9 bulan berlalu

2.1K 83 1
                                    

Manado

04.30...

Momski calling

"Bangun sayang...sudah subuh ini...bangun dan saat teduh dulu...."ucap mama di seberang telepon.

"Hhhuuuaaaammmm...mom....you know what?? What time is it in manado now?"ucapku masih mengantuk.

"Maybe sama..."ucap mama menggodaku.

"Uugghhhh mom...ini masih jam setengah empat pagi, aku baru saja tidur jam 2 tadi. Semalam keenakan jalan jalan di pantai sampai lupa pulang hotel, oohhh ayolah mom...aku masih mau melanjutkan tidurku...if you miss me, wait me back home...ok mom"ucapku

"Ta...mama, papa, Rendy dan semuanya merindukanmu. Bahkan rumah sakit sudah menunggumu untuk kau urus, pulanglah nak....sudah 9 bulan lebih kau terus keliling indonesia, tak bosankah kau dengan indonesia? Bagaimana kalau kita sekeluarga liburan ke Jepang?"tanya mama.

"Mom...indonesia masih begitu banyak tempat yang harus aku datangi. Negara kita ini indah sekali. Harusnya mama ikut aku melihat setiap pemandangan di seluruh indonesia. Tentang kepulanganku....eeuummmbbbb....

Aku menghela nafas begitu panjang. Sampai tak menyadari bahwa mama menunggu jawabanku.

"Ta...semua sudah berlalu nak...kamu harus kembali ke kehidupan real mu. Semua sudah membaik. Tidak rindukah kau pada berondongmu? Yonathan? Dia sangat merindukanmu. Usahanya sudah mulai berjalan. Dia menolak ajakan papa untuk bekerja di rumah sakit selama kamu belum kembali. Pulanglah nak....mama sangat merindukanmu"ucapnya bergetar.

"Mom...aku akan pulang jika memang sudah waktunya aku pulang. Sampaikan rasa rinduku pada semuanya. Papa...Rendy...Eleonora dan dua keponakan unyuku....serta......Yonathan....sampaikan rasa rinduku ini"ucapku menahan tangis.

"Baiklah ta...lanjutkan tidurmu. Jangan kau habiskan semua uang tabunganmu. Simpan untuk yang lebih penting"ucap mama mengingatkan.

"Siapppp bu bos..."ucapku.

Seandainya mama tahu...aku benar benar merindukan kalian semua. Bukan maksudku untuk tidak mau kembali ke kehidupan nyataku. Tapi aku benar benar ingin sendiri. Tanpa siapapun sampai aku yakin bahwa aku memang bisa kembali menapaki kota kesayanganku itu.

Papa...aku merindukan sosok tegasnya, sosok pelindung, sosok setia, sosok ambisi dan mama...aku merindukan cerewetnya, ke kepo annya, pelukannya. Rendy...aku merindukan diskusi diskusi konyol kita yang entah mengarah kemana.

Eleonora...bule manja yang sok bisa, tapi aku kagum dengan caranya menghadapi keluarga kami yang kaku dan kolot serta kedua ponakanku....uuuggghhh...aunty mu ini sangat merindukan kalian. Tangisan kalian, berantemnya kalian, canda kalian dan cara kalian berbicara sangatlah polos dan lugu.

Yonathan....hufhttt....aku merindukan senyumnya, tengilnya, songong nya, manjanya, iseng nya dan pelukannya. Aku merindukan dia. Tidak seperti sebelum sebelumnya. Aku sangat merindukan Yonathan. Laki laki muda yang penuh hasrat, optimis dan percaya diri yang begitu tinggi. Yah...aku merindukannya...sangat merindukannya.....

Doni....aku juga merindukannya. Caranya merindukanku, caranya menyakitiku, ambisinya, pelukannya, ciumannya, hasratnya, bahkan cara dia menyayangiku. Aku merindukannya. Sangat merindukannya. Bagaimana pun yang terjadi antara aku dan Doni, aku tetap merindukannya.

Pemandangan indah seperti apapun. Hamparan langit luas di depan mataku pun tak bisa mengubah rasa rinduku pada kalian. Sejauh apapun kakiku melangkah, arah untuk pulang selalu ada di dalam hati. Sejauh apapun hatiku berada, hati ini tahu jalan pulang yang terbaik. Seindah apapun deru ombak menggulung laut, tetap tak mengubah deru hatiku untuk kembali.

Yah...kembali...entah kapan....

Sejak kepergianku menjelajah Indonesia, aku memang tak pernah menggunakan smartphone. Aku hanya memakai HP biasa untuk menelepon dan SMS. Aku meninggalkan semua smartphone ku. Aku berganti nomor telepon. Hanya keluargaku yang bisa menghubungiku. Bahkan Yonathan tak tahu nomor teleponku. Aku betul betul ingin sendiri. Sampai aku siap untuk membuka hati dan siap untuk kembali. Hanya HP cumplung dan Kamera ini yang selalu menemaniku.

Saat ini aku berada di Manado. Seluruh Jawa sudah aku datangi kecuali Jakarta, Bandung, surabaya dan Semarang. Aku tidak suka dengan empat provinsi itu. Entah mengapa. Sumatera sudH semua aku lalui dan sekarang aku sedang menjelajah Sulawesi. Kota pertama yang aku datangi...Manado....tidak ada siapapun di kota ini yang aku kenal. Ada beberapa teman kuliahku di sini, tapi karena HP smartphone ku tidak aku bawa, aku tak bisa mengubungi mereka. Semua kontak mereka di HP canggih itu. Alhasil...aku hanya berusaha kompromi dengan instingku untuk melaju di provinsi ini. Tetapi telepon mama pagi ini membuatku ingin kembali ke kotaku sendiri dan membuatku tetap terjaga sampai pukul 10 pagi ini.

Tiba tiba...

Dddrrttt...

Momski calling...

Hufhffhhttt....cukup lama aku mencoba angkat telepon dari mama dan....

"Yups...Regita's speaking...can i help you madam?"ucapku bergurau.

"Ta...barusan dr. Anto dan Rosa datang ke rumah. Kamu sudah tahu bahwa dr. Anto mengajukan cuti untuk mengurus pernikahannya?"tanya mama

"What??? Dr. Anto mau nikah mom?? Eeuummbbb...bagus lah mom...dengan Rosa?"tanyaku.

"Iya ta...dr. anto akan menikahi Rosa demi Rakha dan cintanya pada Rosa. Dr. Anto ingin kau pulang dan menghadiri pernikahan nya ta...bahkan dr. Anto meminta papamu untuk menjadi walinya di catatan sipil. Kau juga harus tahu bahwa papamu setuju untuk jadi wali dari dr. Anto asalkan kau mau pulang, jadi kalau kau tak pulang, bisa bisa berantakan pernikahan dr. Anto"jelas mama

"What??? Hufhttt...mom ini namanya pemaksaan dong, papa bisa saja kok jadi walinya dr. Anto tanpa harus aku pulang. Hufhttt please mom beritahu lelakimu itu agar tidak sekeras kepala itu, ayolah mom...help me!"pintaku memelas.

"Maaf ta...kali ini mama mendukung ke keras kepalaan papamu. Kalau kamu tak pulang, maka papamu tak akan jadi wali nya dr. Anto ta, jadi tak ada tawar menawar. Minggu depan tepat hari Sabtu kau sudah harus ada di rumah, karena dr. Anto dan Rosa akan menikah hari Minggu"tegas mama..

"Mom...itu tidak ada seminggu, hanya 5 hari dari sekarang. Hufhttt....aku pikirkan dulu deh..."ucapku.

"Baiklah....ini bukan hanya tentangmu tapi tentang masa depan direktur rumah sakit cabang, nama baiknya dan nama baik papamu, ok cantik...i'll wait you back home dear"ucap mama.

"Ok mom...bye mom..."ucapku lirih.

Pulang??? Ini masih terlalu cepat aku untuk pulang...tapi...pulang???

Ddrrrtttt....

Papa calling

"Yes...your daughter's speaking"ucapku.

"Ta...apa mama sudah cerita tentang dr. Anto dan permintaan nya?"tanya papa

"Uuugghhh...iya pap...dan tentang persyaratan papa yang konyol itu...pap....please pap...papa harus tetap jadi wali dr. Anto sekalipun aku tak pulang. Come on pap...aku belum mau pulang"ucapku

"Papa tidak bisa ta...papa mau jadi wali dr. Anto asalkan kau pulang. Ya sudah ta...pikirkan baik baik dan papa tunggu kabarmu..."ucap papa mengakhiri teleponnya.

Hufhttt...aku benar benar menghela nafas yang panjang sekali.
Kubiarkan pikiran pikiran ini terus melayang ke masa masa 9 bulan yang lalu. Saat dengan Doni...penculikan...penusukan...penganiayaan...percobaan pembunuhan...penculikan...bunuh diri...Yonathan...cintanya...mudanya...hufhtttt....semuanya mengacaukan pikiranku. Semuanya mengacaukan hidupku.

Rasanya masih malu untuk menghadapi kawan kawan rumah sakit. Walaupun mereka tahu permasalahannya, tapi rasanya belum siap aku belum siap menghadapi mereka. Apalagi aku sangat yakin, kalau aku pulang, tugas mengurus rumah sakit sudah pasti akan dibebankan padaku. Papa pasti aku menyuruhku segera mengurus rumah sakit. Hufhttt....

Guys....ada lanjutan ceritanya nih....masih inget cerita sebelumnya kan??? Ditunggu vote dan comment nya...

Enjoy reading...
GB....

Hanya Ini Yang KuPunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang