Chapter 19

9.1K 758 15
                                    

Menara Astronomi, Hogwarts


"Apa ini adalah keputusan yang bijak untuk mengajak Potter ke sana, Draco?" tanya Tom dengan nada yang mengisyaratkan ketidaksukaannya kepada Harry.

Untuk kesekian kalinya Draco menghela nafas panjang, menghubungi ayahnya dan memberitahukan kalau Harry akan ikut dengannya adalah ide yang buruk, ia sudah tahu akan hal itu dan Blaise pun juga telah mengatakan hal yang sama, namun ia tidak in gin menutupi sesuatu dari ayahnya sehingga Draco memutuskan untuk menghubungi Tom via cermin dua arah.

Dan apa yang Draco pikirkan benar-benar menjadi kenyataan, Tom menganggap kalau mengajak Harry adalah hal yang buruk, dan ia menentang akan hal itu. Draco sendiri hanya menanggapinya dengan kepala dingin, tidak tahu harus mengatakan apabilah hal ini sudah menyangkut akan ayahnya dan Harry. Bagaimanapun juga baik Tom dan Harry akan selalu membenci satu sama lain meskipun keduanya berada pada pihak yang sama, mereka bisa mentolerir kehadiran yang lainnya hanya karena ini semua demi Draco.

"Aku sudah memikirkannya, ayah, dan aku rasa tidak ada salahnya bila Harry ikut denganku." Balas Draco, ia menyandarkan punggungnya pada bingkai jendela yang ada di menara astronomi. 'Aku tahu kalau semua ini adalah hal yang tidak bijak, kau tidak perlu mengatakannya di depanku.' Tambah Draco dalam hati.

"Misimu kali ini adalah misi yang penting, para Dragonian akan menjadi aliansi kita yang kuat dan aku tidak mau kehadiran Potter membuat konsentrasimu terganggu. Apa kau mengerti dengan maksudku, Draco?" ujar Tom yang setengah memperingatkan putranya.

Draco mengangguk singkat, tidak menyanggah apa yang yang dikatakan oleh ayahnya. Jari telunjuk tangan kanannya membelai bingkai berukiran romano kuno yang menghiasi cermin dua arah yang saat ini ia pegang. Angin malam yang berhembus ke arahnya membuat rambut pirang platinum milik Draco terbelai begitu lembut.

Saat ini ia tengah berada di menara astronomi, sendirian duduk di atas bingkai jendela yang ada di sana. Draco memilih tempat itu karena ia tahu saat ini menara astronomi tengah kosong, dan ia tahu juga kalau tidak ada seorang individu pun yang akan berada di sana pada jam-jam seperti ini, kecuali dirinya tentunya. Untuk itulah Draco memilih menara astronomi untuk berkomunikasi dengan ayahnya melalui cermin dua arah, saat ini ia tidak bisa pergi dan datang begitu saja ke Riddle Manor seperti dulu, Draco sedikit khawatir dengan keadaan Harry bila ia meninggalkannya sendirian di Hogwarts. Dumbledore semakin gencar mencoba membujuk Harry untuk berperang sementara Harry sendiri tidak ingin melakukan itu, hal ini membuat emosi dan mentalnya semakin terpuruk. Yang Draco takutkan adalah bila ia meninggalkan Harry berada di sana sendirian maka keadaan Harry akan lebih bertambah buruk, ia membutuhkan kehadiran Draco untuk memperbaiki keadaannya, untuk itulah Draco memutuskan untuk tidak meninggalkan sisi Harry walaupun itu hanya sesaat. Mungkin Draco tidak tahu pasti apakah ini karena Harry adalah seorang seraphine yang selalu bergantung pada kehadiran mate- nya yaitu dirinya, atau karena Draco sendiri yang merasa takut untuk meninggalkan Harry. Memikirkan hal itu saja sudah bisa membuat Draco sakit kepala, untuk itulah ia berjanji pada dirinya untuk tidak memikirkannya lagi meskipun itu sekecil apapun, tidak peduli apa alasannya Draco akan tetap berada di sana untuk menjaga mate kecilnya itu.

"Aku sangat mengerti dengan hal itu, ayah." Ujar Draco dengan nada pelan, ia mengalihkan pandangannya dari cermin dua arah untuk menatap ke arah langit malam, "Mengajak Harry menemui mereka memang tindakan yang kurang bijak."

"Lalu mengapa kau melakukan itu kalau kau tahu itu langkah yang tidak baik, Draco?" tanya Tom setengah marah kepada putranya.

Draco masih tidak melihat ke arah ayahnya, kedua matanya masih fokus pada pemandangan yang ada di luar jendela besar tempatnya duduk tersebut.

Chasing Liberty (Complete)Where stories live. Discover now