Part 18: Rio Sakit Ify Khawatir Setengah Mati
Setelah UN SMA selesai (anggep aja udahan, di skip :p), sekarang saatnya UN untuk SMP, hari ini merupakan hari pertarungan hidup dan mati Deva. Akhirnya inilah saatnya Deva meminta restu orang tua dan juga kakaknya.
"Ma, doain Deva yaa.." kata Deva sambil mencium tangan Mamanya.
"Gak nyangka kamu udah dewasa, Dev.." kata Bu Risna.
"Emangnya Deva mau nikah apa, Ma??" Tanya Ify.
"Pa, doain Deva.." kata Deva sambil mencium tangan Papanya.
"Dev, kalo kamu kepepet, tanya aja ama yang dibelakang kamu," nasihat Pak Indra.
"Mimpi apa gue punya orang tua kayak gini??" Gumam Ify.
Deva sekarang sudah ada di hadapan Ify, Ify sudah mengulurkan tangannya karena Deva akan mencium tangannya. Dan ternyata, Deva malah melewatkan Ify.
"Ma, Pa..Deva berangkat yaa!!" Pamit Deva. Ify menganga.
"Elu Dev! Dasar kacrut! Gak minta restu ama guee!!" Teriak Ify. Akhirnya Deva balik lagi ke Ify, daripada dikutuk sama Ify. Deva pun mencium tangan Ify dengan terpaksa.
"Nah gitu dong! Kayaknya gue itung-itung, lo cium tangan gue baru sekali seumur idup deh.." ujar Ify.
"Gue gak mau cium tangan lo, soalnya tangan lo bau terasi!!" Seru Deva yang langsung kabur dari hadapan Ify.
"DEVAAAAA!!!!!"
***
"Kau gadisku yang cantiik..coba lihat aku disinii..disini ada aku yang cinta padamu.." Cakka sedang melaksanakan aksi gombalnya di kantin. Agni memasang wajah betenya, karena mendengar suara cempreng Cakka sambil bermain gitar.
"Kau gadisku yang cantik, coba lihat aku disini..disini ada aku yang sayang padamuu..huohuoo.." Cakka terus bernyanyi, padahal semua murid yang berada di kantin sudah merasa terganggu.
"Cak, berenti napa, fals suara lo!!" Seru Gabriel.
"Napas aja udah fals, apalagi nyanyi!" Celetuk Alvin.
Ify, Shilla, dan Sivia hanya tertawa saja melihat tingkah laku Cakka yang ingin mencari perhatian Agni. Cakka terus bernyanyi sampai teriak-teriakan. Semakin lama Agni semakin panas, dan merasa terganggu, tiba-tiba Agni menggebrak meja.
BRAAK!!!
Otomatis semua orang terkejut dibuatnya, Agni mendelik kearah Cakka dengan tatapan membunuh. Muka Cakka menjadi pucat.
"Heh! Cumi! Belom pernah kelilipan sepatu yaa!!' Seru Agni.
"Woelah, nyantai dong Ag.. eh,gue heran deh ama lo, kok lo gak kena pesona gue siih, cewek lain aja gue kedipin langsung pada masuk UKS semua gara-gara pingsan kena kedipan gue.." kata Cakka.
"Kalo lo kedipin gue, lo yang bakal masuk UKS duluan gara-gara dapet bogem mentah dari gue!" Kata Agni sambil menunjukan kepalan tangannya ke muka Cakka.
"Lo kalo godain Agni sama aja lo ganggu macan lagi tidur, Cak!" Celetuk Gabriel.
"Ag, lo kagak ada apa sedikit ajaa rasa
buat guee.." keluh Cakka."Ada!"
"Hah? Beneran?"
"Iya ada rasa pengen ngebunuh lo!!" Seru Agni. Cakka hanya manyun.
Sementara Cakka masih mencoba untuk gombal sama Agni, Ify hanya manyun saja sambil memutar-mutar sendoknya, semangkok bakso yang ia pesan tak di makannya. Di sebelahnya, Sivia selalu melirik kearah mangkok bakso Ify.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUMA GUE YANG BISA
Roman pour AdolescentsBaca aja, siapa tau suka cerbung icil, saya repost dari blog http://ceritaceritarepost.blogspot.com