Bab Dua Belas

15.3K 1.7K 172
                                    


12.

Kirana

Sepertinya aku harus mencoret nama Resha dari 'prospek masa depanku'. Semakin sering bertemu dengannya membuatku semakin melupakan imej Georges Antoni dalam dirinya. Gantengnya sih tetap. Tapi kesan seksinya sama sekali berubah sejak aku mengetahui sifat aslinya. Bukannya tumbuh getar-getar cinta atau bagaimana, aku malah merasa jika aku sedang menjalin pertemanan dengan komedian kawakan.

Semakin mengenalnya juga membuatku paham jika kami sama-sama bukan orang yang pintar untuk menjaga image. Awal-awalnya doang manis, sok-sok perhatian, sok-sok PDKT. Lama-lama, beuh. Muncul juga sifat aslinya. Tapi sifat asli Resha yang kocak dan menyenangkan justru terasa jauh lebih baik dibandingkan sifatnya saat awal-awal kami mengenal dulu. Kalau yang dulu sih, jangan ditanya. Norak abis!

"Mampus gue!" umpat Resha pelan ketika kami sedang berjalan di sekitar ruko yang terletak di bawah apartemenku. Tadi Resha bilang dia baru meliput di sekitar sini dan belum makan sejak siang tadi, jadi dia menyempatkan diri untuk mampir ke bawah. Karena aku sedang baik hati – juga kesepian berada di apartemen sendirian – akhirnya kuiyakan saja ajakannya.

Tiba-tiba Resha meraih tanganku, menyatukan jemariku dengan jemarinya, lalu merapatkan jarak di antara kami.

Aku melotot. "Lo ngap..." "Ssst..."

Resha mengedip-kedipkan mata, memberiku kode semacam diem-aja-ntar-juga-tau. Aku ingin mengabaikan kodenya dan bersikeras untuk menyentak tanganku dari genggamannya, tapi ketika melihat kedipan matanya yang semakin cepat, aku jadi tak tega.

Berjalan di depan kami, seorang perempuan berparas cantik sedang tersenyum salah tingkah pada Resha. Tangannya masih menggandeng laki-laki yang berjalan di sampingnya, namun begitu melihat kami, gandengan itu langsung dilepas.

"Audy..." gumam Resha pelan. Ketika jarak kami dengan perempuan itu sudah dekat, ia kembali melanjutkan, "Apa kabar?"

Audy, cewek yang cantik banget itu, terlihat salah tingkah. "Baik. Kamu gimana?"

Dari tingkah laku Resha dan Audy, jelas sekali mereka berdua mempunyai hubungan spesial di masa lalu. Mungkin mereka adalah mantan pacar. Nggak heran, Audy kan cantik banget. Pasti cowok-cowok model Resha begini demen sama yang bening-bening macam Audy.

"Baik juga," jawab Resha. Resha terlihat biasa-biasa saja, padahal cewek yang ada di depan kami ini kelihatan sekali sudah salah tingkah. Jeda sejenak sebelum akhirnya Resha mengucapkan, "Kita duluan, ya."

Audy mengangguk sekilas. Resha, dengan gerakan sangat tenang, menggandengku menjauh dari pasangan cantik dan ganteng itu. Ketika Audy dan pacarnya sudah tidak terlihat lagi, baru Resha melepaskan tanganku.

"Mantan lo?" tebakku langsung.

"Iya," jawab Resha, lalu nyengir bersalah. "Sori ya, gue jadi langsung gandeng tangan lo tadi. Malu banget gue, dia bawa cowok baru, masa gue kagak."

"Yeee... Manfaatin gue dong lo," cibirku, lalu teringat dengan ekspresi salah tingkah Audy tadi yang terlihat ganjil. Ingin menuntaskan rasa penasaran, akhirnya aku berkata, "Tapi kayaknya dia masih rada gimana gitu sama lo tadi."

"Wajar, orang gue yang mutusin," jawab Resha, kelewat tenang. "Selingkuh."

Aku terbelalak. "Serius lo?"

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang