Bagian. 11 Lost

419 30 0
                                    

Beberapa jam setelah shania melakukan pemanasan dengan handuk tergantung di leher, beby menunjukan senyumannya disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa jam setelah shania melakukan pemanasan dengan handuk tergantung di leher, beby menunjukan senyumannya disana. Melirik beberapa keringat yang menetes dari sela kulit wajah shania.

Hari ini adalah hari kedua setelah mereka sampai di tempat pematangan skil dance para pelajar Carolline school. Menari bersama alam secara langsung tentunya memang adalah trik rahasia mereka agar lebih tampak naturally dalam memilah koreografi.

Beby sedikit membungkuk untuk meraih tangan shania, mengangkat bersama genggaman tangan yang mereka kaitkan.

Beby tersenyum merekah disana, bersamaan ia melihat ada seseorang yang baru hadir mendekat kearah mereka shaniapun merubah ekpresinya menjadi mengerutkan dahinya.

"Kak.beby jadi kan ngajarin kita?",tanya Christy datang dengan kedua dayangnya..Cindy dan juga Jinan.

"Well..emang kayaknya aku harus pergi deh beb!", shania memasang tampang merajuknya. Beby menarik nafasnya panjang.

Beby hanya tersenyum sungkan melirik ketiga gadis di hadapannya, karena ulah shania.

"Bukankah shania sudah mengajarkan teknik itu kepada kalian?",beby menggaruk kepalanya sendiri.

"Tapi kak.shania tidak memberikan contoh kepada kami?", balas jinan yang kini mulai meraih lengan milik beby membuat jantung shania yang sembunyi di balik pohon berkisar 10 meteran dari keributan itu menjadi nyut nyutan tak karuan. Baru semalem main bareng, paginya aja melilir ria. Dasar beby rempeyek udang.

"Kak.beby gak keberatan kan kalau kita ajakin ke depan danau?", ujar cindy kini. Shania mulai memancarkan aura hangat kemarahn disana.

"Kenapa kok gak di sini aja kan sepi?", balas beby tanpa berfikiran kotor.

Shania yang mendengarkan langsung mendendang asal batu kerikil di depannya.

Platkkk...

"Adohhh kepala gue, sialan siapa nih yang ngasal lempar lempar batu sialan!".

Tak salah lagi, ini suara khas dari partner trainer shania sendiri siapa lagi kalau bukan Nabilah.

Nabilah hanya memisuh tidak jelas sedangkan shania meringis tanpa suara dan mencoba menyembunyikan dirinya di balik semak semak hijau.

Beby yang melihat kearah nabilah pun langsung heran, dari arah beby memamg tampak jelas shania yang sedang bersembunyi.

Tanpa shania sadari, tidak jauh dari langkahnya terdapat ranting pohon yang tua siap untuk roboh dalam beberpa terpaan angin.

Hampir mirip di film-film beby berlari begitu menyadari itu, dengan sigap ia menarik lengan shania hingga bertepatan dengan robohnya ranting pohon tua yang tidak diragukan lagi besar dan tidak dapat dibayangkan bila saja mengenai tubuh bongsor milik shania itu.

"Dasar jadi orang gak bisa sedikit lebih berhati-hati, itu pohon gede kalau kena kepala kamu?"

Beby memanyunka bibirnya sambil mengomel.

Bird (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang