Ya Tuhan, bagaimana nasibku.
Mengapa aku harus ditunangkan oleh mantanku, eh maksudnya musuhku .
Aku sedang duduk didepan meja rias.
"Apa bisa, gue ngebatalin acara gila ini?" lirihku.
"Sayang, ada Athur nih kasihan sendirian. Ibu sudah masak nasi goreng, nanti makan bareng sama Athur ya, makan yang banyak. Ibu mau pergi dulu sama Ayah. Oh ya, sekalian ajak Faqih!" teriak ibuku dari lantai bawah.
"Huft.. Iya bu sebentar. Faqih? No bu!" sahutku kembali.
Enak saja aku ajak Faqih makan gratis!.
Aku mematut diriku lagi di cermin.
Siap!
Aku mulai melangkahkan kakiku untuk turun.
Ibu sudah pergi ternyata.
"Morning sayang" sapa kak Arhan.
Aku menarik bangku tepat dihadapan kak Arhan.
"Apaan sih, ngaco deh" aku menimpuk pelan kepala Kak Arhan.
"Oh ya, tumben jemput. Sehat?" lanjutku sambil mengunyah nasi goreng yang sudah tersedia di meja makan.
"Alhamdulillah sehat kalau setiap dekat sama kamu sih. Cielah bahasaku"
Aku tersedak mendengar ujarannya yang seperti itu, "Uhuk.. Uhuk, mih..mihnuhm" aku menerima minuman yang dengan sigap disodorkan oleh kak Arhan.
Glek..glek..glek.
"Khaa! Bener, sehat?!"
"Iya sayang, kalau setiap aku selalu didekatmu aku selalu sehat. Sepertinya kamu adalah oksigen untukku, aku akan mati jika tanpamu Aquella Fricilla Rosby" jawab kak Arhan.
Aku melepas sepasang sendok garpuku, sudah tamatlah nafsu makanku. Aku diam bersedekap dada seraya memperhatikan kak Arhan yang sangat menikmati nasi goreng buatan ibu itu.
"Kenapa gak dimakan?" tanya kak Arhan terlihat bingung.
Aku memutar bola mataku kesal, "Udah GAK NAFSU!"
"Buat aku ya?" tanya kak Arhan lagi.
Aku berdeham, dan berjalan menuju dapur lalu membuka kulkas. Ada asaman mangga. Ck, ngiler dah aku. Aku mengeluarkan mangkuk yang berisi asaman mangga itu dan mencomotnya.
Hemm.. Serasa berada di surga. Tapi siapa yang lagi ngidam ya?
Tak, bruk!
"Eh, apa-apaan sih! Yah... Kok dibuang, kan mubazir" aku menjilati jariku yang masih terasa asamannya.
"Kamu ini, bukannya makan nasi malah makan racun! Ayo berangkat!"
Kak Arhan dengan wajah yang memerah, langsung menarik tanganku.
Bremm..
"PEGANGAN!" teriak kak Arhan yang sedang mengendarai motornya.
Enak banget dia nyuruh-nyuruh! Masih marah gue, kenapa makanan terlezat gue dibuang coba!.
Krunyuk-krunyuk. Haduh lapar lagi, tadi kenapa gak makan nasi aja ya.
"Gara-gara lu sih kak, gue jadi gak nafsu makan. Kan laper!" umpatku.
Lapar lapar lapar gue.
Kok berhenti.
Indo*art.
Mau ngapain lagi nih bocah? Pakai berhenti segala. Kan aku pengen cepat-cepat datang kesekolah dan langsung capcus ke kantin.
"Mau ngapain sih! Bikin tambah bad mood aja deh. Cepetan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy To Love [END]
Teen Fiction"Alasan gue cuma satu, yaitu berubah!" Berubah untuk terlihat kuat dihadapan kalian semua, terutama dia. -Qilla. ♥ END ~