XXXIII

7.3K 305 20
                                    

Sore ini hujan turun dengan derasnya, membasahi aspal jalan raya padahal siang tadi cuacanya  sangat panas. David masih enggan beranjak dari kursi dan meja kerjanya, tangannya masih sibuk menari di atas keyboard laptop dan beberapa berkas di sisinya. Sekertarisnya sudah pamit lebih dulu meninggalkannya meskipun biasanya dia akan menunggu David hingga selesai, namun sekertarisnya sedang ada urusan yang mendesak. Hingga pukul tujuh malam David baru mengalihkan fokusnya dari layar laptop dan tumpukan kertas yang sedari tadi menyita waktunya. Ia melepaskan kaca mata yang bertengger kokoh di batang hidungnya, matanya masih sehat dan berfungsi tak kalah baik namun ia memilih mencegahnya dengan menggunakan lensa anti radiasi dan cahaya biru yang dapat merusaknya.

David mendial nomor Norman agar pria itu segera menyiapkan mobil di depan lobi kantor, ia ingin cepat sampai ke rumah tubuhnya sudah lelah.  Norman membuka pintu mobil untuk David sementara tangannya menenteng tas kerja yang biasa David bawa ke kantor, namun langkahnya tertahan saat ia melihat seorang perempuan yang sangat ia yakini sedang melihat ke arahnya dan David, ralat bahkan dia memandanginya. David yang menyadari perubahan Norman mengikuti arah pandangannya, mencari hal apa yang membuat Norman sampai terpaku, David mengerutkan keningnya mencoba memfokuskan pandangannya pada perempuan itu ia ingin memastikan bahwa penglihatannya tak salah.

1

2

Deg.

Dunianya terasa berhenti berputar, perempuan itu tersenyum hangat dan tulus ke arahnya, dan perlahan langkahnya mempersempit jarak antara dirinya dengan David dan Norman. Bahkan senyumnya masih sehangat dulu, tak ada yang banyak berubah dari dirinya malah terlihat semakin cantik dan dewasa. Tubuhnya terlampau sempurna dan sangat cantik, namun perbuatannya kepada David dulu sungguh orang lain tak akan menyangka nya.  Norman yang lebih dulu tersadar dan mengenali siapa perempuan itu  terkejut saat David juga menyadari keberadaannya.

Ia bersumpah tak akan membiarkan dia menghancurkan kehidupan David lagi.

"Tuan Nyonya sudah menunggu Tuan di rumah, ayo kita pulang." Panggilnya berusaha untuk menyadari David dari keterkejutannya.

Norman berbuat nekat meskipun posisinya yang akan terancam, ia memilih untuk membawa paksa tubuh David masuk ke dalam kursi penumpang saat jarak perempuan itu semakin mendekati mereka berdua dan menutupnya. "Maafkan saya Tuan, tapi saya harus melakukan ini." Ia berlari secepat mungkin demi meraih pintu kursi pengemudi, dengan secepat kilat ia menarik rem tangan dan menginjak pedal gas meninggalkan lobi kantor. Ia tak ingin David kembali seperti dulu, tak akan ia biarkan baginya David lebih dari sekedar atasannya.

Kabin mobil yang mereka tumpangi terasa lebih hening dan dingin dari biasanya, David memilih diam sepanjang perjalanan. Hingga ketika mereka sudah memasuki komplek perumahan David baru membuka suaranya.

"Kenapa dia kembali Norman?" Tanya David dan Norman memilih bungkam.

Norman tahu betul siapa perempuan tadi, paras dengan perbuatannya sungguh sangat berbanding terbalik.  Ia merasa menaruh dendam dengannya, kedatangannya kembali mengorek luka yang hampir kering atau malah masih basah? Kedatangannya kembali merubah Tuannya hingga seperti sekarang.

Demi Tuhan Norman akan sekuat mungkin dan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melindungi David dari perempuan itu, terlebih Naila yang perlahan mengembalikan David seperti dulu, ia bersumpah.

"Perdalam injakan pedal gas mu Norman, aku ingin bertemu dengan Naila." Ucapnya datar dan terasa dingin.

"Baik Tuan." Jawab Norman yang sedari tadi hanya diam mengabaikan pertanyaan yang keluar dari bibir David.

Naila sudah menyiapkan makan malam, ia memasak menu makanan kesukaan David dengan bantuan Ambar, ia sengaja tidak makan malam terlebih dahulu karena ia menunggu suaminya pulang dan makan malam bersama. Sore tadi David mengirimkannya pesan memberitahu bahwa ia akan pulang agak malam, namun ia yakin suaminya sering kali mengabaikan makannya.

My Devil Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang