Chapter 9

7.6K 838 5
                                    

Draco menekankan pedangnya semakin ke dalam pada tubuh Sanguini, ia tahu apa yang ditimbulkan oleh pedangnya bila benda keramat itu dialiri oleh sihir serta ditusukkan tepat ke ulu hati seorang penyihir, maka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah mereka akan mati dalam hitungan detik, namun kemungkinan itu bukanlah yang menakutkan, kemungkinan yang kedua dapat dibilang sangat menakutkan, lebih parah daripada tewas. Sihir itu bertindak seperti racun yang akan merambat ke seluruh tubuh mangsanya, menggerogoti sumber sihir dalam tubuh mereka, mereka akan merasakan rasa sakit yang sangat luar biasa, aliran sihir mereka akan terpotong yang mengakibatkan mereka kehilangan sihir mereka, mengubahnya menjadi seorang Squib. Menjadi seorang Squib adalah kemungkinan terburuk yang pernah dialami oleh seorang penyihir.

Vampire itu menggigit bibir bawahnya dengan keras, mencoba untuk menahan rasa sakit yang begitu luar biasa mulai menjalari tubuhnya, ia tidak berani memandang mata Draco karena ia tahu iris yang berwarna keemasan itu tengah memandangnya dengan geram, menyayat-nyayat jiwanya untuk menghukum Sanguini yang telah berani berbicara buruk tentang Harry. Ia tidak butuh Legilimency untuk menebak apa yang tengah dipikirkan Sanguini, Draco cukup membaca ekspresi orang itu saja ia langsung bisa menemukan apa yang tengah dipikirkannya.

"Kau tahu sebuah kalimat kuno yang kerap sekali dibicarakan oleh orang lain namun juga kerap dilupakan oleh mereka yang mengucapkan itu?" tanya Draco dengan lirih, irisnya masih berwarna keemasan itu tidak pernah meninggalkan ekspresi wajah laki-laki yang ada di hadapannya. "Jangan pernah meremehkan lawanmu meski mereka tengah lengah sedikitpun, dan kau telah membuat sebuah kesalahan yang sangat besar dengan meremehkanku seperti itu, membuatmu terpuruk sendiri dalam keadaan ini. Sebenarnya aku tidak ingin membunuhmu saat ini seperti yang kukatakan beberapa bulan yang lalu pada pertemuan terakhir kita, akh... aku ingat sekarang, aku pernah mengatakan kalau aku tidak akan pernah mengampuni nyawamu untuk sekali lagi bila kita bertemu untuk kedua kalinya".

"Lalu, apa yang kaulakukan? Apa kau mendengarkanku? Tidak, kau terlalu sombong mentang-mentang kau adalah seorang Lord serta berusia jauh lebih tua dariku sehingga kau mengabaikan peringatanku. Sebuah perintah yang mampu menyelamatkan nyawamu sendiri." sebuah senyuman sadis muncul di wajah tampan Draco, membuatnya begitu berbahaya.

Sanguini menatap sosok malaikat maut yang ada di hadapannya dengan penuh ketakutan, ia tidak menyangka kalau rencananya itu akan berantakan seperti ini. Ia tidak menyangka kalau Draconis akan dengan mudah memerangkapnya, dan untuk kedua kalinya... ini sangat memalukan!

"Karena kebodohan dan keangkuhanmu sendiri, Sanguini, kau berada dalam masalah yang aku rasa kau sendiri tidak akan mampu lolos dari sini. Pengkhianatanmu terhadap Tristan itu bisa aku maklumi, tapi bekerja untuk Dumbledore sampai kau berani-beraninya mempunyai pikiran kotor tentang Harry itu yang tidak bisa aku maafkan." kata Draco lagi, "Apa yang akan dikatakan oleh Cassandra bila tahu kalau kekasih tercintanya telah menjadi orang yang sama sekali tidak berguna?"

Draco tersenyum puas saat ia melihat ekspresi terkejut dari lawannya itu, ia akan menikmati hal ini dengan senang hati.

"Oh, aku tidak akan lupa dengan tuan putri itu, Sanguini. Aku masih bisa merasakan darahnya saat kau mengorbankan nyawa dari tuan putri untuk menebus pengkhianatanmu itu, kau tahu... seharusnya kau malu pada dirimu sendiri." ujar Draco lirih, ia menggenggam pedangnya dengan erat. "Aku ingin sekali membunuhmu di tempat ini, tapi aku tidak bisa melakukan hal itu karena aku sudah berjanji pada Cassandra untuk mengampuni nyawamu. Tapi kau sudah tahu banyak hal yang sangat vital, dan kurasa aku tidak bisa membiarkanmu lari begitu saja, untung saja aku punya sebuah cara untuk mengatasinya."

Draco mencabut pedangnya dari dada Sanguini dengan cepat, ia mundur ke belakang untuk beberapa langkah dengan tatapan yang masih belum meninggalkan sosok Sanguini. Draco melambaikan tangan kirinya, sebuah bayangan yang sedari tadi berada di bawah pijakannya kini melesat dengan cepat menuju ke arah Sanguini. Bayangan itu tidak memberi kesempatan pada sang vampire untuk bergerak apalagi sampai kabur karena pada saat itu juga sang bayangan langsung menggenggam erat kedua lengan Sanguini dan mengikatnya pada puing-puing bangunan yang ada di sana, membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali.
Apa yang dilakukan Draco pernah ia lakukan pada Tom, dan ia menemukan cara itu lebih efektif untuk melumpuhkan lawannya. Mengendalikan bayangan itu jauh lebih mudah daripada mengendalikan sihir, karena Draco Malfoy tidak terlahir menjadi penyihir normal pada umumnya, ia terlahir menjadi seorang Shadow Mage sehingga ia mempunyai kemampuan untuk mengendalikan bayangan.

Chasing Liberty (Complete)Where stories live. Discover now