Pekerjaan Ryan dan Vallerie sudah selesai. Christ juga sudah mengijinkan mereka untuk pulang (entah mengapa dia sudah seperti bos mereka). Bagaimanapun sikap Christ beberapa jam yang lalu, kuharap dia bisa menenangkan dirinya dan well, berpindah kepada orang lain. Sejujurnya aku memang sedikit merasa bersalah. Karena nampaknya, aku telah memberikannya harapan yang cukup tinggi selama dua tahun yang lalu kemudian disaat bertemu lagi, aku menjatuhkan harapan tersebut dari menara big ben (kuharap menara ini cukup tinggi).
Diluar itu, aku merasa senang karena aku bisa terus bersama Darrel. Satu hal yang kucemaskan adalah bagaimana aku harus mengatakannya kepada Mom bahwa aku akan mengadopsi Darrel. Aku yakin dia akan mengeluarkanku dari kartu keluarga. Well, selama ada Ryan dan Darrel aku merasa sudah berkecukupan. Berpikir seperti ini aku jadi teringat mengenai ibunya Darrel. Walaupun Vallerie sudah mengatakan bahwa wanita itu tidak bisa mengingat Darrel dan Ayahnya tidak menginginkannya, hal itu tetap saja membuatku tidak enak. Bukankah setidaknya aku harus mengunjungi mereka?
Aku tidak akan tenang jika mengadopsi Darrel begitu saja tanpa melihat keadaan orang tuanya yang sebenarnya. Mungkin aku bisa meminta alamatnya kepada Vallerie?
"Hei, Vallerie" ucapku segera, mumpung Vallerie sedang berdiri di sampingku sambil meminum kopinya.
"Kenapa?" dia berhenti meminum kopinya.
"Boleh aku meminta alamat orang tua Darrel yang sebenarnya? Aku tidak akan merasa tenang jika mengadopsinya tanpa melihat bagaimana kondisi orang tuanya yang sebenarnya. Jangan khawatir, aku tidak bermaksud menarik hak ku atas Darrel" aku mengeluarkan puppy eyes ku yang kuharap, cukup membuatnya lemah.
Vallerie mengangkat sebelah alisnya "Tentu saja aku bersedia memberikan alamatnya kepadamu kalau kau saja tanpa malu mau mengeluarkan ekspresi aneh itu" dia tertawa kecil. Oke, kurasa aku tidak berhasil mengeluarkan puppy eyes yang sesungguhnya. Tapi setidaknya aku berhasil mendapatkan alamatnya, kan?
Vallerie mengirimkan alamatnya melalui email. Aku tidak menyangka mendapatkannya akan semudah ini. Well, Ryan dan aku akan pulang dalam dua hari. Kuharap aku bisa mengunjungi mereka setibanya disana. Kemudian aku akan mencoba berbicara dengan Mom tentang rencanaku (well, memang bukan rencana lagi, sih) mengadopsi Darrel.
Sekarang yang harus kulakukan adalah menunggu Ryan bersiap-siap pulang, kemudian kita bisa makan malam bersama. Ryan jarang sekali pulang pukul tujuh jadi, ini adalah kesempatan yang bagus untuk akhirnya punya waktu bicara berdua (bertiga dengan Darrel, jika ia bisa berbicara).
Vallerie sudah pulang terlebih dahulu karena dia masih ada urusan lain. Dia juga bilang kalau aku mengalami kesulitan menjaga Darrel, aku bisa menghubunginya dan dia akan datang membantu. Aku sendiri tidak dapat mengira bahwa hari ini benar-benar bukan sebuah mimpi. Maksudku, aku tidak mengira akan bertemu dengan Vallerie yang pada awalnya sangat sulit untuk ditemukan. Kedua, aku tidak mengira bahwa aku bisa menjadi ibu angkat Darrel. Semua kejadian pada hari ini benar-benar tidak pernah kubayangkan.
Ryan yang sudah selesai berganti pakaian, datang dengan senyuman merekah lebar di wajahnya. Aku tidak dapat mengatakan apa-apa selain membalas senyumannya.
"Akhirnya kita punya waktu berdua" dia menghela napasnya lega.
"Bertiga, dengan Darrel" sambungku. Wajahnya menampakkan kekecewaan yang dibuat-buat.
"Oh ya, ada si kecil pengganggu" aku hanya dapat terkikik mendengar kekecewaannya.
"Well, bersyukurlah karena setidaknya kita punya waktu bersama, kan?" aku menggandeng tangan Ryan yang langsung disambut hangat olehnya.
"Tidak biasanya kau menggandeng tanganku" ujung bibirnya tertarik ke belakang. Aku merasakan pipiku memerah.
"Well, tanganku pegal" kataku, cepat-cepat menarik tangannya dan mendorong kereta Darrel dengan tangan kiriku. Baru saja berjalan beberapa langkah, aku teringat bahwa aku tidak tahu dimana Ryan memarkirkan mobilnya dan aku malah seenaknya menarik tangan Ryan tanpa tujuan. Ryan hanya tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Found The Baby & You
RomanceAlicia Bannet, seorang gadis polos yang tidak mengerti apa-apa, menemukan seorang bayi laki-laki imut didalam pesawat seorang diri! Alicia dapat mengira usia bayi itu baru saja beberapa bulan, tanpa sadar ia merasa kasihan dan tak tega meninggalkann...