Chapter 24

6.6K 636 11
                                    

Matahari yang bersinar dari ufuk timur telah menampakkan cahayanya di dalam kamar tidur tersebut, membuat ruangan tersebut menjadi sedikit lebih hangat dari sebelumnya, hal ini tentunya membuat sang penghuni kamar yang sedari tadi meringkuk di bawah selimut mulai menampakkan sosoknya, meski tidak sepenuhnya.

Rambut hitam legam, kulit kecoklatan, serta paras yang manis dengan sebuah tanda kecil seperti kilatan petir di keningnya adalah sosok manis dari penghuni ruangan itu. Tubuhnya yang tidak tertutup oleh sehelai benang itu pun tersembunyi dengan nyamannya di balik selimut hangat yang membalut tubuh mungilnya, membentuk sebuah perlindungan bagi sang penghuni dari sapuan sinar sang mentari yang mulai mengintip dari balik awan. Harry menenggelamkan wajahnya pada bantal nyamannya, mencoba untuk bersembunyi dari cahaya matahari yang mulai menyentuh wajahnya. Ia masih mengantuk, aktivitas semalam yang ia lakukan dengan Draco benar-benar menguras tenaganya, apalagi ia berada pada kondisi seperti ini yang memungkinkan dirinya selalu merasa lelah meski pekerjaan yang Harry lakukan tidaklah berat. Kedua kelopak mata Harry masih terpejam dengan erat, menghiraukan apa yang terjadi di luar alam sadarnya.

Sebuah kecupan kecil yang ia rasakan di ujung bibir membuatnya sedikit tersadar dari rasa kantuknya, setengah sadar ia membalas ciuman itu dengan lembut. Harry melingkarkan tangan kanannya pada leher orang yang menciumnya tersebut dan membalasnya, ia tidak merasa takut saat orang asing tersebut menciumnya pada saat kesadarannya belum pulih betul, bahkan ia juga tidak keberatan kalau orang asing yang tengah menciumnya itu melakukan sesuatu pada tubuhnya. Tentu saja Harry tidak khawatir, meski ia belum sadar sepenuhnya namun tubuh dan sihirnya mengenali sosok suami yang juga mate- nya. Layaknya seperti seorang putri tidur dalam dongeng anak-anak dunia muggle, kesadaran Harry pun mulai berangsur-angsur pulih ketika ia mendapatkan sebuah ciuman dari Draco.

"Enggh..." desahnya kecil, lidah nakal itu menjilat bagian bawah bibirnya dan mau tidak mau ia memberikan pintu masuk bagi organ pink tersebut untuk masuk ke dalam mulutnya, menelusuri sudut-sudut bagian dalam dirinya serta mengajak miliknya menari dengan sensual.

Desahan Harry semakin mengeras ketika titik sensitif di dalam mulutnya tersentuh begitu sempurna, seperti orang yang menyentuhnya tersebut mengenalinya baik dari luar maupun dalam. Harry mulai membuka kelopak matanya, memperlihatkan sepasang bola mata emerald yang sangat indah pada dunia. Penglihatanya menangkap sosok sempurna milik pemuda berambut pirang platinum yang saat ini tengah memberinya ciuman intens. Harry merasakan sebuah lengan yang kekar memeluk pinggangnya, Draco menarik tubuh Harry perlahan yang membuat selimut tersebut merosot menutupi tubuh bagian atasnya.

"Selamat pagi Harry." Sapa Draco dengan lembutnya begitu ia melepaskan tautan bibir mereka berdua.

Kedua mata silver kebiruan miliknya menatap Harry dengan lembut, ia bisa melihat rona merah mulai merekah pada kedua pipi Harry yang mulus.

"Dray... i-itu ta-tadi...." Ucap Harry sedikit terbata-bata, otaknya masih mencoba untuk merespon akan apa yang Draco lakukan padanya beberapa saat yang lalu.

Mengecup bibir mungil pasangannya untuk sekali lagi, Draco membiarkan dirinya memberikan senyuman kecil pada Harry. Sebuah ciuman pagi yang sering Draco berikan padanya itu selalu tidak pernah gagal untuk membuat Harry terbata-bata seperti ini, bahkan ekspresinya sekarang pasti kelihatan lucu dengan rona merah yang menghiasi pipinya, dan senyuman kecil dari sang pemuda berambut pirang platinum saja mampu membuat hati Harry berdegup sangat keras. Hari masih terlalu pagi dan Draco sudah berhasil membuatnya berdebar-debar seperti ini, Harry bisa mati kalau setiap hari selalu berjalan seperti sekarang, namun meskipun demikian remaja pemilik mata emerald tersebut mengakui kalau apa yang dilakukan Draco sangat manis.

"Sebuah ciuman selamat pagi untukmu, dan kelihatannya sekarang ini kau sudah sadar sepenuhnya." Jawab Draco dengan entengnya, pemuda itu menggelengkan kepalanya sebelum membujuk Harry supaya terjaga.

Chasing Liberty (Complete)Where stories live. Discover now