Ursya, Negeri Api Yang Suram

343 28 3
                                    

"Ayah, saya mohon izinkan saya menemui pangeran CannSeo dari kerajaan Ursya untuk meminjam kekuatan inti api darinya. Saya ingin Ibu segera berkumpul dengan kita." aku berpamitan dengan Ayah setelah menceritakan mimpiku beberapa malam yg lalu.

"Apakah tak sebaiknya Frederick saja yg pergi kesana? Adikmu itu sudah berteman dengan pangeran CannSeo sejak kecil, setiap tahun Frederick selalu mewakiliku untuk memenuhi undangan Ratu AikaNhea untuk hadir di festival musim panas Ursya yg kebetulan akan diadakan akhir minggu ini. Lagi pula Ayah tak tega melepaskan lagi anak perempuan Ayah sendirian. Padahal belum genap seminggu sejak kamu datang. Apakah kamu tega meninggalkan Ayah?"

"Bukan begitu Ayah, saya sangat bahagia kita bertiga berkumpul kembali. Tapi saya akan lebih bahagia jika Ibu ada bersama kita juga. Ibu adalah pembaca masa depan jadi saya percaya beliau punya maksud lain dengan datang ke mimpi saya." aku berusaha meyakinkan Ayah.

"Kalau begitu biar aku yg menemanimu kak."

"Terimakasih Frederick, tapi tetaplah disini untuk membantu Ayah."

"Baiklah kalau kamu bersikeras untuk pergi. Ayah mengizinkanmu, tapi kamu tidak boleh pergi sendiri."

"Benar kan! Biarkan saya yg menemani kakak."

"Tidak anakku, kamu harus tetap di istana. Seperti yg kita tahu keadaan di perbatasan Dragonalla-Connexia sedang memanas, Ayah membutuhkanmu untuk memantau keadaan di sana. Clarista, pergilah dengan dengan dikawal seorang Jendral."

"Ah, terima kasih Ayah."


* * *

Pagi-pagi sekali aku sudah bangun. Aku ingin cepat-cepat berangkat agar tidak kemalaman sampai di negeri Ursya. Kata Ayah, beliau sudah mengirimkan surat kepada ratu AikaNhea di Ursya bahwa aku akan mengunjungi pangeran CannSeo untuk meminjam inti api sekaligus menghadiri festival api menggantikan Frederick dan ratu AikaNhea memperkenankanku. Ayah sudah pula menugaskan seorang kusir handal dengan kuda tercepat lengkap dengan keretanya untuk menjadi tumpanganku, dan sebuah kereta kuda yg lain lengkap dengan kusir dan pengawal untuk membawa barang-barangku selain itu Ayah juga menugaskan seorang Jendral untuk mengawalku. Dia adalah jendral terbaik yg paling bisa dipercaya oleh Ayah dan Frederick, Jendral Xander.

"Tuan Prajurit?" aku terkejut setelah mengetahui bahwa jendral itu adalah Tuan prajurit yg dulu menyelamatkan aku dan Frederick dari nenek siluman rusa.

Jendral Xander menunduk penuh hormat "Tuan Putri, perkenalkan, saya Jendral Xander Vanlindha, pasukan khusus pengawal anggota kerajaan." Sekali lagi dia membuatku terkejut dengan nama belakangnya. "Maafkan saya kemarin tidak bisa hadir saat acara pengembalian Tahta Tuan putri, saya sedang ada misi." tambahnya.

"Jadi kamu adalah Tuan Xander adik dari Tuan Andrew?"

"Benar tuan putri."

"Syukurlah aku seperjalanan dengan orang yg sudah kukenal." aku mengawali perjalananku hari ini dengan senyum ceria. Sebetulnya secara prosedural Tuan Prajurit harus duduk di belakang kereta, tapi ditengah perjalanan aku merasa jenuh, aku meminta Tuan Prajurit untuk duduk bersamaku di dalam kereta. Kami mengobrol tentang banyak hal. Mengenang masa kecil kami, membahas keluarga Alexanova lalu membicarakan keluargaku. Tapi yg paling aku sukai adalah ketika kami membicarakan tentang Andrew. Dia sudah tahu bahwa kami saling mencintai dan sedang menjalin hubungan rahasia saat ini. Dia terlihat senang dengan perasaanku dan Andrew tapi entah kenapa tak ada satu kata dukungan pun yg keluar dari mulutnya. Lama-kelamaan aku jadi mengantuk, sepertinya karena tempat duduk di dalam kereta ini terlalu nyaman. Tuan prajurit yg menyadarinya segera meminta diri untuk pindah kembali ke belakang kereta dimana seharusnya dia duduk. Aku tertidur di sisa perjalanan kami.

Miracles~Book 1: Clarist(a)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang