Chapter 22

5.6K 666 2
                                    

Riddle Manor's Forest, Little Hanglington

"Hello, Darling ... kita bertemu lagi." Ujar sebuah suara sensual yang membuat Harry ingin muntah. Kehadiran Sanguini selalu membuat Harry tidak nyaman, mengingat vampire itu memiliki obsesi yang tidak sehat terhadap Harry.

Harry tidak mengerti bagaimana semua ini terjadi. Satu jam yang lalu ia dan Draco masih berada di Italia, mereka berdua duduk di bawah sebuah pohon di taman manor Tristan, membicarakan mengenai bayi yang menjadi buah cinta mereka. Namun semuanya berubah tiba-tiba saat Draco menerima panggilan dari Tom kalau Dumbledore menyerang Riddle manor. Tanpa berpikir panjang, Draco memutuskan untuk pergi ke Inggris untuk membantu Tom dan lainnya di sana. Harry tahu kalau Draco dan yang lainnya menginginkannya untuk tinggal di Italia, tapi insting seraphine Harry tidak mengijinkan Draco untuk pergi sendirian, meskipun keadaan Harry saat ini begitu rapuh. Anggap saja ini adalah keegoisan di pihak Harry, tapi Harry yang terkenal begitu keras kepala akhirnya membuat Draco membawanya ikut serta.

Remaja yang tengah hamil itu memeluk perutnya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya mengacungkan tongkat sihir kepada Sanguini. Ia tidak ingin membuat bayinya dalam bahaya, ia sangat tahu kalau Sanguini mengetahui dirinya tengah hamil dengan bayi Draco maka vampire itu tidak segan-segan akan membunuh bayinya, hal itu tentu saja tidak bisa Harry biarkan. Apapun yang terjadi ia akan melindungi bayi mereka.

Sanguini mengambil beberapa langkah ke depan yang secara otomatis membuat Harry mundur. Vampire itu menjilat bibirnya ketika melihat kedua pasang mata emerald milik Harry berkilat penuh amarah di sana.

"Begitu feisty, membuatku begitu tergoda. Aku sarankan lebih baik kau menyerah, Harry, aku tidak ingin melukai wajahmu yang manis apalagi tubuhmu. Pihakmu akan kalah dalam pertempurang ini, dan aku ingin kau berada di sampingku untuk melihatnya." Suara yang penuh keangkuhan itu membuat Harry ingin meng-avada kedavra Sanguini. "Dimana Malfoy, darling. Dia masih punya hutang padaku, dan malam ini dia akan membayarnya."

Harry tidak menjawabnya, namun kedua mata emerald miliknya mengatakan kalau ia tidak akan membiarkan vampire itu menyentuh mate-nya, kalaupun Harry harus melawan vampire yang membuatnya takut itu maka ia akan melakukannya.

"Sebelum kau melawan Draco, bagaimana kalau kau berduel denganku dulu?" tanya Harry, ia mengendalikan rasa takutnya dan instingnya setuju padanya.

Meski sihir yang Harry gunakan terbatas, ia akan melakukannya.

"Apa yang akan aku dapatkan bila aku menang, Harry?"

Harry benar-benar merasa jijik mendengarkan itu, bahkan dengan mata telanjang saja Harry bisa melihat hasrat serta obsesi yang Sanguini tunjukkan tertuju padanya. Ia tidak boleh kalah.

"Mengapa kau optimis sekali kalau kau akan menang?!" desis Harry, nadanya berganti dengan parseltongue.

"Oh, kau bertanya mengapa? Karena kau ditakdirkan menjadi milikku, Harry."

'Orang ini benar-benar freak.' Pikir Harry.

Harry memejamkan kedua matanya untuk sesaat, ia akan menggunakan sihir seraphine dalam dirinya. Harry sedikit nervous karena itu, ia belum pernah menggunakannya dan pada saat ini masih berada dalam tahap pelepasan. Harry mengingat apa yang Tristan katakan padanya seminggu yang lalu mengenai seraphine.

Seraphine adalah makhluk mystic yang memiliki sihir unik dalam tubuh mereka, seraphine tidak hanya cantik tapi mereka adalah salah satu dari beberapa makhluk sihir yang sangat kuat, dan kekuatan itu bergantung pada diri mereka dan dapat dilihat dari warna sayap mereka.

Harry membayangkan sebuah kotak kecil yang ada di dalam pikirannya, sebuah kotak hitam yang Harry ketahui menyimpan sihir seraphine-nya. Dalam bayangan Harry kotak itu sedikit demi sedikit tutupnya terbuka dan ketika terbuka lebar dari dalam kotak itu keluar sebuah cahaya berwarna emerald yang begitu asing, tapi apapun itu membuat tubuh Harry merasa hangat.

Chasing Liberty (Complete)Where stories live. Discover now