Chapter 8

19.4K 1.6K 159
                                        

Senandung riang terdengar dari arah kamar Harry, membuat Severus menggelengkan kepalanya pasrah. Setelah menyelesaikan semua PR liburannya, hati Harry sedang terbang ke langit ke tujuh karena dia akan segera berangkat ke Malfoy Manor untuk menghabiskan sisa liburan musim panasnya. Tapi sebelum itu, mereka berdua akan pulang sebentar ke Spinner's End. Hanya sekedar untuk membersihkan rumah, setidaknya menandakan kalau rumah itu masih berpenghuni, meski jarang sekali.

"Dad~ apa nanti aku boleh pinjam beberapa buku ramuan milikmu?" tanya Harry yang baru saja selesai mengepak barangnya dan membawa turun koper kecilnya.

"Apalagi yang mau kau praktekkan dengan Draco?" Severus memandang Harry dengan curiga, "terakhir kali kau meramu dengan Draco, lab Lucius hancur berantakan."

"Tapi kan Uncle Lucius tidak keberatan. Dia bilang kami masih boleh memakai labnya kok," seru Harry, "lagipula kami mau coba ramuan untuk kelas tiga, jadi aku tidak akan membuat kesalahan di kelas Dad lagi."

Severus menghela nafas, "—baiklah. Asal kau janji tidak membuat ramuan yang berada di luar kemampuanmu."

"Aku janji!"

Antara percaya dan tidak, akhirnya Severus tidak melanjutkan topik ini. Dia pun langsung menuju ke perapian, "ayo—kita punya banyak pekerjaan."

Harry mengikuti Severus dan mengambil sejumput bubuk floo, lalu bergantian, mereka pun menuju ke Spinner's End.


Seperti yang sudah dikira, rumah itu penuh debu, mengingat jarang sekali ditempati. Harry terbatuk-batuk saat dia meletakkan kopernya di sofa dan debu langsung berterbangan.

"Rumah ini seperti sudah tidak dihuni puluhan tahun, Dad."

Severus mengeluarkan tongkatnya, "aku bereskan yang disini, kau urus kamarmu sendiri."

"Okay," dan Harry membawa kopernya ke lantai dua dan menuju ke kamarnya. Kamar pertama yang dia miliki. Harry membuka pintu kayu yang dia rindukan itu dan masuk ke dalam kamarnya.

Dia tersenyum melihat keadaan kamarnya. Meski tertutup debu, tapi barang-barangnya tertata rapi. Well—salah satu keunggulan Harry adalah dia tidak pernah mengecewakan siapapun dalam urusan beres membereskan barang.

"Waktunya bekerja," dia menyandarkan kopernya ke dinding, lalu melepas jubahnya hingga dia hanya memakai kaus lengan pendek.

Pertama yang harus dilakukan adalah membuka jendela lebar-lebar, setidaknya udara berganti, lalu melepas seprai, kain penutup tempat tidur dan juga tirai jendela. Lalu Harry membuka lemari pakaiannya, yang sudah menjadi sarang laba-laba.

"Ini bakal jadi kerja keras," Harry pun melanjutkan kesibukannya dan membuat kamarnya kembali bersih dan layak huni...


Hari sudah hampir gelap saat Harry selesai dengan kamarnya, bagian rumah yang lain juga sudah bersih. Memang enak kalau sudah boleh memakai sihir di luar sekolah, semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan mudah. Saat itu Severus masuk ke kamar Harry dan mau tak mau dia kagum juga melihat kamar itu sudah bersih. Bahkan mainan-mainan lama milik Harry kembali tertata rapi.

"Ku rasa sudah cukup kerja keras kita hari ini. Sekarang waktunya makan. Aku akan pesan beberapa makanan dari Three Broomsticks."

Mendadak di kepala Harry melintas ide lain, ""Err—Dad! Apa boleh kalau hari ini kita makan di restoran muggle?"

Severus ragu pada apa yang dia dengar, "restoran muggle? Kenapa mendadak kau ingin ke sana? Ini pertama kalinya."

"Habis—sejak kenal Hermione, aku juga jadi lebih banyak tahu tentang kehidupan muggle. Hermione pernah cerita tentang restoran fast food dan selama ini aku tidak pernah ke sana. Padahal aku 'kan half-blood, sama sepertimu, Dad."

Here We Are (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang