Bagian 1. She is perfectsionist

1.3K 50 1
                                    

Cerita ini dimulai tepat dengan pertemuan Sinka dan Kinal di story ku yang satunya "Tooku ni Itemo"
Kurang lebih 7 tahunan yang lalu.




SINGAPORE




-SHANIA Point of View-

Kini sepenuhnya tanganku gantungkan kepada seseorang yang sangat aku jaga dan sangat aku hargai keberadaannya dikehidupanku, walau terkadang aku memang tak jarang sangat membuatnya naik darah atau bahakan marah dan membuat ia menaikan segala emosi, karena kejahilan dan juga keisengannku.

Oh..iya,namaku Shania Junianatha gadis dengan penuh kebahagian ataupun kepiluan.Dan iya..dia yang kugandeng inia dalah sahabatku tempat kucurahkan segalanya. Hampir tiap hari aku menghabiskan waktu bersamannya Namun saja dia tetap saja tak menggubris segala sesuatu yanga kulakukan kepadanya ,dia itu Beby..bukan bayi ya..tapi memang namanya Beby. Beby Chaesara Anadila aneh memang lupakan..nama aneh itu.

Kami saat ini sedang menuju ke sekolah kami, sekolah setingkat dengan sekolah menengah atas. Kenapa aku bilang setingkat?, karena saat ini memang berada di negara berlogo besar dengan ikan berkepala singa entahlah akupun kurang paham apa itu namanya...yang memiliki nama lain sebutan untuk setingkat SMA di negara kami. Ayah beby seorang pegawai dinas di kantor kedutaan membuat dia harus tinggal dan meningalkan negara asal kami. Dan juga dengan nasib diriku yang selalu mengikuti pekerjaan Mama sebagai seorang photograper majalah kesayangan beberapa produk kecantikan di negara sempit ini.

Sejak SMP kita menjaga pertemanan dan persaudaraan, beby yang selalu jenius di segala bidang pelajaran membuatku betah untuk membuntuti kemana ia melanjutkan arah yang ia tuju. Bagaimana ia tidak jenius coba? Tidak pernah belajar hanya bermain hobinya,namun tetap saja dia bisa mendapat ranking bagus di school dan kalangan pelajar asli warga indonesia yang belajar di gedung klasik ala eropa ini. Wah ternyata,beby yang disiplin waktu ini menghentikan acara gandeng-menggandeng kami. Ini artinya kita memang telah sampai di gerbang sekolah kita, sesegera beby melangkahkan kakinya, kembali menembus gerbang dengan kerumunan tertib siswi-siswi yang lumayan banyak.

Beby cukup populer di kalangan sekolah,membuat aku memicingkan mata saja saat beberapa gadis hadir memarkir masing-masing dirinya untuk mengantri mencuri sapaan beby pagi ini. Seolah beby ini idol populer yang banyak di kagumi fans-fans amatir setiap pagi hingga kadang-kadang tidak akan berhenti saja kalau memang beby hanya dapat cuek dan ketus. Kadang aku menilai sahabatku itu sombong..bagi orang yang mungkin saja baru mengenalnnya.

Kadang-kadang aku iri dengan keopuleran beby di sekolah kami, and..kalian tahu this lah semua yang nguber-nguber si beby adalah para cewek-cewek. b*ch about this memang kita berada di sekolah khusus cewek ini. Beby si jenius, si cute modern dance .. si dingin si sombong tapi aku akuin dia punya sisi maskulin lebih di dirinya. Itu diunjukan seperti saat ini, dia hanya dapat menatapku dengan senyuman miring di lain sisi wajahnya. Menarik sisi pergelangan tanganku, menrik sedikit cepat dilajunya yang sedari tadi konstan sedikit menaikan lajunya.

"Well..look this shanju, you stay with me or-
.
.
Yes Yiphi"

Aku menoleh kepada wajah jayus si beby itu,dia selalu begitu tidak jelas sama sekali. Kulihat yang memang sedari tadi dia memfokuskan pandangannya kearah lembar kertas di depan kelas. Tidak heran dengan pangilan itu, bagai telah mengakar di mulutnya yang cempreng itu. Shanju-Dia selalu mengatakan namaku tidak bermakna dan terlalu bertele-tele hingga dia membuat asal singkatan aneh itu.

Kembali ku tegapkan posisi ku yang sebelumnya ku sedikit berjongkok untuk membuat pola tali di sepatu ku itu, ah tampaknya aku akan kembali dengan orang macam beby again- not again god-udah cukup sekelas sama orang itu. Bayangin sejak SMP kita barengan, dan selalu saja satu kelas.

Bird (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang