Part 16: SAHABAT Selalu Ada
"Kak Alvin, lo itu...?"
Wajah Alvin semakin memucat, sudah tak bisa berkata apa-apa. Keringat semakin banyak di mukanya, kalo ditampung bisa seember saking deg-degannya. Sivia terus menatap Alvin, tapi Alvin tak berani menatap matanya. Tapi tiba-tiba..
"Vi, lama banget sih lo, kayak Putri Solo!! Cepetan dong!!" teriak Ify dari jauh.
"Bentar, Fy!" kata Sivia yang segera mengambil kertas-kertas yang ada di tangan Alvin.
"Kak, mau ikut gak kerumah Shilla?" Tanya Sivia.
"Eng..sori gue gak ikut, gue ada pertemuan klub fotografi, salam aja buat Shilla.." kata Alvin.
"Ooh, yaudah deh, duluan ya, Kak!" Kata Sivia.
Alvin pun bernapas lega, dan kemudian ia segera menghapus semua foto Sivia dari kameranya.
***
"Ini rumahnyaa??" Tanya Ify takjub.
Mereka –Ify, Sivia, Gabriel, Rio- sudah berada di depan sebuah rumah mewah (bukan mepet sawah) dan besar. Mereka bertiga sangat takjub melihat rumah yang berada di depan mata mereka itu kecuali Gabriel. Rumah Ify, Sivia, dan Rio memang besar, tapi tak sebesar rumah Shilla. Yaa..luas rumah nya Shilla hampir kayak stadion bola (besar amat, yaa ngayal dikit =p).
"Ayo masuk," ajak Gabriel.
"Siang, Pak!" Sapa Gabriel pada satpam rumah Shilla.
"Siang Mas Iel, mereka siapa?"
"Ooh ini temen Iel sama Shilla, Pak. Ini Rio, Sivia, dan yang ini Ify," kata Gabriel sambil memperkenalkan mereka bertiga.
"Ooh, temennya Non Shilla, masuk aja Mas, Non.." Satpam itu mempersilahkan mereka masuk.
"Makasih Pak,"
Mereka pun masuk kerumah Shilla, seperti biasa mereka teramat sangat kagum dengan rumah Shilla. Rumah Shilla bagaikan istana yang megah.
"Wiih, maen petak umpet disini kagak bakal ketemu," kata Ify.
"Norak lu!" Seru Rio.
"Apaan sih?? Bisanya narik perhatian gue ajaa!! Takut ya kehilangan gue?" Balas Ify.
"Iiih, ngomong tuh ama tiang!" kata Rio. Ify hanya menjulurkan lidah.
"Eeeh, berisik amat sih lo berdua!" Keluh Sivia.
"Kak, kok sepi banget ya?" Tanya Ify.
"Bonyoknya Shilla pada kerja, yaa berangkat pagi banget, pulang malem banget, udah gitu Sabtu-Minggu mereka masih aja kerja. Alhasil Shilla kesepian, mana dia anak tunggal lagi." Ujar Gabriel.
"Berarti gak pernah diperhatiin?" Tanya Sivia. Gabriel mengangguk.
"Mereka menganggap bahwa selama ada uang, semua bakal baik-baik aja, yaa seakan-akan Shilla bukan dibesarkan oleh mereka tapi di besarkan oleh uang, gue kasian sama dia." Kata Gabriel.
"Makanya dia suka nyari perhatian, ujung-ujungnya ke gue?" Tanya Rio.
"Sepertinya," kata Gabriel sambil mengangkat bahu.
Kemudian seorang pembantu di rumah Shilla memandang mereka dengan heran.
"Mas Iel?"
"Eh, Bi Sumi..kenalin nih temen Iel sama Shilla, yang ini Rio, ini Via, ini Ify.."
"Mau nyari Non Shilla ya?" Tanya Bi Sumi.
"Iya, Bi. Shilla sakit ya?" tanya Sivia.
"Aduuuh, gimana bilangnya ya? Sebenernya Non Shilla gak sakit.." kata Bi Sumi jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUMA GUE YANG BISA
Teen FictionBaca aja, siapa tau suka cerbung icil, saya repost dari blog http://ceritaceritarepost.blogspot.com