Pangeran Menyebalkan!

336 30 4
                                    

Pangeran CannSeo menatap wajahnya di cermin. Dia meneliti setiap sudut wajahnya terutama di bagian bibir. Lalu dia menunjukkan barisan giginya yg rapi seolah sedang berlatih tersenyum.

"Kenapa tadi aku bisa tertawa sampai seperti itu ya? Padahal kata ratu Biancha aku tidak akan bisa tersenyum seumur hidupku. Kecuali... Ah, apa benar dia orangnya? Clarista memang putrinya sih. Aku ingin percaya ramalan ratu Biancha, tapi..." sang pangeran sibuk dengan perdebatan dalam pikirannya.

"...CannSeo...Pangeran putra mahkota CannSeo..." seorang pelayan berulang kali memanggil namanya.

Dia tersentak dari lamunan. "Kamu berisik sekali!!! Bisa tidak mengetuk pintu dulu sebelum memanggil aku? " bentak pangeran.

"Ma...maaf pangeran. Saya sudah berulang kali mengetuk pintu." kata pelayan muda itu. Dia tampak ketakutan, air mata mulai memenuhi matanya.

"Huh...ada apa?" tanyanya masih ketus.

"Ra...ratu AikaNhea dan putri ClaristaThea sedang menunggu anda untuk makan malam pangeran." Dia menunduk dalam-dalam agar Pangeran tidak tahu air matanya telah menetes.

"Pergilah! Katakan pada Ibu aku akan segera kesana." hardik Pangeran CannSeo kasar. Pelayan berbalik bergegas keluar kamar untuk segera menyampaikan pesan sang pangeran, CannSeo sempat melihat pundak gadis muda itu bergetar. Dalam hatinya CannSeo menyesal, betapa jahatnya dia pada pelayan itu, juga kepada pelayan-pelayannya yg lain, pada dayang-dayang serta para pengawal yg selama ini telah banyak membantunya. Kadang ingin sekali dia bisa tersenyum pada mereka, bahkan dia ingin sekali tersenyum pada Ibunya dan seluruh rakyatnya. Dia jadi mengingat kejadian tadi siang. Clarista...ya...sekarang pangeran CannSeo telah yakin gadis itulah yg akan menjadi obat penawar untuknya seperti kata Ratu Biancha bertahun-tahun yg lalu.

* * *


Makanan negeri Ursya terbilang lezat walaupun rasanya cenderung asin dan beberapa terasa aneh di lidahku. Tapi aku bukanlah orang yg rewel dalam hal makanan jadi aku masih bisa menikmati semua makanan yg dihidangkan.

Kami hanya makan bertiga.Ratu AikaNhea di ujung meja lalu aku dan Pangeran CannSeo duduk berhadapan di sisi lain. Selama 2 hari ini beberapa kali aku memergokinya sedang memandangku saat kami duduk berhadapan di meja makan seperti ini. Apa kali ini ada yg salah di wajahku? Aku menangkupkan sendok kuintip wajahku di situ. Lagi-lagi tidak ada yg salah. Dasar pangeran aneh! Aku menunduk saja berkonsentrasi pada makananku dan tak mempedulikannya seperti biasa.

Seusai makan malam Ratu berpamitan untuk beristirahat karena sedang tidak enak badan. Pangeran CannSeo mengajakku untuk mengobrol di menara sayap utara karena katanya pemandangan kota Roula sangat indah sekali dilihat dari atas sana. Tadinya aku malas, ingin cepat tidur karena besok aku harus hadir di perayaan festival matahari. Tapi aku penasaran ingin juga melihat keindahan malam kota Roula. Jadi kuputuskan mengikuti pangeran CannSeo sebentar. Hanya sebentar! Ternyata dia tidak berbohong, pemandangan malam kota Roula dari atas sini memang menakjubkan.

"Benar kan aku tidak bohong?" katanya tampak bangga.

"Benar, kerajaanmu memang terkenal keindahannya saat malam Pangeran CannSeo, kalian benar-benar pandai memanfaatkan api dengan baik." kuharap pujianku tidak terdengar berlebihan.

"Kamu masih saja memanggil gelarku. Aku kan sudah memintamu untuk memanggil namaku saja. Seo, atau paling tidak CannSeo."

"Apa untungnya bagiku?" tanyaku. Jujur saja aku masih kesal dengannya.

Dia tersenyum, ya, dia sudah bisa tersenyum. "Kau tahu, dari tadi aku mencoba bersikap baik pada pelayan. Aku mencoba tersenyum. Tapi aku tak bisa. Bahkan mencoba tersenyum pada Ibuku pun aku tak bisa. Tapi denganmu aku bisa dengan mudahnya tertawa."

Miracles~Book 1: Clarist(a)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang