Malam itu, langit begitu gelap dan bintang bertaburan di angkasa. Sungguh pemandangan yang luar biasa.
"Indahnya," kata Harry yang duduk di beranda kamar Draco, "Uncle Sev jarang memperbolehkan aku keluar kalau sudah malam sih. Jadi aku cuma bisa lihat bintang dari dalam kamar."
Draco memandang teman barunya itu, "Dad bilang kau tinggal dengan Severus di Hogwarts. Pasti asik sekali, ya?"
Harry mengangguk, "aku paling suka setiap kali upacara awal tahun ajaran. Menonton seleksi para anak baru."
"Tapi September nanti, giliran kita yang diseleksi," Draco bersandar di kursinya, "aku tidak sabar untuk belajar di Hogwarts."
Sejenak mereka diam menikmati angin malam yang berhembus sepoi. Malam ini Severus memenuhi undangan Lucius untuk menginap di Malfoy Manor. Dan karena Draco meminta atau lebih tepatnya memaksa ayah dan ibunya, jadilah malam ini Harry berbagi kamar dengan Draco.
"Aku jadi teringat apa yang dikatakan Dad tadi. Menyebalkan sekali," ujar Draco yang sekarang merapatkan jubahnya.
"Itu kan demi kebaikan kita juga. Toh tiap akhir pekan kita bisa bertemu di tempat Uncle Sev," Harry pun jadi teringat pembicaraan mereka dengan para orang dewasa usai makan malam tadi.
Saat masuk Hogwarts nanti, Draco dan Harry harus bersikap seolah mereka tidak saling mengenal. Apalagi berteman. Mereka harus berpura-pura bermusuhan karena keluarga Malfoy dikenal sebagai penganut Sihir Hitam. Ditambah dengan status Lucius sebagai double-agent, keluarga Malfoy tidak boleh tampak sangat dekat dengan Harry. sebenarnya Harry kesal, tapi ini juga demi kelancaran misi dari Dumbledore.
"Tapi kalau seandainya Kau-Tahu-Siapa benar-benar kembali, pastinya dia akan segera tahu kalau kau diasuh oleh Severus kan?" kata Draco.
Harry menggeleng, "Uncle Sev seorang Occlumens yang handal. Lagipula masalah hak asuhku adalah rahasia besar di kementrian. Hanya dua orang yang tahu. Petugas yang mengesahkan, dan juga Mentri Sihir sendiri."
"Tapi tadi kau bilang si kembar dari keluarga Weasley itu tahu kau diasuh oleh Severus," Draco memandang Harry dengan heran.
"Itu karena keluarga Weasley adalah anggota Orde Phoenix, Uncle Sev sendiri yang mengenalkan aku pada mereka. Uncle Sev selalu melarangku bicara kalau aku diasuh olehnya. Murid Hogwarts tahunya aku diasuh sendiri oleh Profesor Dumbledore. Dan alasan kenapa aku sering bersama dengan Uncle Sev adalah karena aku menderita penyakit," jelas Harry sambil nyengir, "dan sampai sekarang, tidak ada yang tahu aku tinggal bersama Uncle Sev di bawah tanah. Lagipula, siapa sih yang kurang kerjaan malam-malam mendatangi tempat tinggal guru paling killer di Hogwarts."
Draco tertawa mendengar itu.
Harry juga ikut tertawa, "aku butuh waktu dua minggu penuh untuk menghafal skenario ini."
Draco mengangguk-anggukkan kepalanya, "Profesor Dumbledore pasti orang yang sangat hebat dan pintar. Dia selalu berpikir selangkah ke depan."
Anak laki-laki berambut hitam berantakan itu mengangguk setuju.
"Lalu—biasanya kau ngapain saja di Hogwarts kalau Severus sedang mengajar?"
"Biasanya sih di perpustakaan. Kalau tidak ya main dengan Hagrid."
Mata kelabu Draco mengisyaratkan rasa ketertarikan, "Hagrid? Gamekeeper Hogwarts?"
"Ya."
"Mum bilang dia separo raksasa."
Harry mengangguk lagi, "badannya besar. Berlipat kali lebih besar dari manusia normal. Tapi dia sangat baik. Meski... yah... dia cenderung menganggap hippogriff itu lebih lucu dari kucing. Dia pandai membuat teh, tapi kuenya... aku sarankan dimakan dengan mencelupkannya di teh yang sangat panas, baru kau bisa mengunyahnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/79943717-288-k817267.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Here We Are (complete)
FanfictionAuthor Aicchan REPUBLISH PS : Beberapa chap di privat