[[ KARENA HUJAN, AKU SENANG ]]

361 29 2
                                    

"Lo gak lupa kan sama pertunangan kita seminggu lagi?" lirihku menatap lurus ke Faqih yang terhalang oleh helm yang dipakainya.

Kami sama-sama terdiam sebentar.

"Gue sibuk."

Faqih memundurkan motornya dan berlalu cepat dariku diiringi rintikan hujan yang mengenai tubuh.

Author PoV.

Qilla meratapi kepergian Faqih yang terlihat tak begitu peduli. Memang ini yang bukan diharapkan Qilla, tunangan dengan mantan. Apalagi Qilla baru mengijakkan kaki di bangku sma.

Qilla mulai menangis dibawah hujan yang dengan derasnya mengguyur kotanya.

Rasanya ini sangat menyesakkan dan menyakitkan buat Qilla. Qilla akui dirinya masih mencintai Faqih hingga saat ini, apalagi dia cinta pertamanya.

Tapi, Qilla ga siap dan ga akan pernah mau ditunangkan oleh Faqih sang mantannya karena Qilla takut kalau dirinya akan dikecewakan kedua kalinya, mungkin berkali-kali dengan Faqih.

Qilla pun tak tahu apakah Faqih masih mencintainya? Mengingat kenangan-kenangan kebersamaannya dengan Faqih itu hanya membuat rasa pahit dan sakit dihatinya kian membesar dan melebar. Qilla sangat pusing dengan hal yang namanya perasaan.

Qilla memutuskan berjalan dengan gontai tanpa arah, dirinya tak mungkin pulang kerumahnya dengan keadaan begini. Kini tubuhnya sudah menggigil hebat karena hujan yang terus mengguyur tubuh yang sebenarnya rapuh. Akhirnya Qilla memutuskan untuk ke taman dekat komplek rumahnya. Taman dimana kenangan-kenangan bersama Faqih pernah terukir juga disini.

Flash back on.

Kedua insan sedang asiknya memainkan sepeda. Sang lelaki yang mendorongnya dari belakang dan sang perempuan yang kelihatannya sedang belajar mengendarai sepeda. Kedua keturunan Adam dan Hawa itu tertawa riang satu sama lain.

"Faqiih, jangan lepasin aku yaa" teriak perempuan yang berkisar empat belas tahun.

Lelaki yang bernama Faqih hanya tertawa dibelakangnya dan rupanya dirinya sudah melepas tautan tangannya di belakang sepeda sebelum perempuannya ini berteriak.

Perempuan itu mencoba menengokkan wajahnya yang beberapa kali dirinya takut terjatuh. Ketika menengokkan wajah dan dirinya tak mendapati Faqih yang seharusnya memegangi jok belakangnya kini ketakutan mulai menyerang dirinya. Perempuan itu mulai hilang kendali dan terjadilah kecelakaan kecil yang menyebabkan lutut gadis itu sedikit luka lecet dan berdarah.

"Qillaaa" lelaki yang bernama Faqih langsung menghampiri perempuan yang bernama Qilla tersebut.

Faqih membantu Qilla dan menuntunnya ke sebuah bangku yang terdapat di taman komplek rumah Qilla.

Faqih merawat luka gadisnya dengan lembut dan sesekali meniupi luka gadisnya itu.

Faqih memplester lutut Qilla dengan plesteran bergambar, "Sudah deh, pasti sembuh"

Qilla terkekeh lalu menepuk-nepukkan tangannya pelan ke kepala Faqih, "Kamu ini main tinggal-tinggalin aku aja, jadinya aku jatuh kan. Jangan tinggalin aku lagi ya. Bisa-bisa nanti aku jatuh lagi tapi ga terlihat lukanya, malahan bahaya kan!"

Faqih tersenyum lalu mengangguk pertanda menyetujui ucapan sang gadisnya. Faqih meraih tubuh gadisnya itu dalam pelukannya.

"Faqih janji, ga bakalan ninggalin Qilla lagi"

"Promise?"

"I'm promise"

Flash back off.

Enemy To Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang