XVI

12.9K 376 29
                                    

David sudah tak tahan lagi, ia memilih untuk keluar dari tempat persembunyianya dan menghampiri mereka berdua. Tadi ia ingin menghampiri Naila yang sedang duduk sendirian, namun terhalang oleh laki-laki yang langsung duduk di sebelah istrinya.

"Naila. " Panggil David dengan tatapan tak suka yang jelas jelas diberikan pada Fauzan. Mereka berdua langsung mengalihkan pandangannya pada David, Naila merasa seperti kucing yang tertangkap basah mencuri ikan, dan melihat ekspresi wajah David ia yakin habis ini akan kena amarah David.

" Dav. " Kata Naila ia bangun dari duduknya menghampiri David yang hanya berdiri.

" Dav kenalin ini Fauzan teman aku waktu kuliah, Fauzan ini David suamiku. " Naila bisa merasakan aura saling mengintimidasi di antara mereka berdua.

" David suami Naila. "

" Fauzan. " Air wajahnya berubah, ada kekecewaan di dalamnya, namun ia sembunyikan dalam senyuman.

" Nai ayo. "

" Aku duluan yah. " Katanya pamit meninggalkan Fauzan sendirian dengan senyuman getir. Naila masih sama, perempuan yang sangat baik dan ramah sayangnya ia sudah menikah.

" beruntungnya laki-laki itu." Katanya sambil menatap punggung Naila dan David yang semakin jauh dari pandangan.

David berjalan mendahului Naila dengan memasukan sebelah tangannya ke dalam saku celananya. Naila berusaha untuk mensejajarkan langkah kakinya dengan kaki David yang jenjang. David terlihat sangat tampan, ia masih memakai pakaiannya sebelum berangkat dengan tambahan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancung nya, bahkan ia mendapatkan tatapan dan lambaian tangan saat melewati kolam renang resort, dan Naila jengah dengan hal itu, David suaminya.

David berhenti mendadak, Naila yang sedang sibuk dengan pikirannya sendiri menubruk punggung David. Naila mengusap kening nya yang terasa nyeri, punggung David keras. David membalikkan tubuhnya menghadap Naila setelah membuka pintu kamar mereka.

" Ceroboh. " Katanya lalu masuk meninggalkan Naila.

Naila yang melihat David sudah rapih dengan pakaian formalnya mengerutkan dahinya bingung namun masih belum bersuara. David mengambil handphone yang sedang dicharge dan berjalan keluar pintu.

" Kau makan malam sendiri, gunakan kartu yang ku beri. Aku punya urusan. " Katanya sebelum menghilang dari balik pintu.

Naila masih terpaku setelah sepeninggalan David, ia menghembuskan napasnya berat. Tak apa, lagi pula ia sudah biasa, di rumah juga ia makan sendirian jadi tidak ada bedanya bukan.

Naila makan di restoran resort dengan pemandangan pantai, ia hanya memesan makanan untuk dirinya. Angin laut menerpa tubuhnya, rambutnya tertiup angin. Dari seluruh pengunjung restoran sepertinya hanya dirinya yang sendirian, rata rata bersama pasangannya atau keluarga.

Setelah makan dan membayar, Naila memilih untuk tidak langsung kembali ke kamarnya, ia berjalan menyusuri pasir pantai, sebelah tangannya memegang sandal nya. Ia menikmati angin pantai yang terasa dingin menusuk tulang namun dinginnya angin tak sedingin sikap suaminya kepadanya. David tak pernah menganggapnya, dan hanya menganggap pernikahannya hanya untuk kepentingan bisnis.

David kembali ke kamarnya larut malam, saat membuka pintu ia langsung melihat Naila yang sudah tertidur di atas ranjang, ia meringkuk seperti kedinginan, saat mengedarkan matanya ia melihat jendela yang belum tertutup tentu saja ia kedinginan.

"Ceroboh. " Katanya sambil menutup jendela.

David mengambil posisi di sebelah Naila setelah membersihkan badannya dan juga berganti pakaian, sebenarnya ia ke Lombok bukan untuk berlibur tetapi untuk pekerjaan. olega bisnis nya dari luar negeri baru saja datang, mereka adalah calon investor di perusahaan nya jelas David memberikan pelayanan yang maksimal, contohnya dengan mengadakan rapat ataupun pertemuan di Lombok.

My Devil Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang