Pesta BBQ dimulai. WOAAAAAAAAAAAHHHH, ada banyak makanan, seafood juga daging!!!
Ternyata disana ada kolam renangnya juga. Nanami menghabiskan waktu di pinggir kolam renang merendam kakinya, Aoi dan Akari memanggang dan Kouhei sibuk menjadi delivery daging untuk Nanami. Nanami memandangi Kouhei dengan tatapan tajam.
Kouhei bertanya, kau tidak suka daging?
Nanami masih menatapnya, kemudian ia mengambil dagingnya dan berterima kasih. Kouhei menatapnya dan berkomentar, Cuek juga bagus, tapi aku suka kalau kau menjadi penurut!
Kouhei berteriak ga jelas dan berdiri, menjatuhkan dirinya ke dalam kolam renang. Nanami protes karena airnya muncrat kemana-mana.
semuanya tertawa melihat tingkah Kouhei.Ruiko datang membawakan wine. Rui sudah mempersiapkannya untuk acara istimewa ini.
Aoi tertawa. Rui memintanya membuka tutup wine. Aoi mengejek karena Rui masih takut membuka tutupnya. Keduanya terlihat sangat akrab dalam percapakan yang tidak penting. Akari memandangi keduanya.
Ia merasa tidak enak dan meneguk minumannya, tentu saja karena dia jadi obat nyamuk diantara 2 couple.Shota sedang di rumahnya, membaca buku. Ia tidak ke rumah sakit hari itu. Ia mendapat pesan dari Kouhei, dan sebuah foto. Kouhei mengatakan kalau sayang sekali Shota tidak bisa ikut hari ini. Lain kali mereka akan main sama-sama.
Shota tentu saja shock melihat Akari ada di pesta BBQ yang ia sama sekali tidak tahu.
Shota menunjukkan wajah antagonisnya yang menggoda. Ia kemudian menelpon Akari. Akari sama sekali tidak mengangkat ponselnya. shota semakin curiga, memang ada yang aneh dengan Akari akhir-akhir ini.
Ia masih berfikir saat mendapat telpon dari rumah sakit. Panggilan mendadak bagi seorang dokter :)Kokone ada di kamarnya saat Kazuha masuk untuk mengambil sampel darah. Kokone heran kenapa bukan shota yang datang, Kazuha mengatakan kalau dr. shota sedang melakuka operasi.
Kazuha tertarik dengan kamus tebal di meja Kokone. Kokone mengatakan itu dari gurunya, pacar dr. Shota. Kazuha tampak terkejut, Kokone menyadarinya, kau tidak tahu kalau dia punya pacar?
Kazuha diam saja dan mencoba mengatasi keterkejutannya. Ia tidak sengaja membalik halaman terakhir buku dan melihat nama 'Serizawa Akari' tertulis dibelakang.
Kazuha terkejut, ia mengingat orang yang menemui Shota juga bermarga Serizawa.Shota baru keluar dari ruang operasi. Kazuha menunggunya disana. Kazuha langsung bertanya, Serizawa Akari, kau memberikan uang pada ayah gadis itu?
Shota terkejut, bagaimana Kazuha bisa tahu tentang Akari dan juga ayahnya.
Shota menatap Kazuha dan tidak mau membahasnya, ia meninggalkan gadis itu.
Kazuha masih saja penasaran dan mengejarnya, Hei, kenapa? Kenapa kau memberinya uang?
Shota paling tidak suka dipaksa dan ia meninggikan suaranya, Bukankah sudah aku katakan?! Itu semua bukan urusanmu! Urus saja masalahmu sendiri!
Kazuha terdiam. Shota meninggalkannya.
(aku kurang suka sama Kazuha, terlalu kepoooo)Akari sedang galau, duduk sendiri sambil memandang lautan luas. Aoi datang menemaninya, membawa semangka.
Keduanya duduk dan saling mengenang masa lalu, dimana mereka sering bersama makan semangka, bertanding siapa yang bisa melempar biji semangka terjauh.
Kenangan yang menyenangkan untuk diingat, tapi kemudian keduanya bertengkar karena masing-masing mengatakan kalau mereka yang selalu menang. Yah, tidak ada yang mau kalah. Kawaiii~Keduanya mengunyah semangka dan tidak menelan bijinya, lalu bertanding meludahkan biji semangka dan Akari menang dengan mudah. Aoi kesal sekali karena ia kalah, Akari bahagia karena terbukti ia yang selalu menang. Keduanya benar-benar menikmati permainan sederhana itu.
Aoi kemudian teringat tadi Akari ingin menanyakan sesuatu padanya, ia bertanya lagi apa itu.
Akari mulai terdiam. Aoi kesal, Kamu gak cocok sekali kalau diam begitu.
Akari hanya tersenyum kecil, kemudian ia mencari kata-kata yang pas untuk bertanya.Akari menarik nafas dan bertanya, Aoi, apa kau ingat surat yang dulu?
Aoi bingung, Surat? Apa maksudmu?
Akari ingin bertanya untuk lebih meyakinkannya, Kau ingat kita melihat kembang api bersama-sama kan? Setelah itu aku memberikan sesuatu di meja mu.
Aoi mencoba mengingatnya, tapi tentu saja tidak ada, Aku rasa tidak ada hal seperti itu.
Akari menahan keterkejutannya. Ia menunduk. Aoi masih bingung, memangnya kau menulis surat?
Akari yang shock atas kebenarannya berkata, jika aku tidak pernah membacanya, lupakan saja.