V

16.4K 525 3
                                    


" Kamu seharusnya ingat Naila, apa posisi mu sekarang. " bisik David, yang membuat Naila meremang di dalam rangkulan David.

David berbahaya, Naila sudah menyadarinya sejak pertemuan pertama mereka. Ia terlalu berkuasa, dingin, misterius dan tak tersentuh. Ia sulit untuk di tebak, seperti ada tembok beton besar yang sulit untuk di tembus. Contohnya saja ketika ia mengatakan akan pergi ke Seattle, tapi sekarang? Ia ada di acara pesta anniversary tuan Firman dan Nyonya Risa.

Naila bingung dengan dirinya sendiri, kemarin ia sudah susah payah meyakinkan dirinya untuk menikah dengan David, tetapi sekarang keraguan kembali datang. Namun satu sisi, Naila tidak bisa menolaknya, karena ia sudah menjadi barang jaminan, barang jaminan, setidak berharganya kah dia menjadi barang jaminan, dan kenyataan itu membuat hatinya merasakan perih.

" Aku pergi ke Seattle malam ini. " Kata David memecah keheningan di kabin mobil miliknya. David membuka tuxedo hitamnya, ia membuka dasi, dan dua kancing teratasnya, lengan kemeja nya ia lipat hingga sebatas siku, semua itu tidak luput dari pandangan Naila, entah kenapa semua gerakan yang David lakukan terlihat elegan dan sexy. Tatapan Naila yang sedang memperhatikan tertangkap basah oleh David, tatapan David terlihat semakin tajam di bawah cahaya yang temaram. Naila berusaha untuk memutuskan tatapannya dengan membuang pandangan ke luar kaca, David diam-diam tersenyum saat melihat pipi Naila yang bersemu merah saat dirinya tertangkap basah sedang memperhatikannya.

Tangan David dengan lancang jatuh di atas paha Naila, Naila yang terkejut dengan gerakan David spontan menjauhkan tangannya dari atas pahanya.

"Kamu sangat sensitif Naila. " David mendekatkan dirinya ke Naila, dan membisikan kata yang menurut Naila sangat frontal. Naila meremang ia berusaha menjauhkan tubuhnya dari David, sekarang ia terlihat seperti kelinci yang akan di mangsa.

" Tuan kita sudah sampai. " Norman memecah keheningan. Setelah kejadian tadi, Naila dan David memilih untuk diam, Naila tertidur dalam perjalanan sedangkan David memilih untuk melanjutkan pekerjaannya.

" Naila, bangun. " Kata David lembut, nada suaranya sangat berbeda dengan David yang biasanya, tidak ada nada suara dingin dan mengintrogasi. Ia mengusap lembut pipi Naila, Naila yang terusik perlahan membuka matanya, Naila terkejut saat melihat David sangat dekat dengannya ia reflek ia memundurkan tubuhnya dan ia terbentur oleh pintu mobil.

"Auww.. " Rintih Naila, ia mengusap kepalanya yang terasa sakit.

" Kenapa kamu sangat takut dengan ku Naila? Aku tidak akan memakan mu. " Kata David. " Kecuali jika kamu yang mengizinkan ku. " Lanjutnya.

" Kita ada di mana? " Tanya Naila, mengabaikan kalimat David yang sangat frontal.

" Bandara." Jawab datar David, sikap nya yang asli sudah kembali.

"Bandara? " Tanya Naila bingung, ia mengerutkan kening nya. Kenapa ia berada di bandara? Sepertinya otak nya belum bekerja secara penuh.

" Ayo turun, atau aku gendong. " Kata David, ia membuka pintu dan meninggalkan Naila yang masih duduk dengan kebingungan bersamanya.

" Sudah semua? " Tanya David pada Norman yang sedang menurunkan barang bawaannya.

" Sudah Tuan. "

" Terimakasih Norman. " Ucap David, ia mengalihkan fokusnya pada Naila yang berdiri di sebelahnya, ternyata gadis itu memilih untuk turun sendiri dari pada di gendong nya.

" Ayo ikut aku. " Kata David, ia mengambil telapak tangan Naila dan menggenggam nya, sementara tangan kanannya membawa koper dan tukedo yang tadi ia kenakan. David berhenti tepat di depan pintu keberangkatan internasional, Naila yang tidak siap menabrak punggung David yang keras.

"Auww.. " Rintih Naila, ia mengusap keningnya.

" Astaga Naila, kenapa ceroboh sekali! " Kata David suaranya terdengar lebih tinggi, Naila yang terkejut dengan nada suara David yang berubah, sedikit terperanjat ke belakang." Kamu tak apa? " Tanya David lagi, suaranya lebih terdengar lembut, tangannya melepas genggaman tangan Naila dan mengusap kening Naila.

" Sudah lebih baik? " Tanya David, Naila mengangguk kaku. David sangat berbeda, tentu Naila menyadarinya, David yang ini sangat manis dan lembut, berbeda dengan David yang biasanya, kaku dan dingin.

David memajukan tubuhnya dan ia mengecup dahi Naila, Naila menegang, ini tempat umum dan David dengan beraninya mengecup dahinya.

" Aku akan pergi ke Seattle malam ini. " Kata David setelah melepaskan kecupan di dahi Naila.

" Sekarang? " Tanya Naila, entah kenapa ia tidak menginginkan David untuk pergi, ia ingin David tetap bersamanya.

" Iya malam ini. " Kata David. Ia melihat ke arah arloji nya, dan kembali fokus ke Naila.

David memasangkan tuxedo hitamnya pada punggung Naila, gaun berwarna salem tanpa lengan yang Naila kenakan membuat udara malam mudah untuk menyerangnya, belum lagi rambutnya yang ia gulung ke atas yang memamerkan leher jenjang miliknya, hampir berhasil beberapa kali membuat David kehilangan kontrol atas dirinya sendiri, dan tentu David tidak akan membiarkan seseorang memandangi punggu dan leher Naila, Naila hanya miliknya seorang.

" Aku akan pergi selama satu minggu. " Kata David.

" Aku tahu. " Balas Naila cepat.

" Kamu harus berjanji tidak berbuat hal yang aneh. Kirimkan aku pesan jika kamu Ingin pergi, jangan menelepon jika bukan aku yang menelepon, kamu tahu aku pergi untuk urusan pekerjaan, tetapi aku akan menyempatkan membalas pesan mu. " Kata David, seperti seorang ayah yang sedang menasihati anak perempuannya. Hati Naila menghangat, ia luluh dengan sikap David yang sangat lembut.

Naila mengangguk kepalanya, ia tersenyum tulus ke David." Baik Dav." Kata Naila.

"Aku harus pergi sekarang. " David mendekatkan dirinya ke Naila, ia mengecup kening Naila lama dan dalam. Naila terkejut dengan tindakan berani David yang menciumnya di tempat umum, ia hanya terdiam kaku saat David menciumnya.

" Selamat tinggal, jaga dirimu baik-baik. " Kata David, dan ia meninggalkan Naila yang masih diam di tempatnya berdiri, melihat David yang hilang di balik pintu keberangkatan.

Ini apa lagi Dav? Kenapa sikap mu berubah padaku, dalam hitungan menit kau berubah menjadi orang yang sangat lembut, padahal sebelumnya kamu yang membuat ku ragu dan takut dengan dirimu.

Kenapa kamu sulit untuk di tebak Dav?

Tidakah kamu beri sedikit celah ruang untuk ku?

" All of this is just about business Naila. " Perkataan David kembali terngiang di kepalanya, perkataan yang sudah menggores luka di hatinya. Kenyataan itu membuat Naila tersadar, dirinya sudah mulai terbuai oleh pesona keindahan David. Ia salah menempatkan dirinya, seharusnya ia sadar seperti perkataan David, ia harus sadar apa posisinya yang sebenarnya, posisi sebagai barang jaminan.

Air mata Naila lolos tanpa persetujuannya, ia merapatkan tubuhnya pada pintu mobil David, mencoba bersembunyi dari Norman yang memperhatikannya dari kaca spion. Naila melepaskan tuxedo hitam milik David, ia hanya melipatnya asal dan menaruhnya di atas pangkuannya, memakainya membuat Naila merasa sesak.

Sekuat apapun ia menolak pernikahan ini, ia tidak akan bisa melakukannya, keselamatan orang tuanya sudah menjadi jaminannya, Naila lebih memilih dirinya yang tersiksa dari pada orang tua nya yang menjadi korban kekejaman David.

David berkuasa, ia bisa melakukan apapun sesuka hatinya, termasuk melenyapkan orang tuanya dengan sangat mudah dan tanpa jejak. Reputasi nya sudah di kenal di kalangan pembisnis. Seseorang yang dingin, tajam, keras, dan kaku, mereka segan jika harus bersenggolan dengan David, mereka akan memilih untuk bermain aman dari pada bermain dengan seorang David Xander.

Dan Naila terjebak dalam genggaman David Xander.

......
Wednesday, October 24th 2018
22:21

Di dedikasikan untuk kalian semua yang masih menunggu kelanjutan kisah David dan Naila. Terimakasih untuk semua yang sudah memberikan dukungan.
Nikmati sajian malam ini.

- Puan

My Devil Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang