Chapter 17

16.6K 1.4K 403
                                    

Ternyata akhir Turnamen ini tak seperti yang diharapkan. Tak ada gegap gempita menyamput kembalinya sang pemenang dari dalam maze. Yang ada justru jerit ngeri dan isak tangis saat Harry kembali dari dalam maze, membawa piala yang menjadi bukti kemenangan, namun selain itu, dia juga membawa pulang tubuh Cedric Diggory yang sudah tidak bernyawa.

Draco berdiri mematung di tempatnya, firasat buruknya sejak tadi terbukti. Sejak melihat ayahnya dan Severus mendadak meninggalkan tempat mereka, Draco tahu ada hal buruk yang akan terjadi. Dan ternyata... apa yang terjadi leboh buruk dari perkiraannya. Sebenarnya ingin sekali Draco berlari dan memeluk Harry yang tampak terguncang dan menangis memeluk jasad Cedric. Tapi dia tidak bisa... belum bisa... Draco mengepalkan tangannya erat sampai terasa sakit. Lalu dia berbaik dan pergi meninggalkan arena. Seperti biasa, Blaise dan Theo setia mengikutinya.

Tanpa komando, ketiganya pun menuju ke tempat tinggal Severus. mereka sudah diberitahu, seandainya ada kejadian gawat, maka tempat itu akan menjadi tempat pertemuan mereka. Tak lama setelah mereka sampai, Hermione dan Ron menyusul. Wajah keduanya tak kalah pucat.

"Bagaimana keadaan di sana?" tanya Draco.

"Kacau," kata Ron, "kami bahkan tidak diizinkan mendekati Harry. terakhir yang aku lihat, Harry dibawa pergi oleh Mad-Eye Moody kembali ke kastil."

"Moody? Kenapa dia? Kemana Dumbledore?" Draco tampak kesal.

"Profesor Dumbledore sedang menangani kekacauan di arena. Karena... Karena hari bilang kalau... Kalau Kau-Tahu-Siapa sudah bangkit kembali."

Mendengar perkataan Hermione, semua terdiam. Blaise dan Theo saling berpandangan. Ada bias ngeri di mata mereka, tapi tetap berusaha untuk tenang. Draco menarik nafas panjang, dia sudah mendapat perkiraan ini dari ayahnya, tapi tetap saja... dia tidak menyangka akan secepat ini.

"Theo-kau harus sangat berhati-hati sekarang. Bukan hal yang mustahil kalau Death Eater akan mulai mencari bibit-bibit baru," kata Draco.

"Dan itu termasuk kau, Draco. Mr Lucius termasuk anggota penting di Inner Circle, pasti 'Dia' juga mengincarmu," Theo memandang Draco.

Blaise, yang termasuk 'golongan aman', menepuk pundak Theo, "yang jelas situasi sudah sangat berbahaya. Lalu sekarang posisi kalian bagaimana?"

"Tergantung keputusan Dad dan Severus. kalau mereka memutuskan untuk bergabung secara penuh dengan Orde, berarti aku dan Mum tidak akan tinggal di Malfoy Manor lagi, dan Theo juga tidak bisa lagi pulang ke rumahnya."

"Cih-siapa yang mau pulang ke tempat seperti itu? Berada di sini lebih baik dari pada rumah yang lebih mirip penjara itu," kata Theo, bersandar di sofa.

Blaise menepuk pundak pemuda itu dua kali, menenangkan.

Hermione dan Ron sempat lupa berkata. Jarang sekali mereka lihat tiga Slytherin itu menampakkan keakraban mereka. tapi dari percakapan barusan, terlihat sekali kalau tiga serangkai itu saling memperhatikan satu sama lain. Dan setelahnya, mereka semua pun diam menunggu sampai Severus kembali.


Sekitar lebih dari satu jam setelahnya, akhirnya Severus kembali bersama Harry. ada juga Sirius dan Remus bersamanya. Tapi begitu melihat teman-temannya di sana, Harry malah langsung berlari menaiki tangga dan langsung masuk ke kamarnya. Ketiga orang dewasa di sana tak bicara apa-apa. Saat itu Draco berdiri dan tanpa bicara dia pun menyusul Harry.

Sampai di depan kamar Harry, dia bisa tahu kalau pintu itu terkunci. Jadilah dia mengetuknya dulu, "-Harry... ini aku... buka pintunya..."

Hening sejenak, lalu Draco mendengar suara kunci terbuka. Draco pun membuka pintu perlahan dan masuk ke dalam kamar di mana Harry duduk di tempat tidur sambil memeluk kedua kakinya. Draco menghampiri dan duduk di sebelah Harry. Dia merangkul pundak pemuda yang tengah menangis dalam diam itu.

Here We Are (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang