraham." seharusnya anda tahu, betapa baiknya aku tidak langsung datang dan mengobrak abrik perusahaan mu, orang orangku tidak akan keberatan untuk melakukannya.

My Devil Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang