Cerita sebelumnya
"Maaf jika itu menyakitimu. Tapi-"
"Kau tidak punya hak untuk menyuruhku bertingkah sesuai keinginanmu. Kau siapa? Aku bahkan masih ragu untuk mengakuimu teman. Kau tidak nyaman? Aku tidak peduli. Kau muak? Sepertinya kau akan semakin muak nantinya. Kau bisa pergi jika tidak suka. Aku cukup dengan mengenal Min Gyu. Tidak perlu mengenal orang egois sepertimu." Mi Joo meletakkan cangkirnya di kursi lalu pergi masuk. Meninggalkan Mark yang sebenarnya cukup menyesal karena telah egois. Jika saja ia berani jujur, maka akhirnya mungkin tidak seperti ini.
❤❤❤
Suasana di meja makan terasa aneh. Mi Joo makan dalam diam. Biasanya ia yang paling bersemangat jika bertemu makanan dan akan terus mengoceh dengan mulut penuh. Mark juga terlihat tidak nafsu makan. Terhitung ia baru menyuapkan dua sendok nasi ke mulutnya sejak tadi. Min Gyu dibuat bingung dengan tingkah kedua temannya itu.
"Kalian bertengkar ya?" Tanya Min Gyu hati-hati. Tidak ada yang menjawab.
"Kau sakit, Mi Joo-ya?" Min Gyu kembali bertanya, Mi Joo menggeleng.
"Atau kau yang sakit, Mark?" Mark juga menggeleng.
"Jadi kalian kenapa? Saat hari ini aku bersemangat, kenapa justru kalian yang lesu?"
"Aku sudah selesai." Mi Joo meninggalkan meja makan lebih dulu.
"Ya! Lee Mi Joo! Kau belum menjawab pertanyaanku," jerit Min Gyu.
"Aku juga sudah selesai." Mark masuk ke kamar tanpa menghabiskan sarapannya.
"Wah, kalian luar biasa," gumam Min Gyu yang sebenarnya kesal.
❤❤❤
Mi Joo menoleh sebentar ketika Min Gyu masuk ke kamarnya, kemudian ia kembali fokus ke ponselnya. Min Gyu duduk di samping Mi Joo yang duduk bersila di atas ranjang.
"Ayo jalan-jalan. Ini hari terakhir kita di sini. Besok kita sudah pulang."
"Kalian saja yang pergi."
"Mark baru saja menolakku. Sekarang kau juga menolakku. Jadi aku harus pergi sendiri?"
Mi Joo tidak menyahut. Hingga akhirnya Min Gyu merampas ponsel gadis itu.
"YA!"
"Aku tidak peduli apa masalah kalian berdua. Tapi hari ini hari terakhir kita. Aku belum menikmati apapun selama di sini. Jadi kalian harus menemaniku." Min Gyu menarik tangan Mi Joo paksa.
❤❤❤
Min Gyu berhasil membawa Mark dan Mi Joo untuk keluar. Meskipun kini mereka seperti tidak saling kenal. Mi Joo berjalan di samping Min Gyu, sementara Mark berada di belakang mereka. Min Gyu menghela napas panjang.
"Bagaimana kalau kita ke pasar Jagalchi? Nanti malam kita pesta seafood. Ok?" Min Gyu membuka obrolan.
"Eoh," sahut Mark dan Mi Joo berbarengan. Keduanya pun jadi salah tingkah. Min Gyu tersenyum.
"Kajja!" Min Gyu merangkul Mark di kanan dan Mi Joo di kiri. Keduanya sempat berontak, tapi Min Gyu yang tinggi sulit dilawan.
❤❤❤
Kini mereka tengah menanti bus tujuan pasar Jagalchi. Menurut orang-orang di sekitar mereka, bus akan datang kira-kira setengah jam lagi.
"Aku mau beli minum," ujar Mi Joo.
"Aku ikut," sahut Min Gyu.
"Biar aku saja. Kau mau dibelikan apa?"
"Minum juga, kopi."
"Kau?" tanya Mi Joo pada Mark dengan sinis.
"Samakan saja." Mi Joo pun pergi ke minimarket di seberang.
"Busnya masih cukup lama." Min Gyu melirik jam tangannya, baru jalan sepuluh menit sejak mereka menunggu.
"Ah aku lupa," ujar Min Gyu lagi, ia teringat sesuatu.
"LEE MI JOO!!! YA! LEE MI JOO!" jerit Min Gyu pada Mi Joo yang baru saja masuk ke dalam minimarket.
"Kenapa?" tanya Mark.
"Aku ingin air mineral juga. Sebentar ya." Min Gyu berniat menyusul Mi Joo, kebetulan lampu penyeberangan masih berwarna hijau.
Namun dari arah kiri sebuah mobil melaju kencang. Karena kebetulan jalanan tidak terlalu ramai si pengemudi jadi ingin menerobos. Min Gyu pun menyeberang secara tiba-tiba. Mark yang melihatnya langsung berlari ke arah Min Gyu dan mendorongnya.
Bruk
Terdengar jeritan beberapa wanita. Min Gyu memegangi tangannya yang nyeri, ia menoleh ke belakang. Dilihatnya Mark sudah terkapar dengan darah mengucur di kepalanya. Mi Joo menyaksikan kejadian itu dari jendela kaca minimarket. Ia langsung berlari menghampiri Mark.
"Ma-Mark.." Mi Joo menggoyang lengan Mark, berusaha membangunkan laki-laki itu. Air mata sudah mengalir di pipinya. Meski semalam mereka bertengkar dan hari ini keadaan belum membaik, tapi tetap saja ia tidak sanggup melihat Mark dalam keadaan seperti ini. Bagaimanapun juga ia menyukai Mark. Tidak. Ia mencintai laki-laki itu.
Min Gyu sendiri tampak syok. Ia hanya diam di tempat dengan wajah yang memucat.
❤❤❤
Mi Joo masih menangis di samping ranjang Mark, meskipun dokter sudah mengatakan bahwa Mark baik-baik saja. Laki-laki itu sudah mendapatkan jahitan di kepalanya dan akan segera sadar. Min Gyu juga sudah ditangani, hanya luka kecil di tangan. Tapi laki-laki itu entah berada di mana sekarang. Mi Joo juga seperti lupa pada Min Gyu. Gadis itu tetap setia berada di samping Mark sejak tadi.
"Eung.."
Mi Joo menoleh cepat pada Mark. Dilihatnya kelopak mata laki-laki itu bergerak.
"Mark," panggil Mi Joo pelan.
Tidak berapa lama kemudian mata Mark membuka sempurna. Mi Joo bernapas lega, ia beranjak dari duduknya.
"Aku akan panggilkan dokter. Tunggu sebentar ya." Saat Mi Joo akan berbalik, Mark menahan tangan gadis itu. Mi Joo menoleh kembali.
"Kenapa?"
"Kau... siapa?" tanya Mark dengan suara yang nyaris tak terdengar. Namun itu terdengar begitu keras di telinga Mi Joo.
❤
To be continue
Apa ini??? Kok pendek???
Sengaja ya. Awalnya mau dibikin TBC pas kecelakaan, cuma jadinya pendek banget. Akhirnya TBC pas di Mark nanya Mi Joo siapa. Pas ngetiknya juga lagi males banget. Haha
Chapter berikutnya bakal panjang lagi. Aku udah pengen cepet-cepet namatin ini FF. Mungkin dua chapter lagi tamat, tapi bisa jadi lebih.
Oh iya, mau ngasih tau aja... kalo aku ini author yang hobi bikin sad ending. Aku lebih pede aja sama ending yang mengenaskan. Cuma ngasih tau aja kok. Ya mungkin aja FF ini jadi korbanku selanjutnya 😁 Tapi semoga enggak ya. Eh gak tau deh. Wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EXACT LIFE (END)
FanfictionMi Joo belum ingin menikah. Dan kalaupun ia ingin, maka biarkan ia sendiri yang memilih pasangannya. Min Gyu pun sama. Ia sudah cukup senang berteman dengan Mi Joo sejak kecil. Kenapa harus memaksa mereka menikah? Mark tahu hubungan keduanya meski i...