Malam itu malam pesta, dan penduduk kerajaan iblis dengan gembira berlayar di dalam ballroom istana yang sangat luas hingga bisa menampung seluruh rakyat. Bagi penduduk yang belum pernah masuk ke dalam istana, mereka semua merasa sangat takjub dengan isi istana itu, dapat dilihat dengan jelas betapa megah dan hebatnya tempat tinggal sang raja. Penduduk disana berkumpul satu sama lain membentuk sebuah kelompok dimana mereka akan membicarakan rasa antusias mereka, ini adalah momen spesial untuk mereka karena akhirnya mereka bisa melihat sosok sang raja secara langsung.
Di luar istana, banyak kereta kuda yang berdatangan termasuk kereta milik Eros, begitu mereka berhenti di depan pintu masuk istana. Eros turun terlebih dahulu lalu membantu Livana yang sedang kesulitan dengan gaunnya itu untuk turun menyusulnya. Ini pengalaman pertama baginya datang ke pesta kerajaan sambil memakai gaun yang hampir menenggelamkan dirinya. Gadis itu merangkul lengan Eros agar ia bisa berjalan dengan mudah, mereka pun berjalan beriringan masuk ke dalam istana layaknya pasangan duke dan duchess.
Sore tadi, rasanya baru sebentar ia memejamkan mata namun para pelayan tiba-tiba berdatangan masuk dan memaksanya untuk bangun karena banyak yang harus mereka siapkan. Padahal yang pergi ke pesta adalah dirinya tetapi kenapa mereka semua yang terlihat begitu antusias. Selama proses itu berlangsung mereka semua tak henti-hentinya membicarakan tentang sang raja, mereka bilang jika mereka mengangguminya dan sekaligus menyampaikan rasa iri-nya kepada Livana yang bisa bertemu dengan sang raja padahal baru pertama kali menginjakkan kaki disini. Gadis itu hanya bisa tersenyum menanggapi para pelayan yang sedang heboh itu.
Kini, disinilah ia berada, di kediaman sang raja agung itu. Banyak pasang mata yang melihat kearahnya membuat gadis itu mengingat kejadian di masa lalu. Livana semakin merapatkan dirinya pada Eros. Semua yang ada disana membicarakan tentang dirinya yang terlihat sangat berbeda dengan mereka, gadis itu memiliki tubuh yang lebih pendek dengan wanita seusianya disana. Tentu saja mereka mendapatkan gossip itu setelah Eros dan Livina kembali ke rumah usai berbelanja tadi siang.
Untung saja tubuh Eros yang besar itu bisa menutupi tubuhnya sehingga ia tidak bisa terlihat oleh semua tamu disana, Eros yang menyadari keanehan disana langsung menarik Livana agar tidak bersembunyi di balik tubuhnya.
“hei, santai saja!” ucapnya berusaha meyakinkan gadis itu untuk percaya diri
“angkatlah wajahmu, kau kemari bersamaku ingat?”
Livana menatap bingung ke arah Eros “lalu memangnya kenapa jika aku kemari denganmu?”
“anggap saja aku salah satu yang paling disegani disini setelah sang raja”
“benarkah? Pantas saja rumahmu sangat besar” ucap Livana membuat Eros tertawa karena keluguannya.
Suasana mendadak hening seketika, tidak ada satupun yang berani mengeluarkan suaranya. Mereka dapat merasakan aura yang sangat mengerikan itu sedang menuju kesana, bahkan Livana pun bisa merasakan aura itu.
Gadis itu langsung melirik ke arah Eros yang ikut terdiam namun wajahnya tidak seperti yang lain, wajahnya sangat tenang disaat semua yang ada disana terlihat begitu tegang. Sosok yang ditunggu-tunggu itu pun menampakkan dirinya membuat semuanya langsung terkesiap melihat wajah rupawan bak dewa yunani itu. Tuhan memahat wajahnya dengan begitu sempurna, mata merah tajamnya membuat siapapun yang melihatnya bergidik ngeri, rambut hitam legam serta aura mengancam di sekelilingnya. Sang raja begitu sempurna dengan semua kehebatan yang dimilikinya.
“segala berkat dan keagungan untuk raja iblis” ucap semua rakyatnya sambil menundukkan kepala.
Sang raja hanya memandang mereka dengan angkuh-nya, ia pun mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan hingga menemukan Eros di tengah-tengah para tamu. Ia langsung tersenyum begitu melihat jika Nephillim itu datang bersama Eros. “nikmatilah pesta-nya dan abaikan kehadiranku disini” ucap Lucifer yang langsung diikuti oleh rakyatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Lady
FantasiHighest rank #1 in Lucifer Aneska Beth, seorang gadis yang hidup sebatang kara setelah neneknya meninggal itu mulai menjalani kehidupan sebagai mahasiswi liar. Tidak ada satupun pesta yang ia lewatkan. Kepribadiannya sangat berubah 180° dari dirinya...