Chapter 2

9.9K 982 38
                                    

Draco sama sekali tidak tahu apa yang akan dimainkan oleh ayahnya kali ini, menyuruh Draco untuk selangkah lebih dekat dengan musuh adalah hal yang sangat drastis untuk dilakukan bahkan bila orang itu adalah seorang Dark Lord sendiri. Pemuda itu tidak mengerti harus mengatakan apa, ia tidak mungkin untuk menolak misi yang diberikan namun ia juga tidak ingin dekat apalagi harus berada di Hogwarts. Meskipun ia tidak pernah menginjakkan kaki ke sana, tetapi Draco selalu mempunyai mimpi yang buruk mengenai bangunan tua itu.
Terkadang keputusan yang ada itu lebih sulit dari apa yang dipikirkannya, banyak pilihan yang sama-sama memiliki dampak positif maupun negatif. Hal itu tentunya akan membuat siapa saja akan sulit untuk memustukan pilihan mereka.

Sebagai keputusan terakhirnya saat itu Draco memilih untuk kembali ke kamarnya saja. Belum saja ia beranjak dari tempatnya berdiri, Draco harus memaksakan dirinya memasang ekspresinya sekeras mungkin ketika ia sadar bahwa Lucius Malfoy menatapnya dari tadi. Laki-laki itu berdiri di luar ruangan pertemuan, masih mengenakan jubah pelahap mautnya namun tanpa topeng, kelihatannya dia tengah menunggu Draco untuk keluar dari hadapan Tom. Lucius menatap Draco dengan sangat dingin, seperti tidak mengenalinya dan tidak ingin berbicara dengannya namun ada sesuatu yang mengharuskan Lucius untuk bertemu Draco.

Draco yang tidak ingin berbicara sepatah kata pada Lucius memilih untuk memberikan anggukan singkat dan bersiap-siap meninggalkan tempat itu.

"Draco." tahan Lucius, membuat Draco berhenti di tempatnya berdiri. Pemuda itu menengok dan memandang 'ayah kandung'nya dengan dingin, "Kau tumbuh begitu cepat dalam tahun-tahun belakangan ini. Aku senang saat Dark Lord mengumumkan sang pangeran telah kembali."

Pemuda itu membeku di tempat, membiarkan rasa marah menyelimuti hatinya sebelum dengan paksaan ia tekan sekecil-kecilnya. Tangan kanan Draco yang memegang jubah gaib langka milik mata-mata order tadi mengepal, ia tidak suka dengan nada bicara Lucius. Sudah 15 tahun lamanya Lucius menganggap Draco seolah-olah ia tidak pernah dilahirkan dan kini ia ingin membuat pembicaraan kecil dengan Draco? Apalagi inti dari perkataannya tadi seperti...

"Apa ada yang bisa kubantu?" tanya Draco dengan nada bosan secara tiba-tiba.

Lucius menghela nafas pelan, ia menatap putera termudanya dengan sedih sebelum emosi itu kembali terselubung. Tidak pernah sekalipun ia memikirkan apa akibatnya memberikan Draco kepada Dark Lord, mungkin ini adalah karma yang harus ia terima. Anak balita yang dulu pernah keluar dari rahim Narcissa kini tumbuh menjadi seorang pemuda yang begitu berbahaya dan mempunyai kekuasaan yang sangat luas, bahkan dari berita yang ia dengar mengenai Draco, anak itu berhasil menakhlukkan kawasan penyihir yang ada di Eropa Timur dengan bantuan beberapa temannya setelah Voldemort kembali dua tahun yang lalu.
Draco memang mirip seperti Alex, namun ia juga sangat berbeda dari saudara kembarnya. Lucius tidak bisa membayangkan reaksi keduanya bila mereka bertemu untuk pertama kalinya.

"Aku mendengar tugas yang diberikan Dark Lord padamu." ujar Lucius, naanya begitu dingin dan seperti ia bicara dengan bawahannya, begitu pikir Draco. "Ini sangat bagus, aku yakin kau akan berhasil melaksanakannya. Buatlah bangga nama keluarga Malfoy!"

Draco menggigit bibir bawahnya karena itu namun ia menolak untuk berkomentar, pemuda itu memberikan anggukan singkat kepada Lucius untuk meneruskan apa perkataannya.

"Aku tidak tahu apakah ini tepat kukatakan padamu, Draco, tapi aku senang kau kembali lagi ke Inggris setelah 15 tahun berada di Italia. Semuanya sangat merindukanmu." kata Lucius, "Terutama ibumu, dia sangat merindukanmu."

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?" tanya Draco ogah-ogahan dengan kata-katanya itu.

"Narcissa dan aku mengundangmu untuk mengunjungi manor, kau tidak pernah melangkahkan kaki di sana setelah usiamu satu tahun." jawab Lucius, "Aku tahu kalau kau sangat sibuk dengan misi-misimu yang diberikan oleh Dark Lord serta statusmu saat ini, tapi aku harap besok sore kau dapat mengusahakan untuk mengunjungi kami."

Chasing Liberty (Complete)Where stories live. Discover now