Flash back

658 61 0
                                    

Puri kediaman keluarga Vanlindha sangat indah bahkan lebih besar dari pada puri keluarga Alexanova. Keluarga Vanlindha adalah keluarga bangsawan bukan seperti keluarga Alexanova yg terpandang karena kekayaan mereka. Tuan besar Vanlindha adalah seorang mentri di kerajaan Dragonalla ini sedangkan Nyonya besar Vanlindha adalah sepupu Raja Balazzar, raja terdahulu dari kerajaan Cardiora.

"Selamat datang nona Fionetta Alexanova." Seorang petugas keamanan menyambut kami.

"Nyonya besar sedang menunggu anda di ruang tamu Nona."

"Terima kasih Tuan." Jawab Nona Fionetta.
Tuan Leon menyerahkan semua oleh-oleh yang kami bawa dari rumah kepada petugas keamanan itu kecuali kotak bolu coklat yang kubawa.

"Ow...sayangku kau sudah datang." seru Nyonya rumah sembari menyodorkan tangannya. Nona Fionetta segera menyambutnya untuk mencium tangan itu.

"Saya bawakan seikat mawar untuk anda, saya memetiknya sendiri pagi tadi." Nona Fionetta mulai berdusta seperti biasa.

"Ayah saya juga menitipkan hiasan kristal dari kota Seika untuk anda, minggu lalu beliau pergi kesana untuk urusan bisnis."

Seorang pelayan menyerahkan seikat mawar&kotak kecil berisi kristal berbentuk pegasus kepada Nyonya Vanlindha. Sang Nyonya rumah menatap kristal itu dengan kagum.

"Kau tau, selera seni Ayahmu memang benar-benar bagus. Sampaikan terima kasihku padanya." Tiba-tiba saja tatapan kagumnya itu berhenti padaku berganti dengan pandangan jijik. Nona Fionetta menyadari itu dan segera menatapku dengan pandangan yang sama.

"Maafkan saya, apa anda terganggu dengan pelayan saya ini Nyonya? Wajahnya memang emm..buruk tapi dia adalah pelayan pribadi saya yg setia jika Nyonya izinkan apakah dia bisa terus berada di dekat saya?"

"Oh,tentu...kau akan sangat kerepotan jika dia tidak ada. Hhmm...bukankah kau ingin bertemu Andrew? Dia ada di taman belakang. Vivian tolong antar Nona Fionetta menemui Andrew."

"Baik Nyonya. Mari saya antar Nona" kata seorang pelayan bernama Vivian.

Sepanjang koridor terpajang banyak karya seni seperti lukisan,patung, kristal, dan guci. Aku yakin sekali harganya yg termurah tidak akan mampu kubeli walau aku mengumpulkan gaji seumur hidup.

Alunan biola terdengar sayup-sayup dan semakin jelas ketika kami telah tiba di taman. Tuan Andrew menggesek biolanya dengan gaya khas yg anggun. Sampai kapanpun itu adalah pemandangan yang sangat indah lebih dari karya-karya seni yang kulihat tadi.

"Andreeeeeew..." panggil Nona Fionetta dari kejauhan. Tuan Andrew yang tampak senang mendengar suara kekasihnya segera menyudahi permainan biolanya. Setelah meletakkan biola di kotaknya Ia segera mengambil tongkat bantu kemudian dengan meraba-raba Ia menghampiri kami.

Luka di wajahku berdenyut lagi.

12 Tahun yang lalu

Saat itu keluarga Vanlindha&Alexanova merayakan pertunangan Tuan Andrew&Nona Fionetta di villa keluarga Alexanova di kota Seika yg terletak di salah satu kaki pegunungan Origon. Kami semua masih anak-anak.Aku&Nona Fionetta sama-sama berusia 10 tahun sedangkan Tuan Andrew 12 tahun dan masih bergelar pewaris utama keluarga Vanlindha, sementara Tuan Xander adiknya berumur 4 tahun lebih muda. Tuan Andrew adalah anak yang pemberani, Dia bermaksud mencari obat untuk Kakeknya yg sedang sakit, kami memergokinya sedang mendaki bukit di belakang villa sewaktu mengantar Nona Fionetta ke kamar kecil di tengah malam. Nona Fionetta yg penasaran buru-buru menyusul tunangannya itu.

"Pulanglah! Ini bukan tempat bermain anak perempuan."

"Tidak! Kemanapun kamu pergi aku akan ikut."

"Yang akan kuhadapi adalah monster. Aku sudah kerepotan dengan membawa adikku, aku tak mau kamu&pelayanmu juga menjadi beban." Tuan Andrew menepis tangan Nona Fionetta.

"Benar Nona, kita pulang saja! Perasaan saya tidak enak."

"Pengecut! Kalau kamu takut pulang saja!" hardik Nona, aku menunduk. "Tenang saja Andrew, aku bisa menjaga diri. Lagipula aku bisa membantumu menjaga Xander. Aku janji tidak akan merepotkan. Atau kamu mau aku pulang lalu kuadukan ke Ayahmu biar rencanamu berantakan?"

"hhh...baiklah kamu boleh ikut. Tapi kalau terjadi sesuatu yg buruk berjanjilah untuk segera lari dan bawa Xander pergi bersamamu."

"Ya, aku janji."

"Baiklah ayo kita bergegas, gua tempat tinggal monster itu sudah dekat."

Nona Fionetta mengangguk.

CLARIST...CLARIST...PERGILAH...BAHAYA...BAHAYA...JANGAN KAU TERUSKAN...PULANGLAH...

Aku merasa mendengar suara seorang wanita memperingatkankku, membuatku merinding. "Nona, ayo pulang saja." pintaku.

"Sekali lagi kamu merengek kamu akan tau akibatnya. Aku sudah menyuhmu pulang dari tadi kan pengecut??!" ejek Nona Fionetta.

"Sssstt...kita sudah sampai." Tuan Andrew menunjuk sebuah gua yang gelap. Mulut gua itu disegel sehelai tali tambang yang di tempeli banyak mantra dan roncean bunga. Di depan gua seekor kerbau yang sedang tidur diikat pada sebuah pancang sepertinya kerbau itu sengaja dikorbankan seperti kerbau-kerbau lain di sekelilingnya yang sudah menjadi bangkai dan tulang belulang yang berserakan dimana-mana sehingga menimbulkan aroma busuk.
Tuan Andrew dengan berani mendekat ke depan gua sementara kami tetap bersembunyi di balik semak-semak.

"Hai monster lumpur,keluarlah! Aku ingin meminta air ajaibmu." tak ada jawaban dari dalam gua sehingga Tuan Andrew mengulangi tantangannya sampai 3x.

Setelah Tuan Andrew selesai mengucapkan tantangannya yang ketiga sebuah geraman panjang terdengar dari dalam gua.


Maaf y readers cm update dikit.

Miracles~Book 1: Clarist(a)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang