Bagian.3 Just Friend?

547 41 2
                                    


Play This Audio




~~~~






Beby point of view

Kini aku menemukannya, menemukan shania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini aku menemukannya, menemukan shania. Kondisinya sangat buruk, dia tampak pucat dan juga dingin. Dia pingsan, segera aku melangkahkan kaki ku lekas kearahnya.

"Shania...shania...minggirlah"

Ku raih tubuh shania yang masih tampak tidak pergerakan, aku pun mengecek lehernya berharap menemukan detakan disana. Masih ada, tapi tampak begitu sangat lirih..sepertinya ini harus cepat ditangani.

Dan apa ini, cairan hangat di paha kirinya ..mengeluarkan darah, cukup panjang untuk ukuran luka. Apakah dia terluka, sekejap namun jelas kilatan di langit malam hujan ini aku melihat memang paha kiri shania robek dan penuh darah.

Kalau seperti ini terus, dia bisa benar-benar hipotermia dan juga kehabisan banyak darah. Tanpa banyak kata, dengan tubuh kecil ku ini aku masih kuat menggendong dia ..ini lah fungsi fisik sehat selama diriku melakukan kegiatan dance.

Ku tarik lenganya dan ku kaitkan erat dileherku melangkahkan kaki menuju tenda sebelum shania benar-benar kehabisan banyak darah.

Kak. Ghaida pula tampak menggendong gaby, dia tampak mendahului langkahku..dan menanyakan kondisi ku sendri.

"Beb..loe kuat?"

Angguk ku yakin, sangat yakin..takkan ku biarkan shania lemah aku terus menggoyangkan pundak ku , agar ia segera sadar.

Tolonglah dia ya tuhan...i love my friend, very...very much..Tampak cahaya dari tenda kami, segera ku meletakan ke tenda yang kuyakini itu tenda miss Jeje setidaknya dia mengganti pakaian shania yang telah basah kuyup dan melakukan tindakan pertama.

"Beby...what happend? oh my god Ghaida you too...!"

Beby meletakan shania berbaring ditenda yang cukup lebar itu, mirip dengan tenda militer. Madam Jessie menangani Gaby yang tampak sama buruknya dengan gadis yang ku sayangi ini . Tuhan tukarkan posisi kami..ku mohon aku sungguh menghawatirkan shania.

Semua tegang, aku rasanya benar-benar lemas...tidak bisa ku bergerak saat ini melihat,orang yang ku sayangi itu terluka.
.
.
.
C'mon...c'mon...ini sudah hampir satu jam, apakah aku perlu menelfon halicopter milik dinas dan menjemput shania. Ku raih saku ku, tidak ada sepertinya aku meninggalkannya saat menggendong shania.

1 jam berlalu...

Madam Jassie telah selesai, sedangkan miss Jeje belum juga keluar. Itu artinya gaby tidak terlalu parah..dan shania memang sungguh... maafkan aku shania, maafkan aku tante,'Ana aku tidak pantas menjaga putri sekaligus sahabat terbaiku.
.
.
Setelah sesaat aku menunggu, miss Jeje pun keluar dari tenda itu. Akupun segera mendekatkan ku kepada dirinya, dan memasang telinga untuk mendengar perkataannya.

Bird (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang