[[ COWOK SONGONG ]]

483 32 3
                                        

Tiiin...

Aku yang sedang berjalan memasuki gerbang sekolah pun berjingkak kaget, karena terdengar bunyi klakson motor yang melewatiku.

Aku pun langsung melihat nomer plat motornya.
    
CONGONG!
    
AH! RESE!
    
"LO! Argh.. Gak bisa naik motor apa! Gue yang jalan dipinggir diklaksonin. Nah yang ditengah? Mau lo apa sih HAH!" maki aku dengan nada penuh rasa dendam.

Pagi-pagi udah cari masalah sama aku saja tuh cowok!
 
"Apa kalian! Tauk gue tuh cantik, tapi gak usah pake liat-liat gue segala!" sungut aku melihat murid-murid SMA Lestari Jaya memperhatikanku dengan pandangan meremehkan.

Aku menghentakkan kakiku dengan kasar memasuki sekolah.

Oh ya, pagi ini aku diantar sama Kak Yezky loh. Dan yang paling membuat aku bahagia adalah Kak Yezky sudah mau mulai tersenyum kepadaku dan mencium keningku.
    
Jarang-jarang kan!

Blam. Sukses, kebahagiaanku pagi ini dirusak oleh congong!

Aku memasuki kelas yang sudah ramai dengan penghuni kelas IPA 1.

Aku melihat Vanes dan Anfa sudah datang dan mereka terlihat sedang mengobrol sesekali tertawa.

Aku menghampiri mereka dengan wajah kutekuk. Karena apa? Karena tuh congong sudah ada di belakang mejaku, dia sedang menggunakan headsetnya.

Kalian pasti tau kan congong itu siapa? Yap, dia adalah Faqih bin congong.

"Eh.. Qilla udah dateng. Selamat pagi Qilla"

"Pagi. Minggir lu Fa, gue mau duduk!"

Aku memasuki mejaku lalu duduk dengan malas.

"Pagi-pagi udah sewot aja! Tambah cantik baru tau rasa lu!"

Aku telungkupkan wajahku di lipatan kedua tanganku yang kutaruh dimeja.

"Kenapa dia Fa?"

Aku mendengar dari suaranya, Vanes bertanya kepada Anfa.

"VAN!"

Aku memukul meja dengan penuh emosi.

"Qilla! Lo pagi-pagi udah buat kuping gue jadi paling bener aja" ucap cowok didepan sana yang kuketahui bernama Oki.

"Bener? Apanya yang bener Ki, yang ada kupingnya makin bodol"

Yati meralat ucapan Oki, sang sekretaris yang kemarin baru dinobatkan.

"Maksud gue itu."

Aku melengos malas.

"Apaan lo?" Vanes bertanya dengan mimik wajahnya heran.

"Gue tukeran tempat duduk sama lo dong, boleh ya? Please"

Aku menempelkan kedua tanganku di depan wajahku.

"Gak mau ah, gue disini udah zona nyaman kaga bisa diubah!"

Vanes menolak permintaanku. SHIT !

Enemy To Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang