"Mom! Kau... sedang apa disini?" aku berbicara sambil memunggunginya. Aku tahu ini tidak sopan tapi, aku harus apa? Bisa-bisa Mom akan benar-benar membunuhku karena membawa bayi orang ke dalam rumah kami. Mom terlalu menyandang nama baik. Selama kami masih menjadi anaknya dia tidak akan membiarkan gosip yang buruk tentang nama kami beredar. Kalau dia marah bukan karena nama baik, dia mungkin akan mengira aku hamil dan baru saja melahirkan anak.
"Aku baru saja kembali dari Indonesia dan berniat mengunjungimu sebentar, kenapa? Kedengarannya kau tak begitu menyukai keberadaanku saat ini" candanya. Untung saja dia belum menyalakan lampunya. Lebih mudah menyembunyikan bayi ini sewaktu keadaan masih gelap.
"Bukan begitu, aku... senang sekali kau akhirnya kembali!" aku tertawa kecil, agar tak membangunkan bayi yang sedang kugendong ini.
"Kalau begitu, peluk ibumu ini dong! Kenapa kau malah memunggungiku begitu?" mampus. Kenapa dia harus meminta sebuah pelukan disaat seperti ini? Apa aku harus bilang kalau badanku bau sekali karena baru kembali dari gym? Well, sebenarnya itu ide yang bagus tapi, Mom selalu tahu kalau aku tak begitu suka pergi ke gym.
"Um.. Mom? Kurasa itu bukan ide yang baik saat ini" kataku akhirnya. Aku berharap Audrey cepat pulang saja. Entah mengapa hari ini aku ingin sekali melihat keparat mata keranjang yang satu itu. Biasanya aku akan menjauhinya dan mandi di kamar tetangga agar dia tidak jahil membuka pintu saat aku mandi. Anak itu memang agak sinting, aku bahkan sampai heran mengapa aku mau sekamar dengannya dulu tapi yah, saat ini aku benar-benar membutuhkan sosoknya.
"Kenapa? Kau benci berpelukan dengan ibumu ini?" suara sedih Mom terdengar di belakangku. Astaga, aku memang anak kurang ajar yang melukai hati ibunya sendiri.
"Bukan begitu, aku---"
"Alicia sayang!!! Aku kembali membawa sosis segar kesukaanmu!" demi semua kesalahanku padanya dulu, aku benar-benar bersumpah akan menciumi kedua pipi Audrey hari ini. Alicia, kau benar-benar beruntung."Si mata keranjang ya?" Mom berbisik di belakangku.
"Ya, kau sudah tahu ya?" jawabku, terkikik sedikit.
"Alice belum pulang ya? Masa lampunya mati begini" aku mendengar suara Audrey di ruangan yang sama denganku dan Mom saat ini. Oke, dia pasti berencana menyalakan lampu sekarang.
"Audrey! Kumohon jangan nyalakan dulu lampunya" kataku dalam kegelapan.
"Kau sudah pulang rupanya. Kenapa aku tak boleh menyalakan lampunya hah?" suara menggoda Audrey yang terdengar menjijikan ditelingaku itu benar-benar membuatku tersiksa.
"Aku... sedang ganti pakaian oke?"
"Bohong. Kau sedari tadi tidak bergerak dan hanya mematung di tempat" benar, aku lupa kalau Mom masih ada disini.
"Mom, bisakah kau keluar sebentar? Ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengan Audrey" pintaku pada Mom. Kalau bukan demi bayi ini, aku tak akan pernah sudi berbicara di ruangan tertutup dengan Audrey.
"Oke" aku mendengar suara langkah kaki Mom dan juga derit pintu yang tertutup. Kurasa sudah aman.
"Audrey, nyalakan lampunya!" aku berputar menghadapnya, siap memberikan kejutan kepadanya.
Saat Audrey sudah menyalakan lampunya, aku baru sadar kalau kamarku sangat berantakan. Kurasa aku akan memarahi Audrey setelah ini. Entah permainan apa yang dia mainkan selama aku pergi dikamarku.
"Apa itu boneka bayi? Aku tak pernah tahu kau suka mainan anak kecil seperti itu" diluar dugaan, dia malah mengatakan kalau ini boneka bayi. Astaga, apa dia sebodoh itu?!
"Bukan! Ini sungguhan!" aku memerhatikan bayi yang sedang kugendong saat ini. Benar sih, bayi ini nampak seperti boneka, membuatku gemas. Apa ibunya nampak seperti boneka juga? Entahlah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Found The Baby & You
RomanceAlicia Bannet, seorang gadis polos yang tidak mengerti apa-apa, menemukan seorang bayi laki-laki imut didalam pesawat seorang diri! Alicia dapat mengira usia bayi itu baru saja beberapa bulan, tanpa sadar ia merasa kasihan dan tak tega meninggalkann...