transplantasi

3.3K 87 3
                                    

Regita senang sekali karena ada donor ginjal yang sesuai dengan suaminya. Bahkan menurut dr. Ditto, ginjalnya sangat sesuai. Dari mulai golongan darah, bahkan tingkat kekebalan tubuh mereka pun hampir sama. Entah siapa malaikat itu, yang jelas Regita sangat bersemangat. Masih terbayang bagaimana pertemuan yang terjadi pada siang itu.

"Ta...selamat...suamimu mendapat pendonor yang tepat"ucap dr. Ditto.

"Be...benar dok?"tanya Regita tak percaya.

"Iya ta...benar. Dua hari lagi, kami akan melakukan operasi itu. Silahkan kau urus administrasinya."jawab dr. Ditto melegakan.

"Dok....eeehhhmmm...boleh tahu siapa pendonor nya?"tanya Regita hati hati.

"Tenang ta...bukan papamu. Dia malaikat yang Tuhan kirim untuk suamimu"jawab dr. Ditto.

"Siapa dok?"tanya Regita.

"Maaf ta...saya sudah membuat perjanjian dengannya. Dia yang akan memberi tahu sendiri tentang diri nya".jawab dr. Ditto.

"Baiklah dok...saya akan menunggu. Terimakasih banyak dok."ucap Regita bahagia.

Regita
Calling

"Iya nak... ada apa? Suamimu sadar?"tanya papa antusias.

"Bukan pap...tapi sudah ada pendonor untuk Yonathan. Tapi aku tak tahu siapa dia pap. Operasi akan dilakukan dua hari lagi pap. Minta doanya ya pap..."jawab Regita bahagia.

"Puji Tuhan...pasti ta...pasti doa papa dan mama untuk semuanya. Lalu siapa malaikat itu ta?"tanya papa.

"Aku juga tak tahu, dr. Ditto bilang, si pendonor yang akan menunjukkan dirinya ke kita pap. Kita tunggu saja. Mau diberikan apa ya pap?"tanya Regita.

"Yah...kita lihat saja. Nanti kalau sudah ketemu baru kita tanya mau apa dia dan apa yang dia butuhkan. Untuk balas budi."jawab Robert.

"Baiklah pap...ya sudah...aku sudah tak sabar menunggu hari itu pap..."ucap Regita sambil tersenyum.

"Sabar ta...jangan terlalu bahagia. Masih ada operasi yang harus dihadapi Yonathan"ucap papa.

"Yes sir...keep pray dad...love you"ucap Regita bahagia.

Ahhh...sudah lama robert tak mendengar nada bahagia dari mulut anaknya. Betapa bahagianya dia mendengar suara renyah dari putrinya. Sangat menyenangkan. Terimakasih Tuhan untuk kebahagiaan ini.

Regita segera menghubungi andini, Rendy, bu Rena, suster ana, Romo Yohanes dan bu Santi. Semua berbahagia dengan berita ini. Regita benar benar menunggu hari operasi itu. Dengan langkah ringan dan riang, Regita memasuki ruangan Yonathan.

"Da...uda tahu? Lusa kau akan dioperasi. Kau akan kembali da. Siapa malaikat itu ya da? Kau kenal tidak ya? Kalau nanti aku bertemu dengannya, akan kuberikan apa saja sebagai ucapan terima kasih. Da...bagaimana kabar Briliant y? Nanti kalau kau sudah sehat, kita tengok dia di penjara ya da...kemarin waktu bertemu aku memaki makinya, aku memukulnya. Kasihan dia...da..."ucap Regita

Tanpa disadari, jari jari tangan Yonathan bergerak.

"Ta...haus ta..."ucap Yonathan lirih.

"Uda...."teriak Regita sambil memanggil dokter.

Dr. Anto yang sedang berjaga segera menemui pasiennya dan memang benar Yonathan sudah sadar dari bangunnya. Hal ini akan menambah bagus proses operasi transplantasi karena pasien dalam kondisi sadar.

"Bagus than....tetaplah dalam kondisi stabil, maka operasimu akan semakin mempercepat kesembuhan dan pemulihanmu"ucap dr. Anto.

Regita benar benar bahagia melihat kesadaran suaminya. Dia benar benar bahagia.

Hanya Ini Yang KuPunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang