Chapter 7

37 6 0
                                    

Malam ini penuh dengan ketenangan.

Begitu Livana kembali ke kamarnya usai makan malam, gadis itu duduk di depan pintu balkon yang terbuka lebar, ia memangku buku hariannya dan memandang ke arah luar. Malam ini suasananya sangat damai sekali, gadis itu tersenyum menatap bintang-bintang di langit. Kini keadaannya sudah berbeda, tidak seperti malam-malam sebelumnya lagi. Perlahan tapi pasti, rasa sedih-nya mulai menghilang, ia tidak perlu lagi memikirkan bagaimana cara untuk menghadapi sikap dingin warga desa di hari esok.

Livana menatap buku harian yang berada di genggamannya itu, biarlah semua itu menjadi masa lalunya dan hanya buku harian ini yang menjadi saksi bisu keseharian gadis itu. Di dalam buku ini tersimpan banyak kenangan miliknya, kakeknya lah yang mengajarkan Livana untuk belajar menuangkan isi hatinya melalui tulisan. Oh, ia sangat merindukan kakeknya itu. Tanpa sadar, duduk disana membuat rasa kantuknya timbul, ia memutuskan untuk mengganti gaunnya dengan pakaian tidur.

Malam ini, ia tidak bisa memilih pakaian tidur seperti apa yang ingin dipakainya. Saat makan malam tadi, Eros telah meminta maaf jika gaun yang disiapkan tidak terlalu banyak karena tempat ini tidak pernah kedatangan tamu seorang wanita. Pria itu berjanji akan mengajak Livana ke kota untuk membelikan semua gaun yang dibutuhkan. Mau tidak mau Livana harus tidur memakai gaun tidur berbahan satin dengan potongan pendek itu.

Setelah berganti pakaian, Livana merebahkan diri di atas ranjang luas dan terasa empuk itu; sangat nyaman sekali hingga rasanya ia tidak ingin bangun lagi setelah tidur disana. Matanya lama kelamaan semakin memberat hingga tanpa sadar, ia pun mulai terlelap dalam tidurnya.

Di sisi lain, keadaan di luar sana semakin terasa hening. Para hewan dan serangga pun tidak terdengar lagi suaranya seperti malam biasanya. Penduduk disana juga merasakan hawa yang sama dan memutuskan untuk bergegas kembali ke rumah masing-masing. Hanya di kota saja yang terlihat masih melakukan aktifitas seperti biasa namun tidak terlalu ramai seperti hari-hari lainnya. Pria itu, Eros kini sedang duduk sambil menikmati minumannya, hanya dirinya yang tidak merasa terganggu dengan suasana malam ini karena lagi-lagi ia menjadi penyebab utama hal ini terjadi. Pria ini membuat sang raja yang tidak pernah keluar meninggalkan tempatnya kini harus meninggalkan singgasana-nya untuk menemui dan mungkin saja akan membunuh Eros di tempat. Siapa yang berani menentang titah sang raja, baru dirinya seorang lah yang melakukannya, semua makhluk di bumi tidak akan berani jika harus berhadapan dengan sang raja.

Pria yang diberi gelar sang raja itu kini sedang terbang dengan luapan emosi, sayap hitamnya yang lebar membuat udara malam ini kian terasa dingin dan mencekam. Salah satu hal spesial yang dimilikinya adalah sayap itu, sayap hitam itu tidak sama seperti sayap milik iblis lainnya. Bentuk sayap itu lebih menyerupai sayap milik para malaikat, bulu-bulu yang membentuk sayap-nya jika tersentuh oleh manusia biasa dapat memberikan kebahagiaan sekaligus kutukan untuk mereka.

Begitu sang raja hampir tiba di mansion milik prajurit setianya itu, perhatiannya teralihkan oleh kilatan cahaya dari salah satu ruangan yang ada di dekatnya. Dengan rasa penasaran, ia terbang mendekat ke ruangan itu dan mendarat di area balkon. Pintu disana terbuka lebar begitu ia tiba, sang raja berjalan masuk ke dalam dengan langkah tegap dan melihat seorang manusia tengah tidur di dalam kamar itu. Kemarahannya semakin memuncak setelah menyadari jika Eros telah membawa masuk seorang manusia ke dalam dunia-nya. Dia pun berjalan mendekat, hendak membunuh gadis itu sebagai korban pertamanya baru setelah itu Eros yang menjadi korban berikutnya.

Tetapi kemudian, ia teringat dengan kilatan cahaya yang membuatnya kini berada disini, apakah hal itu datang dari gadis ini? Ia naik ke atas ranjang itu lalu berlutut dengan sebelah kakinya untuk mengamati gadis yang tengah terlelap di depannya. Memang benar, ternyata gadis ini bisa menarik perhatiannya dalam sekali pertemuan. Begitu ia menyadari fakta sebenarnya, pintu kamar dibuka dari luar dan menampilkan sosok Eros yang berjalan masuk ke dalam. Ia mendekat lalu menundukkan kepalanya untuk menyambut kedatangan sang raja disana.

The Devil's LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang