Setengah jam berlalu sudah, terhitung semenjak aku memutuskan untuk duduk di bawah pohon rindang ini sambil berusaha menerjemahkan buku harian milik Livana, bisa dikatakan bahwa mungkin dia nama nenek moyangku. Jadi mari kita mencari tau keseharian wanita bernama Livana ini. Entah kenapa aku menjadi sangat tertarik dengan buku tua yang bahkan tidak memiliki pengaruh apapun pada hidupku yang biasa saja ini. Apakah nona Livana ini ingin memamerkan hidupnya yang istimewa padaku atau dia ingin berbagi kesedihan denganku sehingga ia menyimpan barang-barangnya di sebuah kotak untuk kemudian diberikan padaku.
Aku berusaha menerjemahkan satu persatu huruf-huruf kuno ini dengan kemampuan terbatasku, tentu saja dengan bantuan teknologi aku bisa menemukan huruf-huruf yang serupa dengan tulisan di buku ini. Padahal aku sangat malas mengerjakan tugas-tugasku tapi untuk hal tak berguna seperti ini seketika rasa malasku hilang. Yang benar saja, bahkan rasa malas pun memiliki sifat pemilih.
"arrgghhh, bisa gila aku!" keluhku sambil mengacak-acak rambut.
"apa kau baik-baik saja?"
Nyaris saja aku melempar buku yang sedang kupegang ini ke arahnya. Aku mendongak melihat arah di belakangku dan disana berdiri seorang wanita. Wajahnya sangat asing bagiku namun mata ambernya mengingatkanku pada sesuatu. "ya, tentu saja" jawabku, wanita itu mulai bergerak dari tempatnya dan kini ia duduk di sebelahku.
"apa yang kau baca?" sebenarnya aku merasa risih jika ada orang yang tidak kukenal mengajakku berbicara. Namun demi kesopanan aku pun menjawabnya "Hanya sebuah buku kuno" aku pun menunjukkan buku itu padanya.
"Livana? Kau kenal dengannya?" dan sekali lagi ia mengejutkanku. "bagaimana kau bisa tau? Tunggu apa kau bisa membaca tulisan ini?" aku menunjuk ke arah nama yang menjadi judul buku itu.
"tentu saja bisa, disitu tertulis dengan jelas nama Livana. Tapi apa kau mengenalinya" aku tidak percaya, apa ini hari keberuntunganku? Tuhan pasti mengirimkannya untuk membantuku.
"anggap saja dia leluhurku. Jadi apa kau bisa membantuku menerjemahkan isi buku ini?" Wanita itu menatapku dengan tatapan yang aneh, aku tidak bisa menebaknya mungkin seperti tatapan rasa penasaran atau rasa bingung.
"ya, aku bisa. Oh iya sebelumnya maafkan atas ketidaksopananku, namaku Serena" wanita itu menyodorkan tangannya kepadaku lalu aku menjabatnya "Aneska Beth" jawabku.
"kemarikan bukunya, aku akan membantumu" aku pun memberikan buku itu kepadanya, dia terlihat sangat serius saat membuka dan membaca halaman demi halaman buku itu. "isinya menceritakan tentang kehidupan Livana, ia tinggal bersama kakeknya di suatu desa" Serena mulai menceritakan apa yang mungkin telah dibacanya "lalu kakeknya meninggal dan kehidupannya berubah, ia kesepian hingga seseorang bernama..." Serena menggantungkan kalimatnya dan membuatku penasaran "bernama?"
"Eros" Ia kembali terdiam setelah mengucapkannya, keningnya berkerut semakin dalam.
"sepertinya si Eros ini pangeran yang datang untuk menyelamatkannya. Ya ampun, apa leluhurku ingin pamer jika dia bertemu dengan pangeran. Kekanakan sekali" ucapku tidak menyangka isi buku ini ternyata tidak jauh beda dengan kisah dongeng yang kudengar sewaktu kecil. "sudahlah, aku tidak ingin mendengar ceritanya lagi" aku menyodorkan tanganku untuk meminta kembali buku itu.
"umm, bolehkah aku membacanya sebentar?"
"ya silahkan saja, sepertinya kau menyukai kisah leluhurku" ucapku dan Serena hanya tersenyum kecil menanggapinya "kau boleh membawa buku itu jika kau mau dan kembalikan lagi padaku saat kau telah selesai. Sudah ya, aku pergi dulu" aku menepuk bahu-nya lalu berdiri dan pergi meninggalkannya seorang diri dipenuhi dengan rasa penasaran.
Selepas kepergian Aneska, Serena kembali menyibak buku itu halaman demi halamannya. Jelas sekali, Livana sangat gemar menuliskan cerita kesehariannya dengan sangat detail. Gadis yang terlihat rapuh dari luar itu selalu meninggalkan tanda di dalam bukunya. Cerita yang tertulis di buku itu tidak pernah berhenti, hampir memenuhi isi buku hariannya, hingga Serena menemukan halaman terakhir buku itu dan tanggal yang tertulis diatasnya tidak jauh dari tragedi besar yang menyebabkan tuan-nya menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Lady
FantasyHighest rank #1 in Lucifer Aneska Beth, seorang gadis yang hidup sebatang kara setelah neneknya meninggal itu mulai menjalani kehidupan sebagai mahasiswi liar. Tidak ada satupun pesta yang ia lewatkan. Kepribadiannya sangat berubah 180° dari dirinya...