Aku bingung, oke? Entah aku harus memedulikannya atau tidak. Semua orang nampak tidak peduli dengan bayi laki-laki diseberangku ini. Aku bukan hanya bingung dengan semua orang, tapi dengan bayi itu juga. Bukankah bayi seharusnya menangis? Tapi bayi ini malah tertidur dalam diam.
Fokus lis! Sekarang yang harus kau pikirkan adalah apakah kau akan mengambil bayi itu, atau meninggalkannya saja disana sampai seseorang yang peduli sadar. Sebenarnya aku akan lebih memilih meninggalkannya saja, tapi perasaan tak tega sialan ini menolaknya.
"Astaga, bayi siapa ini?" akhirnya ada juga orang yang peduli tapi, bagaimana bisa pramugari ini baru menyadarinya? Padahal dia sudah bolak-balik sekitar tiga kali. Aku tak yakin dia benar-benar peduli.
Pramugari itu mulai meletakkan bayi itu di lengannya dengan sikap berhati-hati yang berlebihan. Benar sekali, aku tak yakin orang ini bermaksud baik. Maksudku, pikirkan saja. Akhir-akhir ini kan ada kasus hilangnya anak bayi dan pelakunya belum ditemukan. Bisa saja kan bahwa orang inilah pelakunya? Tapi tetap saja, aku kan tak bisa asal menuduhnya.
"Maaf sebentar!" aku langsung bangun berdiri dari kursiku sebelum si pramugari membawa bayi itu kebelakang. Aku tak yakin apa yang akan kulakukan ini benar atau salah tapi, persetan! Memangnya sesulit itu memberikan sebuah belas kasihan kecil untuk seorang bayi?!
"Bayi itu... adalah anak kakakku! Dia meninggalkan bayinya disana dan pergi ke toilet sebentar, tapi dia tertinggal" aku memang cemerlang! Aku tak pernah menyangka akan berbohong dengan begini mulus. Pramugari itu terlihat sedikit kaget, tapi karena suaraku tadi lumayan keras sampai menarik perhatian orang, dia merubah ekspresinya dengan sebuah senyuman.
"Oh.. benarkah? Maaf sekali kalau begitu" dia menyerahkan bayi itu kepadaku, yang kuterima dengan enggan.
"Yah.. tak apa. Aku akan meneleponnya nanti" aku mengangkat bahu tidak peduli. Bodoh, setelah ini aku harus apa? Maksudku, apa yang harus kulakukan dengan bayi ini?!
Aku terduduk lemas sambil menggendong bayi itu. Pikirkanlah, apa setelah ini aku memberikannya ke panti saja? Tapi, bayi ini masih punya ibu! Aku sempat melihat seorang wanita meletakkannya disana kemudian pergi keluar lagi. Aku kan tak mungkin tega melakukannya.
Satu-satunya jalan hanya membawanya pulang dulu hari ini, kemudian mulai mencari ibunya. Aku sudah melihat wajahnya sekilas, dengan mata biru dan rambut pirang yang tergerai indah. Nampaknya sulit tapi percayalah, aku bisa menyelesaikannya dalam dua hari.
***
"Tidak bisa dong!" seruku kesal. Bisa-bisanya aku meninggalkan tiket keluarku di kursi pesawat. Kalau begini sih, masalah bayi ini akan terselesaikan setahun lagi!
"Kalau tidak punya tiket keluar, kau tidak bisa keluar! Itu peraturannya" satpam sialan. Sejak kapan sih keluar bandara saja harus ada tiket keluar? Seperti bis saja.
"Sudah kubilang aku punya! Aku tidak tahu kalau tiketnya tertinggal di kursi pesawat!" jujur saja, tanganku sudah gatal untuk menyekiknya saat ini. Tapi nanti bukannya pulang ke rumah, aku malah pulang ke penjara.
"Sudah beribu-ribu orang yang mengaku seperti itu dan ternyata sebenarnya mereka tidak punya. Saya tidak mau dipecat malam ini karena berbelas kasihan" satpam sialan. Tak pernah aku merasa sesial ini hari ini. Padahal aku selalu hoki.
"Apakah bayi ini menunjukkan kalau aku berbohong? Kalau aku tidak cepat-cepat pulang, dia akan mati kelaparan!" aku mengencangkan suaraku. Siapa tahu nanti akan ada orang yang membantuku, orang yang melihatku didalam pesawat.
"Alasan saja! Jangan-jangan kau adalah penculik bayi yang akhir-akhir ini sempat terjadi!" astaga, apa urusannya menuduhku begitu? Masa dia menuduh wanita jujur sepertiku. Memangnya dia mau menuduh setiap wanita yang mendorong kereta bayi kalau mereka pelakunya? Kan bukan aku saja yang punya bayi! Setidaknya, anak ini bukan bayiku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Found The Baby & You
RomanceAlicia Bannet, seorang gadis polos yang tidak mengerti apa-apa, menemukan seorang bayi laki-laki imut didalam pesawat seorang diri! Alicia dapat mengira usia bayi itu baru saja beberapa bulan, tanpa sadar ia merasa kasihan dan tak tega meninggalkann...