Faqih PoV.
Setelah aku pulang dari sekolah, aku langsung pulang kerumah. Kini aku sedang duduk disofa menonton tv yang menayangkan kartun Marsha and the Bear, tapi fikiranku melayang ke 2 tahun silam.
Flash back on.
"Faqih, aku capek tau! Istirahat dulu ya!"
Aku ketawa melihat raut wajahnya yang menurutku sangat menggemaskan.
Aku mengikutinya berjalan kearah bangku.
"Huft.. Capek banget. Gara-gara kamu nih maunya naik semua wahana!"
Kita berdua sedang berada di pasar malam.
"Capek?" tanyaku seraya mengelap keringatnya yang mengalir di pelipisnya.
Dia mengangguk.
"Qilla, kamu tunggu sini ya aku mau beli minuman dulu."
Ya, dia Qilla. Aquella Fricilla Rosby. Pacar pertamaku sekaligus cinta pertamaku.
Aku sangat menyukainya dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dia punya.
Aku berharap dia bersamaku sampai aku menghembuskan nafas terakhir.
Aku berjalan menuju stand penjualan minuman dan makanan. Aku juga membeli 2 set barang untukku dan someone.
Ada kembang gula.
"Bang 2 berapa?"
"Dua puluh ribu dek."
"Makasih bang."
Aku menghabiskan waktu untuk membeli ini semua sekitar setengah jam.
Aku pun berlari menuju princess kesayanganku, takut dia nunggu kelamaan.
"Kelamaan ya nunggunya, maaf deh" aku duduk disampingnya.
Qilla memukulku dengan keras.
"Sakit Qilla, aduh-aduh!"
Kemudian pukulannya pun melemas digantikan isakan tangis.
"Hiks.."
Aku pun terbengong dibuatnya, nangis?.
"Kamu jahat!"
Aku pun langsung memeluknya.
"Kamu jahat!"
Aku pun menenangkannya dengan bisikkan-bisikkan kecil.
"Aku janji gak bakal jahat lagi,"
"Udah ya, aku janji suwer gak bakal jahat lagi."
Qilla pun memukul pudakku, lalu terkekeh.
Lah, ketawa?. Benar-benar aneh pacarku, tapi aku cinta.
"Aku kira kamu ninggalin aku tau! Ntar aku pulang sama siapa?"
"Engga, aku gak bakalan ninggalin kamu"
"Janji!"
"Iya, janji. Nih aku bawa kembang gula, ini makanan dan minumannya"
"Makasih Faqih."
Qilla langsung melahapnya.
Aku memperhatikannya yang lagi asik mengunyah, sudut bibirku terangkat menjadi sebuah lenkungan keatas.
"Faqih, apaan tuh?"
"Mana?"
"Ih, itu kotak yang disebelah kamu!"
Aku melupakan sesuatu deh.
Aku mengambil dua kotak tersebut.
"Ini?" tanyaku.
Qilla mengangguk seraya menyuapkan kembang gula ke mulutnya, "Mau?"
Aku mengangguk.
"Emang buat siapa?"
"Buat doi" jawabku.
"Kamu selingkuh dari aku!"
"Ih engga Qilla, aku gak selingkuh. Doi aku kan cuman satu."
"Satu? Terus kenapa kamu beli dua? Gak salah lagi kan, pasti buat selingkuhannya kamu!"
Aku terkekeh, "Enak aja aku kasih ini semuanya ke doi. Satunya ya buat aku lah. Nih baru satunya buat doiku. Doinya Faqih kan cuma Qilla. Anaknya Bapak Roby Dernanta Gemilang sana Ibu Ross Wandani Gemilang."
Qilla pun menitikkan air matanya kembali.
"Aku sayang kamu. Boleh aku buka gak?"
"Dirumah aja ya."
Qilla mengangguk nurut dan memelukku.
Flash back off.
Aku tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian itu.
Kotak?
Aku langsung melompati sofa dan berlari menuju kamarku.
Kotak-kotak, dimana ya?
Aku membuka dan mencari diseluruh bagian sudut kamarku. Kulihat dibawah kolong kasur dan tara.. Ada sebuah kotak.
Kotak!
Kuambil dari dalam sana yang masih bersih. Sebersih cintaku padamu, eaak.
Aku menatap kotak itu dengan perasaan sakit.
Kubuka pelan-pelan tutupnya. Yaelah ini sih sepatu papah yang aku umpetin.
Dimana ya?! Gudang!
Aku berlari menuju halaman belakang rumah yang terdapat sebuah gudang penyimpanan barang-barang yang tak berguna?
Tapi kotak yang aku beli dipasar malam bersama dia berguna kok? Lupa balikin ke kamar. Kan habis pindahan, barang-barang masih semrawutan.
Aku menemukan kotak yang sama persis yang kubeli di tumpukan-tumpukan kardus.
Aku membersihkannya karena penuh debu. Kubuka perlahan.
Masih sama isinya sebuah kaos, gelang, topi, sepatu, sendok, dan garpu yang seluruhnya terukir nama Qilla.
Aku kira dalamnya berisi orang yang mempunyai nama Qilla?
🄼🄰🄽🅃🄰🄽🄺🅄 🅃🅄🄽🄰🄽🄶🄰🄽🄺🅄
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy To Love [END]
Teen Fiction"Alasan gue cuma satu, yaitu berubah!" Berubah untuk terlihat kuat dihadapan kalian semua, terutama dia. -Qilla. ♥ END ~