Part 11: Rio keceplosan!
Sudah 3 hari mereka berada di Puncak, mereka menghabiskan waktu mereka dengan bersenang-senang sampai puas, tanpa Ify. Karena Ify sakit, jadinya nggak boleh ikut acara. Tapi, Sivia sahabat sehidup sematinya (??) setia menemani Ify saat kesepian, termasuk Agni, Alvin, Gabriel, dan Cakka. Sebenarnya Rio termasuk, tapi mungkin gara-gara Rio jaim, gak mau orang-orang tahu dia suka sama Ify, jadinya kadang-kadang dia keluar kamar.
Hari ini, Ify sudah baikan, akhirnya Ify boleh mengikuti kegiatan, yaitu menjelajahi alam yang berada tak jauh dari Villa. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 orang, yaitu 2 cewek dan 2 cowok. Gabriel mengumumkan anggota-anggota masing kelompok yang ia rundingkan dengan pembina OSIS, guru-guru lain, serta pengurus kelas XII.
"Kelompok 1...."
"Kelompok 2...."
"Kelompok 3...."
"Kelompok 4, Alvin, Sivia, Rio dan...Ify." kata Gabriel singkat."WHAAAAT!!!??" Teriak Rio yang mengejutkan semua peserta.
"Ada masalah, Yo??" Tanya Gabriel.
"Yaiyalah, masalah! Masalah idup mati guee!!" Seru Rio. Riopun menghampiri Gabriel dan berbisik di telinganya.
"Yel, gue gak bisa pindah kelompok??" Tanya Rio. Gabriel menggeleng.
"Gue bayar deeeh.." Gabriel menggeleng lagi.
"Yel, pliiisss, ntar kalo gue mati dijalan gara-gara Ify gimana?? Kan nanti lo kehilangan sahabat lo yang paling ganteng dan menawan ini, Yel.." kata Rio cemberut.
"Kalo emang lo mati dijalan, berarti udah takdir, Yo. Udah ah balik ke kelompok lo!!" Suruh Gabriel. Rio
berjalan dengan lemas.'Sebenernya siih, gue agak seneng juga sekelompok ama Ify, tapi kan ntar kalo pada tau gue suka sama dia, diketawain satu sekolah,' pikir Rio. (masih aje jaim, Yo -,-).
"Ehh, Kak Rioo heheee..kita sekelompok lagi, Kak. Emang kita gak bisa di pisahin, Kak, hehee.." kata Ify cengengesan. Rio yang begitu melihat Ify langsung menjauh, dan Ify pun cemberut.
"Yaaa..Tuhaaan, kenapa saya bisa suka sama makhluk gagal seperti ini, Tuhaaan.." Gumam Rio sambil mengacak-acak mukanya, eh rambutnya -,-.
"Kenapa lo, Yo?" Tanya Alvin sambil menepuk bahu Rio.
"Gak papa, Vin. Vin.." Panggil Rio.
"Hm?"
"Kalo misalnya gue mati dijalan gimana?"
"Maksud lo?"
"Kalo misalnya gue mati gara-gara Ify di tengah perjalanan, lo mau bantuin nguburin gue gak?" Tanya Rio.
"Kan ada tukang gali kubur, Yo. Ngapain gue ikut-ikutan nguburin elo, kurang kerjaan banget, masa tukang gali kubur ganteng kayak gue?" Tanya Alvin narsis. Rio menoyor kepala Alvin.
"Kok gue bisa ya suka sama produk gagal kayak Ify??" Tanya Rio.
"Karma berlaku, Yo." Kata Alvin.
"Iiih, serem banget omongan lo, Vin." Kata Rio bergidik ngeri.
Sementara itu Sivia dan Ify...
"Fy, beneran lo udah sehat??" Tanya Sivia.
"Udah, Vi. Gue udah sehat lahir batin," kata Ify optimis.
"Ntar kalo misalnya lo pingsan?"
"Ntar lo minta Kak Rio ajaaa, biar Kak Rio yang ngangkatin guee,hehee.."
"Yeuuuh, itu mah lo yang mau, Fy." Kata Sivia. Ify hanya nyengir-nyengir gak jelas.
Rio dan Alvin pun menghampiri mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUMA GUE YANG BISA
Teen FictionBaca aja, siapa tau suka cerbung icil, saya repost dari blog http://ceritaceritarepost.blogspot.com