"Pliis..gue gak mau lo pergi..gue..suka..sama..lo..jangan pergi.." gumam Rio.Ify terkejut mendengar kata-kata Rio. Apa benar yang dikatakan oleh Rio beberapa detik yang lalu?
"Gue pasti mimpi!" Ify langsung mencubit pipinya, dan..
"AWWW!!" Ringis Ify. Itu memang bukan mimpi.
"Aduuh, siapa sih berisik banget.." gumam Rio sambil tidur. Dan sekarang Ify baru sadar. Rio mengigau. Yang dikatakan Rio hanya igauan biasa. Bukan yang sebenarnya dan bukan kenyataan. Hati Ify berubah kecewa.
"Ternyata cuma ngigau, kalo gue pikir-pikir gak mungkinlah Kak Rio suka sama gue..mending gue manasin bubur dulu deh," Ify pun keluar dari kamar Rio dan pergi ke dapur.
"Pliis..gue gak mau lo pergi..gue..suka..sama..lo..jangan pergi.." Ify hanya menghela napas mengingat kalimat yang diucapkan oleh Rio, Ify tahu kalau yang diucapkan Rio hanyalah igauan saja, bukan kenyataan. Tapi di dalam hatinya, ada rasa yang membuat dirinya senang, meskipun itu hanyalah igauan.
Saat Ify membuka pintu kamar Rio, Rio sudah duduk di kasurnya, sambil memencet tombol TV.
"Udah bangun lo, Kak?" Tanya Ify.
"Udahlah, buktinya gue lagi ngapain.." jawab Rio. Ify duduk di samping tempat tidur Rio.
"Nih buburnya," kata Ify sambil memberikan semangkuk bubur ke Rio. Rio mengangkat alis.
'Perasaan nih anak tadi ngebet banget mau nyuapin gue, kenapa jadi lemes kayak gini?' Batin Rio sambil memandang Ify. Ify memasang wajah lesu sambil melihat kearah TV.
'Nih anak kenapa sih? Tiba-tiba jadi lemes kayak gitu, udah abis apa baterainya?' Pikir Rio sambil memakan buburnya.
"Fy, lo kenapa sih?" Tanya Rio.
"Eng..enggak papa kok," kata Ify.
Kemudian terdengar pintu rumah dibuka,
"Kak, gue ke bawah dulu, siapa tau itu Ray." Ify beranjak pergi. Rio masih terus menatap kearah pintu kamarnya.
"Ify kenapa sih? Kayaknya ada yang nggak beres nih.." gumam Rio.
***
"Aduuuh, si Ray kok gak ada siih? Udah tau kakaknya lagi sakiit.." ujar seorang wanita paruh baya berusia sekitar 30 keatas.
"Dasar Ray, paling belajar bareng dirumah Deva, Ma.." kata seorang pria yang merupakan suaminya.
"Ray, akhirnya lo.." kalimat Ify terhenti begitu ia melihat sesosok suami istri sedang melihat kearahnya dengan pandangan janggal. Tapi begitu sang istri melihat seragam sekolah yang dipakai Ify, ia langsung sadar.
"Kamu temennya Rio, ya?" Tanya si Wanita.
"Iya, Tante, saya Ify." Kata Ify sambil menyunggingkan senyumannya.
"Saya Rita, Ibunya Rio dan Ray."
"Saya Tegar, Ayahnya."
"Ray mana, Fy?" Tanya Bu Dina.
"Ray, lagi belajar dirumah adik Ify, Deva,Tante."
"Ooh, kamu Kakaknya Deva, ya?" Tanya Bu Dina.
"Iya," ujar Ify malu-malu. Tiba-tiba Ray datang.
"Mama? Papa?" Tanya Ray.
Mamanya memasang wajah penuh kekesalan. Ia menghampiri Ray dan menjitak kepalanya.
"Aduuuh! Kakak kamu lagi sakit, malah ditinggalin! Untuk ada Ify, dasar kamu ini!" gerutu Bu Rita.
"Aduuuh, sakit Mamaa.." Ringis Ray sambil memegang kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUMA GUE YANG BISA
Roman pour AdolescentsBaca aja, siapa tau suka cerbung icil, saya repost dari blog http://ceritaceritarepost.blogspot.com