Chapter 7

19.5K 1.7K 212
                                    

Hingga pertengahan bulan Maret, keseharian Harry di sekolah sama sekali tidak mengalami halangan apapun. Meski masih saja ada teka-teki kenapa bekas luka Harry sering terasa sakit, terlebih ketika sedang bertatap muka dengan Profesor Quirell. Harry ingat benar kalau Severus bilang dia tidak boleh berkeliaran sendirian di kastil, setidaknya harus bersama seorang teman. Beruntung bagi Harry, karena Ron dan Hermione selalu setia dan mengikuti kemana pun dia pergi. Jarang sekali Harry sendirian di kastil yang sebesar itu. tapi efek lainnya adalah... Harry harus bertahan dengan sikap egois Draco yang kadang-kadang kumat.

"Jadi minggu ini kau tidak perlu bertemu dengan Profesor Dumbledore untuk memeriksakan kesehatanmu?"

Harry mengangguk, "katanya akhir-akhir ini kesehatanku stabil. Jadi-tak perlu setiap minggu menemuinya." Padahal sebenarnya karena mendadak Severus sibuk entah apa, dan sepertinya hal serupa terjadi pada Lucius.

Harry membaca lagi sekilas essay yang baru saja dia tulis untuk sejarah sihir. Sebagian besar sudah dikoreksi oleh Hermione. Setelah memastikan semua tugasnya beres, dia pun memasukkan buku, pena bulu dan lembaran-lembaran perkamen dalam tasnya. Melihat Hermione yang masih serius dengan buku 'entah apa', Harry beranjak tanpa suara dan menghampiri Ron yang sedang main catur dengan Seamus.

"PRmu sudah selesai, Harry?" tanya Ron yang wajahnya mengisyaratkan kalau dia yakin menang melawan Seamus.

"Baru saja," Harry duduk di kursi dekat dengan meja catur itu dan mengawasi jalannya permainan. Harry tahu kalau Ron itu jago main catur dan itu membuatnya berpikir... siapa yang kira-kira akan menang kalau Draco dan Ron bertanding catur.

Ruang rekreasi Gryffindor mulai sepi saat jam sudah menunjuk ke pukul sepuluh malam. Yang masih ramai bertahan di ruangan bulat itu adalah anak-anak senior kelas lima dan tujuh, karena tahun ini mereka akan mengikuti O.W.L dan N.E.W.T.

Harry dan Ron berpisah dengan Hermione di tangga yang bercabang dua, Hermione menuju ke bagian asrama perempuan setelah mengucapkan selamat tidur pada Harry dan Ron.


Keesokan harinya adalah jadwal latihan Quidditch untuk Gryffindor. Sepertinya Wood makin menggebu untuk memenangkan pertandingan melawan Ravenclaw. Sore itu Harry dan timnya berlatih gila-gilaan, Hermione dan Ron menonton di tribun sampai latihan itu selesai. Nyaris mendekati waktu makan malam, Wood baru membubarkan timnya yang disambut oleh helaan nafas lega dari anggota timnya. Harry meluncur mulus kembali menjejak tanah dan bersama anggota yang lain, menuju ke ruang ganti untuk mandi.

Setelah rapi, Harry pun menghampiri dua sahabatnya yang menunggu sejak tadi.

"Aku harus makan... kalau tidak aku bisa pingsan sungguhan."

Ron tertawa, "resiko jadi Seeker termuda abad ini. Wood pasti lebih memilih memenangkan Piala Quidditch dibanding mendapat nilai O di semua ujiannya."

Hermione memukul pundak Ron dengan buku yang dia bawa, "jangan bicara seperti itu. Apa kau mau kalau Harry sakit?"

Ron meringis kesakitan dan mengusap pundaknya. Lalu trio Gryffindor itu pun menuju ke Aula Besar untuk menikmati makan malam. Usai makan malam, mereka memutuskan untuk kembali ke ruang rekreasi. Mumpung hari ini akhir pekan, Harry berencana untuk tidur lebih cepat. Membayar hutang-hutang tidur dalam seminggu yang makin berantakan jadwalnya. Tapi dia juga mau ngobrol dulu dengan Draco sebentar. Kalau tidak, Malfoy yang satu itu bisa marah besar.

"Kau mau langsung tidur, Harry?" tanya Ron saat melihat Harry langsung menuju ke tangga.

"Tidak, hanya mau mengambil jurnalku saja," dan Harry menuju ke kamar anak kelas satu. Di dalam hanya ada Neville yang sedang memandangi remembrall miliknya yang berwarna merah. Harry menduga kalau Neville sedang berusaha mengingat apa yang dia lupakan. Harry membuka tasnya dan terkejut melihat sampulnya berubah putih. Draco menulis padanya.

Here We Are (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang