"Appa.. Berhenti membujukku. Aku tidak mau." Mi Joo menelan sarapannya dengan kesal.
Ini masih pagi dan laki-laki paruh baya yang dipanggilnya Ayah telah membuat moodnya hancur. Ia benci jika sudah seperti ini. Rasanya pergi sekolah pun malas.
"Lee Mi Joo, apa salahnya? Teman-temanmu juga ada yang sudah menikah."
"Biarkan mereka. Aku tidak sama."
"Mi Joo-ya, menikahlah."
"Appa!!!" Mi Joo meletakkan sumpitnya, ia benar-benar kesal sekarang.
"Pernikahan ini akan menguntungkanmu. Kau akan bahagia." Tuan Lee terus berusaha meyakinkan putrinya.
"Min Gyu masih ingin sekolah, Appa. Aku ingin melanjutkan kuliah nantinya dan dia juga."
"Appa tidak yakin bisa membiayai kuliahmu. Kalau kau menikah, Min Gyu yang akan membiayaimu. Appa tidak melarang kalian melanjutkan sekolah."
"Aku bisa kerja paruh waktu. Sebanyak mungkin." Mi Joo meraih tasnya dan pergi tanpa pamit.
"Aisshhh anak itu kenapa harus mewarisi sifat keras kepalaku."
❤❤❤
"Dia pikir perkara menikah itu mudah? Dia saja bisa bercerai, lalu bagaimana denganku nantinya?" gerutu Mi Joo tanpa henti di sepanjang perjalanannya menuju sekolah.
Akibat kesal, ia jadi berangkat ke sekolah lebih awal. Sarapan yang dimakannya pun rasanya tidak sampai di perut. Karena ia tidak merasa kenyang sama sekali. Lapar juga tidak.
Tatapan mata Mi Joo berubah setajam elang saat melihat ada seorang laki-laki mengenakan seragam sekolah lain berdiri di gerbang sekolahnya.
Rasa penasaran Mi Joo tidak seperti biasanya. Ia terkesan masa bodoh hari ini karena kekesalannya masih membuncah. Ia melewati saja laki-laki itu.
"Hei kau!"
Mi Joo menghentikan langkahnya. Ia ingin menoleh tapi enggan, ia benar-benar malas. Sungguh.
"Bisa aku meminta bantuanmu?"
Bantuan? Ah, Mi Joo lemah akan hal ini. Ia tidak bisa membiarkan begitu saja orang yang ingin meminta bantuannya. Ia pun menoleh.
"Meminta bantuanku?" tunjuk Mi Joo pada dirinya sendiri.
"Ne."
Mi Joo mendekati murid laki-laki tadi, "Apa?"
Sebuah amplop terulur. Mi Joo mengambilnya.
"Bisa kau berikan surat ini pada Jeong Ye In? Dia murid kelas 1-3."
Mi Joo tampak asing dengan nama yang disebutkan laki-laki itu. Karena ia sendiri murid kelas tiga. Jadi ia tidak terlalu sering mendengar nama murid kelas satu. Ia membolak-balik surat tersebut.
"Apa ini aman? Maksudku, apa kau tidak sedang berusaha meneror gadis yang kau maksud?"
"Iya. Itu aman. Aku berani bertanggung jawab."
"Baiklah. Siapa namamu?"
"Eoh?" laki-laki itu tampak bingung karena tiba-tiba Mi Joo menanyakan namanya, terdengar cukup agresif.
"Jangan salah sangka. Aku menanyakan namamu karena perlu memberitahu murid kelas satu itu siapa yang memberinya surat ini." Mi Joo buru-buru menjelaskan maksudnya.
"Ah itu. Katakan saja dari.." laki-laki itu tampak berpikir, ia cukup kebingungan.
"Mark Tuan? Aku akan mengatakannya." Mi Joo baru saja melirik name tag laki-laki itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY EXACT LIFE (END)
ФанфикMi Joo belum ingin menikah. Dan kalaupun ia ingin, maka biarkan ia sendiri yang memilih pasangannya. Min Gyu pun sama. Ia sudah cukup senang berteman dengan Mi Joo sejak kecil. Kenapa harus memaksa mereka menikah? Mark tahu hubungan keduanya meski i...