Suara musik yang berdentum keras serta bau alkohol di sekelilingku saat ini sudah menjadi makananku setiap malam, hanya di situasi seperti ini aku merasakan; entahlah mungkin sesuatu yang bermakna kebahagiaan. Ada sesuatu yang meledak di dalam diriku dan detak jantungku terus berdegup mengikuti iringan musik disini, aku menari di sekeliling teman-temanku sambil menyesap cairan alkohol dari gelas plastik berwarna merah yang sedang kubawa ini.
Pasti kalian tidak akan percaya jika dulu aku ini adalah seorang gadis culun yang berusaha kuat menjaga kesuciannya dan tidak pernah terjerumus ke dalam pesta-pesta seperti ini. Well, tapi itu sudah lama sekali dan kini lahir lah Aneska Beth yang baru.
"Kau mau kemana?" tanya Kyra yang melihatku berjalan keluar.
"Aku mau mencari angin segar di luar" jawabku dan Kyra hanya mengangguk lalu melanjutkan acara menarinya dengan pria-pria di sekelilingnya.
Aku berjalan sempoyongan, entah sudah gelas ke berapa yang tengah ku minum saat ini. Pandanganku sedikit buram namun aku masih bisa mengendalikan diriku, beberapa orang menyapaku dan tidak sedikit pria disini yang datang untuk menggodaku. Terutama Niall, dia mendatangiku yang sedang berada di bawah pengaruh alkohol ini, menarikku mendekat lalu memegang bokongku dan mencoba untuk menciumku. Aku yang merasa risih pun langsung mendorong dia untuk menjauh.
"Pergilah Niall!!" usirku
"ohh, cmon kau sangat tidak seru Aneska," dia tetap kukuh dalam pendiriannya untuk mencumbuku
"Bukankah dia sudah menyuruhmu untuk pergi?" Suara datar dan dingin itu membuat Niall melepaskanku.
"Apa urusanmu?" Tantang Niall, dia benar-benar sok jagoan.
Meski buram, aku sekilas melihat Pria itu membisikkan sesuatu ke Niall dan setelah itu dia berjalan mundur sambil menatap... ngeri? Entahlah aku juga tidak bisa melihatnya dengan jelas. Tapi yang pasti si brengsek itu sudah menjauhiku. Aku berjalan lagi ke halaman belakang. Tony menyapaku dan aku membalasnya dengan lambaian tangan, ia sedang bermain ping-pong dengan pacarnya dan sepertinya dia satu diantara sekian orang yang masih terjaga kesadarannya di waktu dini hari ini.
Aku duduk di salah satu kursi taman untuk melihatnya bermain, tidak lama setelahnya Tony bersorak kegirangan dan berjalan mendekati kekasihnya itu. Aku meringis geli saat ia bertingkah angkuh lalu wajah kekasihnya merengut kesal. Mereka mulai berciuman dan tidak lama; berjalan masuk ke dalam rumah. Well, sepertinya aku bisa menebak hukuman dan hadiah permainan kecil mereka ini. Aku mengambil botol vodka yang ada di atas meja kecil di sebelahku ini dan baru saja ingin menuangkannya, seseorang menggenggam tanganku; menahannya agar aku tidak menambahkan alkohol lagi.
"Kurasa kau sudah cukup dengan acara minum-minum ini" suara dingin itu lagi, aku mendongak dan melihat wajah pria itu. Namun sulit sekali karena pandanganku buram.
"Apa masalahmu?" tanya-ku, pria itu duduk di kursi sampingku.
Aku melihat ke arah matanya yang berwarna amber itu memantulkan cahaya bulan; sangat indah sekali. Tunggu! Apa tadi ku bilang warna mata itu amber?!
"apa kau yang menemukan bukuku?"
Belum saja sempat mendengar jawabannya. Perutku memberontak, aku berlarian masuk ke dalam dan mencari toilet untuk memuntahkan seluruh isi perutku ini. Kepalaku terasa berat begitu memuntahkan semuanya. Seseorang membuka pintu toilet dan menggendongku keluar, entah siapa orangnya aku tidak punya tenaga untuk peduli lagi. Kesadaranku langsung hilang di tengah perjalanan ini.
*** *** ***
Aku terbangun dan merasakan kepalaku sangat sakit, sekelilingku terlihat sangat asing. Kondisi kepalaku saat ini sangat tidak mendukung, membuatku tidak bisa berjalan keluar. Aku melihat segelas air dan dua butir obat di atas piring kecil, tidak hanya obat disana juga ada sepiring sandwich; berhasil memancing perutku berbunyi hanya dalam sekali lihat saja. Sebuah note di sisi lain tidak kalah mengundang perhatianku. Di note itu bertuliskan
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Lady
FantasyHighest rank #1 in Lucifer Aneska Beth, seorang gadis yang hidup sebatang kara setelah neneknya meninggal itu mulai menjalani kehidupan sebagai mahasiswi liar. Tidak ada satupun pesta yang ia lewatkan. Kepribadiannya sangat berubah 180° dari dirinya...