Chapter 3

23.7K 2.1K 313
                                    

Satu September telah datang. Harry bangun lebih pagi dari biasanya untuk menjalankan 'misi'nya. Membujuk Severus.

"Ayolah, Uncle Sev. Izinkan aku naik Hogwarts Express... Draco saja naik kereta, masa aku tidak?" pinta Harry entah untuk keberapa kalinya minggu ini.

"Itu yang aku takutkan. Bisa-bisa kau kelepasan dan bicara dengan Draco," Severus memakai jubah hitamnya.

"Tidak akan. Aku kan sudah janji. Draco juga.

Please? " Harry melancarkan jurus mautnya, memandang Severus dengan mata memelas. Dia tahu benar kalau Severus lemah dengan mata hijaunya.

Dan sepertinya rencana Harry berhasil. Severus memejamkan mata untuk beberapa menit dan saat dia membukanya kembali, dia menyerah, "baiklah. Asal kau tidak bertindak ceroboh dan tetap berpegang pada skenario. Mengerti?"

Wajah Harry berubah ceria, "sangat mengerti, Uncle Sev!" serunya.

"Kalau begitu siapkan barang-barangmu dan berangkatlah ke King's Cross!"

"Baik!" tak mau menyiakan satu detik pun, Harry melesat ke kamarnya dan kembali turun sambil membawa barang-barangnya. Berikut sebuah sangkar berisi burung hantu seputih salju. Hadiah dari Hagrid untuk ulang tahunnya yang kesebelas. Harry sangat menyukai burung yang dia beri nama Hedwig itu.

Severus mengambil amplop yang menyatakan kalau Harry resmi menjadi murid Hogwarts. Di dalamnya ada selembar tiket untuk naik ke Hogwarts Express. Severus menyerahkannya pada Harry, "kau sudah tahu letak peronnya, kan?"

Harry mengangguk dan menyimpan tiket itu di jaketnya. Dia tidak memakai jubah karena dia akan berbaur dengan para muggle.

"Kalau begitu berangkatlah! Sampai ketemu."

Setelah memberi pelukan singkat untuk Severus, Harry pun segera mengambil bubuk floo untuk menuju ke King's Cross dimana dia akan bergabung dengan murid Hogwarts yang lain. Itu membuat Harry sangat bersemangat.

Harry tak bisa berhenti berdecak kagum melihat seluruh isi stasiun muggle itu. Sangat luas... megah dan indah. Harry mendorong trolinya mencari peron sembilan dan sepuluh. Karena diantara dua peron itulah peron 9 ¾ berada.

"Hai, Harry!"

"Hai, Harry!"

Anak laki-laki berkacamata itu menoleh dan mendapati si kembar Weasley berjalan mendekatinya sambil mendorong troli mereka masing-masing.

"Hai, Fred, George."

"Senang melihatmu disini, bung. Ku pikir kau tidak akan naik kereta," kata Fred, mungkin.

"Aku berhasil membujuk Uncle Sev. Jadi aku bisa naik Hogwarts Express," Harry tak bisa menyembunyikan rasa senangnya.

"Oya, Harry. Tahun ini adik kami Ron juga masuk Hogwarts," kata George, "Mum tidak memberitahu dia apa-apa. Mum bilang keputusan ada padamu, apa kau ingin memberitahunya kalau kau diasuh oleh Snape atau tidak."

"Itu pun kalau kau mau berteman dengannya," sambung Fred.

Harry tersenyum, "mana mungkin aku tidak mau berteman dengannya. Lalu—mana dia?"

"Tuh!" Fred menunjuk sekelompok orang berambut merah yang ada di depan palang perong nomor sembilan.

Mereka bertiga pun mendekat, lalu Fred dan George mendekati seorang wanita yang bertubuh gemuk. Harry segera tahu kalau itu adalah Mrs Molly Weasley.

"Mum, lihat siapa yang datang dengan kami," ujar si kembar dengan suara stereo.

Mrs Weasley menoleh dan dia terkejut melihat Harry di belakang anak kembarnya, "Harry! Oh—akhirnya aku bisa bertemu denganmu, nak," wanita itu maju dan memeluk Harry, "kau mirip sekali ayahmu... dan..."

Here We Are (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang