Bagian 7. Litle Boy

439 33 2
                                    

Kringggg.....kringgggg
Pyar...

Tampak hanya selimut yang telah berserak di lantai, lantai yang terbuat dari marmer namun desaign yang lebih mirip warna coklat kayu. Desaign kamar asri dengan cukup banyak tanamam hias di balik jendela kamar sang nona yang masih pulas dalam tidurnya..tanpa gangguan suara alarm lagi.

Dibalik pintu yang terbuat dari lapisan kaca tebal, hanya tampak pria yang mengacak rambutnya kesal. Pria paruh baya dengan kaca mata yang melekat, jas hitam yang selalu ia kenakan hampir menjadi bagian dari 'style nya sekarang.

Pak.Jo hanya melihat dan menggeleng kelakuan sang nona mudanya, dia merasa kehilangan beby yang ceria semenjak dua tahun lalu setelah dia berhasil lolos dari kritis yang cukup lama. Itulah sebab beby banyak berubah, lebih banyak murung dan mengurung diri..bahkan menutup diri. Malam jadi pagi, Pagi jadi malam...

Pak.jo mengetuk pelan pintu mencoba membangunkan nonanya, "Non.Beby..sudah pukul 9 lewat, tidak kah anda akan melewatkan kelas pagi hari ini?", ucapnya lantang.

Beby masih menggeliat menguap panjang dari balik bantal yang ia pakai untuk mengganjal telinganya.

Perlahan dia melirik pada wekker yang telah hancur dan remuk, langsung dia melompat menuruni kasur mengacak rambutnya. Mencari benda yang akan ia butuhkan kali ini. Phonsel..beby membuka lock phonsel dan melirik jam analog yang ia set dibagian depan latar phonsel cerdas itu.

"Ah...Pak.jo kenapa tidak bangunin dari tadi? aku sudah telat setengah jam nih!", beby mengomel melotot kearah pintu yang dimana pak.jo sang pengawal berdiri.

"Maaf..tapi saya kira'Jason sudah membangunkan anda?", dengus bimbang pak.jo nampak menebak.

"Ahh serah deh..cepet panasin mobil!!", seru beby.. "Oh iya mobil BMW 5 Serries ya pak!!", lanjut beby telah memasuki kamar mandi dengan terburu-buru.

Pak.jo hanya menggeleng.. dia cukup menahan diri untuk menjaga sikapnya, dia menegakan tubuhnya segera menuruti perintah sang nona.

Dihalaman belakang, Jason masih menegakan lehernya..senam dipagi hari ia yakini sangat ampuh untuk menjaga kesehatan tulang dan kulitnya...terlebih kesehatannya. Karena dengan begitu ia akan membuat pekerjaannya mudah.. sebagai seorang bodyguard dia harus tetap kokoh untuk menjaga diri dari serangan orang jahat maupun kriminal.

"Jasoonn!!", panggilan itu membuatnya bergegas menoleh. Dia menunduk seolah menghormati orang yang baru saja.

"Saya pak.jo?", ucap jason tegak.

"Aku ingin kamu yang nganter non'beby kuliah?", perintah pak.jo menepuk pundak tegap sang bodyguard.

"Kok'saya pak?", tanya jason gagu. Sedikit mendengus cukup sebal karena harus melihat wajah menyebalkan beby di pagi hari yang indah ini.

"Ini cukup mudah jasson..daripada harus mencuci seluruh pakaian ku selama seminggu?", tawa pak.jo sedikit mengancam.

"Ah..baiklah pak..siap laksanakan!!",jason menunduk menuju ke tempatnya sebuah ruangan kecil dibalik basement parkiran.

Apartemen dengan puluhan lantai dan ribuan kamar ini, merupakan kepemilikan kakek dari ayah beby. Sehingga mereka cukup leluasa mengawasi beby di cela kota jakarta terlebih sekitaran apartemen ini.

.
.
Beby yang telah dewasa dua tahun kini memasuki lorong apartemen tampak terburu-buru dan sedikit menata ikatan tali rambutnya. Dia segera memasuki mobil ketika pengawal jaket hitam membuka pintu untuknya, beby belum sadar siapa yang mengendarai mobilnya adalah bodyguard barunya.

Jason tampak santai menggumam dalam anggukannya selaras dengan musik yang berputar didalam mobil.
Beby menata buku-bukunya, dia cukup rapi dalam hal ini..seburuk apapun kini, namun dia tetaplah beby yang selalu ranking satu dan jenius.

Bird (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang