Cerita sebelumnya
"Di mana kelasnya?"
"Ada di lantai tiga. Kau mau menemui Ye In? Gadis yang kau tanyakan padaku waktu itu."
"Tidak juga. Kalau begitu aku pergi dulu." Mark berlalu keluar kelas meninggalkan Min Gyu yang masih heran dengan sikap Mark.
"Apa dia pindah ke sini karena ingin bertemu Ye In? Tapi Ye In.... ahhh kenapa aku repot memikirkan itu. Mi Joo, gadis itu akan mengamuk jika aku tidak datang." Min Gyu pun segera pergi ke ruang kesehatan meskipun ia masih diliputi rasa penasaran tentang alasan Mark pindah sekolah.
❤❤❤
"Setelah jam istirahat, kau harus masuk kelas." Min Gyu membukakan tutup botol air mineral kemudian menyodorkannya pada Mi Joo.
"Tidak. Aku mau di sini sampai jam pulang sekolah." jawab Mi Joo setelah meneguk sekali air mineral pemberian Min Gyu.
"Kang Sonsaengnim marah padamu. Suasana kelas jadi menyeramkan."
"Biarkan saja. Toh aku sudah biasa menjadi objek kemarahan."
Min Gyu geleng-geleng kepala melihat sikap Mi Joo yang pasrah dan tidak bersemangat. Gadis itu bahkan tidak menyentuh roti yang dibawa Min Gyu.
"Kenapa sikapmu begini, eoh? Aku jadi merasa bersalah karena memberimu saran untuk kembali ke rumah."
"Tidak apa-apa. Aku berterima kasih atas saranmu. Ini hanya karena aku sendiri yang belum siap. Tidak usah dipikirkan."
"Kalau kau tidak ingin aku memikirkannya maka jangan bersikap seperti ini."
"Arraseo. Aku mau tidur saja. Lagipula kenapa kau ke sini? Harusnya kau makan di kantin sana."
"Aku ke sini karena kupikir kau akan marah kalau aku tidak datang."
"Aku sedang tidak bisa marah. Kembalilah ke kelas."
"Dia mengusirku." gumam Min Gyu yang tidak didengar Mi Joo.
Ia pun memutuskan kembali ke kelas. Berada di sini lama-lama pun percuma. Ia sudah diusir dan juga Mi Joo sedang tidak menjadi Mi Joo yang biasanya. Itu membuat Min Gyu malas.
❤❤❤
"Dia Mark? Siswa baru di kelas tiga? Wah tampan sekali."
"Wajahnya kecil. Terlihat tampan juga cantik."
"Omo, kenapa bisa ada manusia setampan dia?"
Mark menanggapi omongan para siswi di sepanjang koridor lantai tiga dengan senyuman. Ia sedikit tidak menyangka jika kehadirannya menjadi daya tarik bagi para siswi di Bundang.
"Sunbae, boleh aku meminta nomor ponselmu?" seorang siswi menghampirinya sembari menyodorkan ponsel.
Mark bingung. Ia tidak yakin bisa memberikan nomor ponselnya. Karena bisa saja nomor itu tersebar dan akan banyak telepon dan pesan singkat masuk nanti. Ia tidak ingin seperti itu. Ia ingin hidup tenang.
"Biarkan aku bertanya dulu. Bagaimana?"
"Ne?"
"Kau harus menjawabnya dengan jujur."
"Eoh, kau boleh bertanya apa saja. Aku akan menjawabnya dengan sangat jujur."
Mark tersenyum, "Kau tahu di mana kelas siswi bernama Jeong Ye In?"
Siswi itu terkejut karena Mark justru menanyakan siswi lain. Ia tidak bisa berbohong, karena Mark mungkin akan mengurungkan niatnya memberi nomor ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EXACT LIFE (END)
Fiksi PenggemarMi Joo belum ingin menikah. Dan kalaupun ia ingin, maka biarkan ia sendiri yang memilih pasangannya. Min Gyu pun sama. Ia sudah cukup senang berteman dengan Mi Joo sejak kecil. Kenapa harus memaksa mereka menikah? Mark tahu hubungan keduanya meski i...