Chapter 23

14.3K 1.2K 45
                                    

Hingga masuk akhir bulan Februari, kenakalan anak Hogwarts sama sekali belum berkurang, bahkan semakin menjadi-jadi. Sekarang murid-murid kelas tiga pun sudah berani bergabung dengan seniornya untuk mengerjai Umbridge dan bawahannya. Dan kali ini, tetap saja para guru tutup mata akan kelakuan murid-murid mereka.

"Makin lama sekolah ini makin gila," kata Theo saat dia dan dua sobatnya menuju ke kelas Ramuan, "di kelas Ramalan tadi, rasanya aku ingin mengutuk si kodok itu jadi bola kristal."

"Jangan... bisa-bisa yang keluar dari bola kristal penjelmaannya berisi ramalan buruk semua," kata Draco, "tapi... mungkin itu malah membuat Profesor Trelawney senang."

Theo tertawa, "kita jadikan saja hadiah ulang tahun untuknya."

Tak ikut dalam percakapan gila itu, Blaise hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Oi! Draco, Blaise, Theo!"

Tiga Slytherin itu berhenti bersamaan dan menoleh ke belakang, ternyata Harry yang menghampiri mereka.

"Ada apa, Harry? Kau lari seperti dikejar Bloody Baron saja," Draco membenahi letak tasnya.

Harry mengatur nafasnya, "ada yang tertangkap regu insikuitor. Anak kelas tiga Ravenclaw. Fred dan George butuh banyak pengalih perhatian untuk membebaskan 'tawanan' itu."

"Ck... ternyata regu itu bukan lagi kumpulan orang tolol semua," Draco memandang Theo dan Blaise, "aku dan Harry akan mengacau di dekat kantor Umbridge, kalian cari posisi yang strategis lainnya.

"Oke!"

"Kita bertemu di Aula Besar saat makan malam," dan Draco mengikuti Harry untuk menuju ke kantor Umbridge dan membuat kerusuhan. Masing-masing dari mereka mencabut tongkat dan siap untuk membuat onar lagi. Saat itu mereka berpapasan dengan Profesor Sprout, yang tumben-tumbennya ada di dalam kastil.

"Mr Potter, Mr Malfoy, kenapa kalian berdua menggenggam tongkat di koridor?" Tanya kepala asrama Hufflepuff itu.

Harry pun menceritakan alasannya dengan jujur tanpa takut kena detensi. Dan setelah mengetahui alasannya, Profesor Sprout pun merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa biji tumbuhan.

"Apa ini, Profesor?" tanya Harry heran.

"Ini adalah biji kacang polong biasa, tapi..." Profesor Sprout mengetukkan tongkatnya pada biji-biji itu, "kalau sampai menyentuh tanah sedikit saja, ini akan tumbuh dengan luar biasa cepat," dia pun menyerahkan biji-biji itu pada Harry plus dengan segenggam tanah yang dia ambil dari luar sana dengan lambaian tongkatnya, "ingat, sebar dulu tanahnya, baru bijinya."

Harry nyengir dan mengangguk, "terima kasih, Profesor." Dengan itu, Harry dan Draco sudah ada rencana untuk mengacau di kantor Umbridge. Mereka berlari secepat yang mereka bisa dan berhenti di ujung koridor menuju ke kantor si Kodok itu. Setelah memastikan keadaan aman, mereka berdua mendekat ke pintu. Dari sana mereka bisa mendengar suara Umbridge mengancam supaya dua murid yang tertangkap mau mengaku tentang kehebohan di Hogwarts akhir-akhir ini. Tapi untunglah dua murid itu setia pada janji para pengacau dan tak berkata apapun.

Draco memberi isyarat supaya Harry menyebarkan tanah di depan kantor Umbridge dan meletakkan biji-biji kacang itu. Seperti apa yang dikatakan oleh Profesor Sprout, biji kacang itu segera bertunas dan tubuh pesat merambat di pintu dan langsung tumbuh dan merambat dengan cepat.

Draco dan Harry bersembunyi lagi di ujung koridor, dan Draco membuat ledakan di pintu Umbridge, jadi tanaman itu dengan leluasa merambati seluruh penjuru kantor. Dua murid Ravenclaw itu pun menggunakan mantra obliviate di tengah kekacauan kelompok Umbridge untuk menghapus keberadaan mereka di sini lalu kabur secepat yang mereka bisa.

Here We Are (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang