Ketika semua tak lagi sama

14.4K 406 7
                                    

Keheningan ini mengajarkan bahwa setiap kehidupan butuh perjuangan. Di sini dengan kesendirianku, aku memahami bahwa kehidupan kita akan jauh lebih berarti dengan kita bisa mengisi hari hari penuh tawa bersama dengan orang yang kita kasihi. Sejauh ini, aku bertahan pada titik jenuh untuk mencintai seseorang. Tapi tidak ketika bertemu denganmu....

"ada pasien baru di kamar cempaka 5 yang sepertinya butuh konseling khusus denganmu ta!"

"ada lagi?!"ujar ku. "Iya regita...!" ucap doni kawan sekerjaku. "Tadi dr. Anto bilang ke aku untuk memberitahu bahwa ada pasien khusus konseling di kamar cempaka 5, katanya sih laki laki, tampan lho, siapa tahu kau bisa tertarik dengan ceritanya!"cerita doni. "Hhuuhhh baiklah...kita lihat seperti apa pasien dr. Anto kali ini" ucapku malas.

"Ta...."panggil doni. "Yupss...ada apa don?" tanyaku pada laki laki yang senyumnya manis ini. "hati hati, awas jangan sampai kau tertarik pada pasien satu ini, ingat masih ada aku yang menunggu jawaban cintamu" kata Doni dengan mengerlingkan mata kanan nya.

Aku berlalu begitu saja, sambil mengingat bagaimana Doni menyatakan perasaannya padaku tiga hari yang lalu. "aku sayang padamu ta" ucap Doni lirih. "heiii don, aku ini lebih tua 2 tahun darimu, masih banyak gadis manis dan menawan di luar sana yang bisa kau jadikan kekasih, aku ini sudah tidak kepikiran untuk pacaran, yang aku mau laki laki mapan yang bisa langsung menikah denganku, tapi bukan kamu. Kamu adik yang baik juga rekan kerja idaman setiap perawat di rumah sakit ini" ujar ku tak menghiraukan raut mukanya.

Sambil tersenyum mengingat kejadian itu, aku pun teringat pada nama hansen. Laki laki yang pernah aku kenal dan aku cintai. Tapi Hansen lebih sayang dengan mantan kekasihnya. "hooyyy,,,melamun saja kau!" tegur Pak Budi, driver rumah sakit kami ini. "eh bapak...tidak melamun pak, hanya sedang mengingat sesuatu" ucapku malu. "sudahlah Regita, semua sudah berlalu, biarka Hansen pergi dengan orang yang sama sama berkhianat, aku pun menyesal tidak memberitahumu lebih awal tentang hubungan Hansen dan Rahayu, semua seperti menutup mata dan telinga untukmu, padahal kami tahu, bagaimana perasaan sayangmu dengan dokter tampan itu" kata Pak Budi dengan nada penuh penyesalan. "Bukan kok pak, saya tidak memikirkan dokter itu, saya tahu, dr. Hansen akan lebih bahagia dengan suster Rahayu" ucapku lirih. " saya cuma lagi tidak konsentrasi karena laporan bulanan rumah sakit yang belum selesai dan dari kemarin dr. Anto punya banyak sekali pasien khusus konseling, lelah sekali otak saya ini untuk menyelesaikan semuanya, sementara Bapak tahu sendiri, untuk pasien konseling khusus dr. Anto semua butuh analisa psikologis" kataku. " ah sudahlah Regita, kau pasti bisa, sudah bertahun tahun kau geluti dunia konseling ini, aku yakin kau pasti bisa menyelesaikan semua satu persatu, semangat nona manis"!kata Pak Budi membuatku segera berjalan menuju ruanganku untuk mengambil buku catatan pasien khusus konseling. "baiklah pak, semangat!! Ucapku pada Pak Budi dan beliau juga segera berjalan untuk menyiapkan mobil ambulance yang akan membawa pasien rujuk di kota.

Hanya Ini Yang KuPunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang