Lima hari berlalu setelah pertemuanku dengan Serena, aku pun kembali menjalani rutinitasku seperti biasa. Pergi ke club, tidur larut malam, terkadang membolos kelas, membaca buku sastra yang sudah menjadi satu-satunya hobi positifku dan mengerjakan beberapa tugas, bisa dikatakan untuk yang terakhir itu bukan rutinitasku tapi aku sedang berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik meskipun rasanya sangat sulit meninggalkan gaya hidupku yang sudah terlampau bebas ini.
Di Sabtu pagi menjelang siang ini, aku sudah terbangun. Padahal biasanya aku akan tidur sepanjang hari setelah berpesta semalaman penuh. Namun karena aku sudah berjanji untuk pulang ke rumah setiap hari pekan, mau tidak mau aku harus beranjak dari medan magnet terkuat itu. Saat aku sedang bersiap-siap, tangan Aletha menarik ujung bajuku lalu aku pun menoleh ke arahnya. Matanya masih terlihat sangat mengantuk.
"kau mau kemana?" tanya gadis itu sambil berusaha membuka kelopak matanya.
"aku berencana untuk berakhir pekan di rumah?" jawabku lalu melepaskan tangannya yang masih memegang ujung bajuku.
"tumben sekali" Aletha bangun dari tidur lalu duduk di atas kasurnya. "oh iya, aku baru ingat! Bagaimana dengan bukumu? Apa kau sudah mengetahui artinya?" lanjut Aletha
"isi dari buku itu hanya kisah dongeng dari kehidupan leluhurku dan aku meminjamkan buku itu kepada seseorang bernama Serena" jawabku sambil mengingat kembali dan ternyata gadis itu sudah seminggu belum mengembalikkan bukuku, apalagi aku tidak pernah menemuinya di kampus ini.
"APA?!" seru Aletha begitu mendengar jawabanku, matanya langsung terbelalak dan ia pun beranjak turun dari ranjangnya. Aku mengernyit karena sepertinya ia tampak sangat terkejut padahal buku itu bukan miliknya.
"Aneska, sayang. Aku tidak menyangka jika kau sangat bodoh"
"sialan, kau! Lagipula apa pentingnya buku itu"
"tapi buku itu milik leluhurmu, bisa saja ia menyimpan suatu rahasia disana dan apakah si Serena ini bisa membaca tulisan itu?"
"iya, dia bisa dan dia yang memberitahukan kepadaku sebagian besar isi buku itu?"
"lihat? Bukankah itu mencurigakan? Tulisan itu terlihat sangat kuno sekali dan dia bisa membacanya" Aletha terus menerus menekanku agar merasa takut terjadi sesuatu namun aku hanya bersikap acuh tak acuh untuk menanggapi reaksinya.
"entahlah, aku tidak merasakan ada sesuatu yang berharga disana. Sudahlah aku harus mengejar bis untuk bisa pergi ke rumah. Dahhh, Aletha" aku melambaikan tanganku lalu menutup pintu kamar setelah keluar dari sana.Terlalu lama disana bisa membuat telingaku sakit karena teriakannya, aku pun berjalan pergi ke halte bus terdekat. Di akhir pekan ini, kampus terlihat masih di penuhi oleh aktivitas mahasiswa yang mengikuti berbagai organisasi dan club. Kudengar sebelumnya jika tim football akan bertanding hari ini, pantas saja area lapangan outdoor terlihat sangat ramai tidak seperti sabtu biasanya. Para anggota tim pemandu sorak terlihat sangat antusias di pinggir lapangan dengan pakaian minim mereka dan kursi-kursi penonton hampir terisi penuh. Aku tidak cukup perduli melihat pertandingan disana, paling mereka hanya mencuci mata dengan melihat para anggota club football yang bisa dikatakan memiliki paras di atas rata-rata. Bisa dikatakan aku sudah cukup bosan melihat tampang mereka yang selalui kutemui di setiap pesta.
Tanpa perlu membuang-buang waktu lagi, aku langsung menaiki bus yang baru saja ingin berangkat itu. Nyaris saja aku tertinggal jika tidak dengan nekatnya kuhentikan bus ini. Selama perjalanan diisi dengan alunan musik yang kudengar melalui earphone sambil memandang ke arah luar jendela. Aku tidak terlalu tahu akan suasana di luar kampus di siang hari karena aktivitasku di luar sini lebih sering terjadi saat malam hari. Bisa di lihat dari sini, jika semua orang sudah mempersiapkan diri untuk menyambut natal. Setiap bangunan sudah dipasang ornamen-ornamen natal. Tidak seperti biasanya, salju belum turun di tanggal-tanggal ini dan suhu pun dari hari ke hari makin terasa dingin, langit terlihat cukup berawan dan sedikit gelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Lady
FantasyHighest rank #1 in Lucifer Aneska Beth, seorang gadis yang hidup sebatang kara setelah neneknya meninggal itu mulai menjalani kehidupan sebagai mahasiswi liar. Tidak ada satupun pesta yang ia lewatkan. Kepribadiannya sangat berubah 180° dari dirinya...