Here We Are (complete)

Chapter 14

Akhirnya tugas pertama dimulai juga. Di akhir bulan November yang beku seluruh murid baik Hogwarts, Beauxbatons dan Durmstrang, berkumpul di lapangan yang sudah disediakan. Mereka penasaran, apa yang akan dihadapi para Juara hingga membutuhkan tanah lapang berbukit batu yang hampir seluas lapangan Quidditch itu.

Draco, Blaise dan Theo duduk di barisan paling atas. Mereka sempat bertemu pandang dengan Hermione yang ada di barisan terdepan, paling dekat dengan lapangan. Wajah gadis itu pucat. Well—tidak begitu mengherankan kalau kau tahu apa yang akan dihadapi para Juara. Naga.

Ya—satu kata itu membuat Draco, Hermione, Blaise dan Theo membeku sejenak. Saat latihan mereka beberapa hari yang lalu, Harry mendadak mengatakan tentang hal naga ini. Dan dia ingin supaya dia bisa menguasai Mantra Panggil dengan sempurna dalam waktu dua hari.

Draco merapatkan jaketnya, ini benar-benar gila... meski dengan pengamanan macam apa pun, menyuruh murid sekolah melawan naga itu benar-benar hal paling gila yang pernah Draco dengar. Di tribun guru, dia bisa melihat Severus duduk di sebelah Remus, wajahnya tampak tegang. Tapi siapa sih yang tidak tegang kalau tahu anak kesayanganmu akan berhadapan langsung dengan naga dewasa? Remus sendiri tampak tenang, tapi Draco tahu pria itu sama cemasnya dengan Severus. Lalu di sebelah Remus, ada seekor anjing hitam mirip grim. Sirius, yang sebenarnya sudah pulang ke Grimmauld Place, kembali lagi ke Hogwarts setelah tahu apa yang akan dihadapi oleh Harry dalam Turnamen ini. Dumbledore mengizinkannya menonton dengan wujud animagusnya.

Rupanya Profesor Dumbledore juga memanjakan Harry, begitu pikir Draco.

Suara meriam mengejutkan semua orang, lalu suara Ludo Bagman, salah satu juri di Turnamen ini, menggema keras, "babak pertama Turnamen Triwizard akan segera dimulai. Juara pertama yang akan tampil adalah Juara Hogwarts... Cedric Diggory!"

Gema dukungan untuk Cedric menggema di lapangan itu. Seekor naga muncul dari balik bebatuan, mengeluarkan raungan yang membuat bulu kuduk berdiri. Rantai baja melingkar di leher naga itu dan tertambat di sebuah pasak yang pastinya sudah dimantrai dengan segala jenis mantra penguat dan pengikat.

Bagman menjelaskan aturan main dimana para juara diharuskan mengambil sebuah telur emas yang terletak diantara telur-telur naga. Itu makin membuat Draco geleng-geleng kepala.

"Oh—great . Naga biasa saja sudah bahaya, ini malah naga yang baru saja bertelur."

Blaise dan Theo menepuk pundak Draco.

"Tenang saja. Harry pasti bisa. Dia punya senjata rahasia," kata Theo, "lagipula kita juga sudah mengetesnya dan berhasil.

"Kau benar."

Akhirnya trio Slytherin itu menonton dalam diam saat satu persatu juara mulai beraksi. Tak ada satu pun yang mengesankan bagi Draco. Err—okelah kalau Transfigurasi yang dilakukan Cedric dengan mengubah batu menjadi anjing Labrador itu keren, tapi tetap saja tidak istimewa. Si Delacour dari Beauxbatons juga tak melakukan sesuatu yang istimewa. Krum—yeah... hanya satu kata untuk dia dari Draco. Bodoh. Harusnya dia pancing dulu naga itu menjauh dari telur-telurnya, baru kemudian menyerangnya, jadi telur-telur yang asli tidak akan hancur karena naganya mengamuk kesakitan akibat serangan telah ke matanya. Kekuatan tanpa strategi sama saja bohong.

Dan setelah menunggu seabad rasanya, giliran Harry pun tiba juga. kali ini sorakan berisi cemooh dan sama sekali tak ada yang menyerukan dukungan. Harry muncul ke lapangan dan mendadak suasana langsung hening. Mata semua orang di tempat itu teralih pada sisi lapangan yang lain, dimana disana sudah ada seekor naga besar dengan sisik-sisik yang mengerikan. Geramannya membuat tanah seolah bergetar.

Draco menelan ludah paksa saat mengenali jenis naga itu, "Ekor-Berduri Hungaria..." desisnya. Itu salah satu naga terganas yang pernah ada. Ekor naga itu menghantam tanah dan meretakkan batu-batu besar di sekelilingnya. Penonton kembali bising dan kembali berseru-seru heboh.